Gadis Buta Milik Sang Emir

Rasanya Nandara ingin menghajar Dubes Harmanto sendiri tapi dia tidak mau membuat masalah lagi. Bagaimana bisa, mereka lebih memilih putri sulungnya yang bisa dibilang tidak bernasab karena lahir di luar nikah.

"Daddy mau lakukan apa?" tanya Nandara yang tahu Radhi marah besar pasti.

"Hubungi Diana. Surat pemutusan hubungan keluarga Harmanto dengan Wening. Biarkan saja mereka dengan anak kesayangan! Wening bersama kita!"

"Padahal Wening adalah anak sah dan DNA nya juga anak mereka berdua ...." Nandara benar-benar emosi dan rasanya ingin menggeber mobilnya kencang di jalur lurus untuk melepaskan rasa sesak di dadanya.

"Daddy tahu Wening resmi istri kamu dan mereka tidak punya hak karena sudah ada perjanjian tidak ikut campur rumah tangga kamu tapi ini Daddy buat lebih jelas lagi! Wening tidak ada hubungan apapun dengan keluarga Harmanto dan jika terjadi sesuatu, bukan tanggung jawab Wening!" Radhi langsung menghubungi Diana.

Nandara menoleh ke arah kamar istrinya. Apa segitunya dengan anak pertama? Karena tidak bisa mereka publish jadinya mereka melampiaskan pada Wening? Demi Tuhan, Wening itu anak mereka juga!

"Kamu temani Wening, Boy. Soal balapan Minggu depan ...."

"Aku tetap balapan di Qatar, Daddy. Wening bisa marah kalau aku tidak profesional," potong Nandara tegas.

"Kamu mulai takut istri, Nanda?" goda Radhi.

"Selama hal yang dia komplain memang terbaik buat aku, ya aku tidak masalah. Daddy pun sama kan dengan mommy?" jawab Nandara.

"Touché. Namanya pasangan itu harus saling tahu porsinya bagaimana. Tidak hanya punya kesamaan tapi juga bisa membuat perbedaan diantara kita itu menjadi suatu hal yang saling dukung. Itu ajaran dari Oma Nura kamu. Tahu sendiri kan Opa Alaric seringnya kacau balau dengan hal sepele?" ucap Radhi.

"Dad, Opa Al itu kan memang bucin sama Oma Nura. Katanya, lebih suka melihat Oma Nura marah-marah daripada diam. Lebih horor!" kekeh Nandara.

"Kayaknya itu berlaku di semua pria klan Pratomo deh. Kalau istri sudah diam, harus siaga satu!"

***

Diana terbang dari Qatar keesokan harinya bersama dengan asistennya. Ibu kembar Rasyad dan Rasyid itu tidak habis pikir dengan pola pikir besan Radhi. Diana bisa maklum jika Wening adalah anak angkat jadi dibuang tapi ini bukan! Bagaimana bisa ada orang tua yang lebih memilih anak sulungnya yang tidak bernasab itu?

Note

"Tidak bernasab" dalam konteks hukum Islam merujuk pada anak yang lahir di luar pernikahan yang sah dan tidak memiliki hubungan nasab (keturunan) dengan ayah biologisnya. Nasab, dalam konteks ini, adalah hubungan kekeluargaan berdasarkan garis keturunan yang sah melalui pernikahan. Jadi, anak yang lahir dari hubungan di luar nikah, seperti perzinaan, tidak memiliki hubungan nasab dengan ayah biologisnya.

Berikut poin-poin penting terkait "tidak bernasab":

Nasab dalam Islam: Nasab adalah hubungan kekeluargaan yang didasarkan pada pernikahan yang sah.

Anak Luar Nikah: Anak yang lahir dari hubungan di luar nikah tidak memiliki nasab dengan ayah biologisnya.

Nasab Mengikuti Ibu: Nasab anak luar nikah mengikuti ibunya.

Tidak Ada Hak Waris: Anak luar nikah tidak berhak mendapatkan warisan dari ayah biologisnya.

Tidak Ada Hak Wali: Anak luar nikah juga tidak memiliki hak perwalian dari ayah biologisnya.

Dengan kata lain, "tidak bernasab" dalam konteks ini berarti bahwa hubungan ayah-anak secara hukum Islam tidak berlaku untuk anak yang lahir di luar pernikahan yang sah.

Sumber Google

"Oom, ini kaitannya akan banyak hal lho. Dia itu duta besar untuk Arab Saudi. Masa tidak paham? Anak sulungnya itu meskipun nikah siri pun, tidak ada hak karena bukan nikah resmi. Warisan saja tergantung dari wasiat wajibah. Wasiat Wajibah adalah anak dari pernikahan siri berhak untuk mendapatkan sebagian harta peninggalan ayahnya, yang besarnya ditentukan oleh pengadilan. Mau dibuat sekarang si sulung anak sah, tetap tidak bisa karena catatan sipil tidak mencatatkan siapa nama ayahnya akibat tidak menikah resmi. Hanya nama ibunya yang ada di akta kelahiran kan?" ucap Diana berapi-api. "Soal warisan, Wening lah yang berhak karena dia lahir di pernikahan yang sah!"

"Wening tidak butuh warisan kedua orangtuanya! Dia hanya butuh kasih sayang dan perhatian! Aku memang bisa memberikan kasih sayang tapi sebagai seorang anak, sudah pasti dia menginginkan kasih sayang orang tuanya. Wening menikah denganku dan harta aku lebih banyak dari orangtuanya tapi bukan itu kan yang diminta?" ucap Nandara geram.

"Gue juga tahu duit lu berapa!" sungut Diana sebal. "Jadi Oom Radhi dan Nandara maunya apa?"

"Permintaan tidak ikut campur ke Wening. Jika mereka ada masalah, jangan cari Wening!" jawab Radhi tegas.

***

Ruang Rawat Wening.

Wening termangu saat Charlotte bercerita kenapa kedua orangtuanya tidak datang ke Dubai. Gadis itu hanya bisa terdiam dan tidak tahu harus bagaimana. Charlotte memeluk menantunya dan mengelus lembut punggungnya.

"Wening ...."

"Jadi ... Aku punya kakak?"

"Iya sayang ... Maafkan kami yang juga baru tahu kenapa kedua orang tua kamu seperti itu padamu," jawab Charlotte lirih.

Wening memeluk erat Charlotte. "Seharusnya mereka jujur saja ... Aku tidak akan merepotkan mereka. Jika mereka mau memberikan semua hartanya buat kakak aku, silahkan! Aku bisa cari uang sendiri!"

Charlotte merasakan matanya basah karena tidak menduga kehidupan menantunya penuh dengan luka batin yang entah kapan akan sembuh.

"Ning, kamu tidak usah khawatir. Kamu punya Nanda, punya mommy dan Daddy, punya Nefa ... Keluarga yang menyayangi kamu." Charlotte mencium pipi Wening. "Kamu adalah putri kami, sayang. Kamu adalah wanita kesayangan Nanda. Mommy tahu, sulit menyembuhkan luka itu tapi percayalah, kamu akan bisa melewatinya dengan dukungan kami."

Wening mengangguk. "Setidaknya aku tahu kenapa, mommy jadi aku bisa bersikap."

"Anak mommy, semua orang akan bilang 'tapi itu kedua orang tua kamu' tapi kamu yang tahu mereka bagaimana. Kamu tidak kualat jika kamu tidak mau berhubungan dengan orang tuamu." Charlotte menatap Wening lembut.

"Aku tidak salah kan jika melakukan hal yang sama? Mengacuhkan mereka?" tanya Wening.

"Tidak salah sayang. Hukum sebab akibat, tabur tuai ... Mungkin ini kedengarannya ekstrim tapi cukup tahu mereka orang tuaku. Setelahnya, kamu moving forward, bersama Nanda. Lakukan apa yang kamu sukai, membuat tembikar. Tidak perlu berharap pada manusia yang kita tahu tidak bisa diharapkan. Jadilah Wening yang kuat, Wening yang baik dan Wening yang istimewa. Mommy suka wanita mandiri dan kuat, karena di keluarga kami, hampir semua seperti itu! Jadi Wening, kamu tidak sendirian sekarang. Oke?"

Wening mengangguk. "Bagaimana jika operasi aku gagal?"

"Gagal? Kita jangan menyerah! Gagal, kita operasi lagi. Kamu tidak usah khawatir!" jawab Charlotte tegas. "Mommy harap, saat kamu sudah bisa melihat lagi, tunjukkan pada semua orang, karya-karya kamu. Bukankah kamu mau pameran lima bulan lagi? Show to them how you can stand up with your own feet ( tunjukkan pada mereka bagaimana kamu bisa berdiri diatas kakimu sendiri )! Jangan terlihat lemah, Wening! Semakin kamu lemah, semakin mereka senang! Oke!"

Wening mengangguk. Ya Allah, aku belum pernah mendapatkan wejangan seperti ini dari ibu kandungku. Dulu ada bik Saminah tapi sekarang, aku punya mommy Charlotte. Betapa Allah sayang padaku, meskipun dengan jalan berliku tapi engkau memberikan kesempatan padaku. Mendapatkan keluarga yang tulus sayang padaku.

***

Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss

thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu