NovelToon NovelToon
Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Meninggal dalam kekecewaan, keputusasaan dan penyesalan yang mendalam, ternyata membawa Cassie Night menjalani takdir kehidupannya yang kedua.

Tidak hanya pergi bersama kedua anaknya untuk meninggalkan suami yang tidak setia, Cassie juga bertekad membuat sahabatnya tidak bersinar lagi.

Dalam pelariannya, Cassie bertemu dengan seorang pria yang dikelilingi roh jahat dan aura dingin di sekujur tubuhnya.

Namun, yang tak terduga adalah pria itu sangat terobesesi padanya hingga dia dan kedua anaknya begitu dimanjakan ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Felix, Ampuni Aku!

"Ke mana anak ini? Kenapa handphone-nya tidak bisa dihubungi?" Kening Nyonya Besar Murphy berkerut dalam, jejak kekhawatiran jelas menghiasi wajahnya.

Dia sudah berkali-kali mencoba menghubungi nomor pribadi Felix, bahkan nomor telepon rumahnya juga sudah dihubungi.

Namun, ponsel Felix tidak bisa dijangkau, sedangkan telepon rumah tidak ada yang mengangkatnya.

Nyonya Besar Murphy mengangkat pandangannya dan menatap Edward yang berdiri tak jauh darinya. "Edward, coba kamu cari tahu di mana Felix."

"Baik, Nyonya." Edward menepi sejenak, lalu mulai mengutak-atik ponselnya untuk melacak keberadaan Felix.

Setelah selesai, dia kembali dan menatap Nyonya Besar Murphy sambil berkata, "Nyonya, Tuan Muda ada di rumahnya. Dia tidak keluar sejak pulang dari pemakaman kemarin."

"Kalau ada di rumah, kenapa dia tidak membukakan pintu untuk kita? Handphone-nya tidak bisa dihubungi, telepon rumah juga tidak ada yang menjawabnya." Perasaan khawatir semakin menyelimuti Nyonya Besar Murphy, dia dan Edward sudah lebih dari setengah jam berdiri di depan rumah Felix.

Bukan hanya menghubungi Felix melalui telepon, mereka bahkan hampir menghancurkan bel rumah.

Namun, tidak ada satu pun sosok manusia yang mengindahkan bunyi bel dan membukakan pintu untuk mereka.

"Saya akan bertanya pada Bibi Sun."

Setelah mendapatkan anggukan dari Nyonya Besar Murphy sebagai bentuk persetujuan, Edward kembali menyibukkan diri hanya untuk menghubungi Bibi Sun dan menanyakan keberadaan dan keadaan Felix.

"Tuan, kemarin malam Tuan Muda tidak bisa tidur karena aroma terapi yang biasanya di tempatkan di kamar sudah tidak ada lagi. Kemudian, Tuan Muda meminta saya pergi. Kebetulan, pekerjaan saya juga sudah selesai, jadi saya pulang."

Bibi Sun menerangkan tanpa melebih-lebihkan atau pun menguranginya, semua sesuai dengan yang terjadi kemarin.

"Saya tidak tahu lagi apa yang terjadi pada Tuan Muda, tapi saya pikir Tuan Muda masih ada di rumah." Suara Bibi Sun semakin menghilang, dia merasa bersalah karena meninggalkan Felix sendiriandalam keadaan terpuruk.

Namun, aturannya memang begitu.

Dia dipekerjakan hanya dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, dan hari ini dia diliburkan karena weekend.

Jadi, dia tidak tahu-menahu lagi bagaimana keadaan Felix setelah ditinggalkan kemarin malam.

"Baik, aku tahu." Edward tidak berniat menuntut penjelasan Bibi Sun lebih jauh, dia juga tidak ingin mempersulit wanita paruh baya itu

"Nyonya, kemungkinan Tuan Muda memang ada di rumah."

Nyonya Besar Murphy bisa mendengar percakapan antara Edward dan Bibi Sun barusan, itu membuat dia semakin dihantui oleh perasaan khawatir.

"Cepat, kamu panggil orang untuk membuka pintu ini. Sesuatu mungkin telah terjadi pada Felix."

Tidak menunggu titah kedua, Edward langsung menghubungi bawahannya untuk melaksanakan perintah Nyonya Besar Murphy.

Mereka langsung menerobos masuk begitu pintu berhasil dibuka, kamar tidur Felix adalah tempat pertama yang dituju.

"Astaga ... Felix!" Nyonya Besar Murphy terpekik kaget dengan bola mata membesar saat melihat putranya terkapar di bawah lemari penyimpanan alkoh0l, dia bergegas menghampiri sang putra. "Felix, apa yang terjadi?"

Tubuh Nyonya Besar Murphy menggigil saat melihat ada darah yang telah mengental tidak jauh dari Felix, bahkan tubuh pria itu sudah dingin seolah-olah baru saja dikeluarkan dari peti es.

"Edward, cepat bawa dia ke rumah sakit!"

***

Uhuk, uhuk, uhuk ....

Felix terbatuk, tenggorokannya terasa kering dan perih hingga dia terpaksa membuka matanya yang telah terpejam selama selama berjam-jam.

Melihat kelopak mata putranya bergerak, Nyonya Besar Murphy yang berjaga menghela nafas dan tersenyum lega.

"Felix, bagaimana kabarmu? Apa kamu merrasa tidak nyaman di suatu tempat?" Nyonya Besar Murphy bertanya dengan penuh perhatian, tetapi Felix hanya diam saja dengan tatapan kosong yang tertuju lurus ke atas langit-langit kamar.

"Fekix, orang yang sudah mati tidak bisa dibangkitkan lagi." Nyonya Besar Murphy menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan, dia merasa patah hati melihat keadaan Felix yang sangat memprihatinkan. "Jika Sisie dan anak-anakmu masih hidup, mereka pasti ingin kamu hidup dengan baik."

"Ibu, aku sudah membunuh mereka." Felix memejamkan matanya, mencoba menahan dan menelan kesedihan yang membuat tenggorokannya sakit hingga hatinya terasa sesak. "Hak apa yang aku miliki untuk hidup dengan baik?"

"Nak, kecelakaan mobil itu adalah sebuah kecelakaan. Kamu yang masih hidup, harus hidup dengan baik."

Felix memang bersalah karena membuat Cassie dan anak-anaknya pergi, tapi kecelakaan mobil memang murni kecelakaan.

Jadi, Felix tidak bisa sepenuhnya menanggung dosa sebagai pembunuh istri dan anak-anaknya.

Selain itu, Nyonya Besar Murphy juga tidak bisa menyalahkan Felix terus-menerus, apalagi sang putra dalam keadaan terpuruk.

Itu hanya akan membuat mental Felix semakin down!

"Sudah cukup menghukum dirimu sendiri. Kamu tidak makan dan minum sejak ditinggal Cassie dan anak-anak, tapi terus-menerus mengkonsumsi alkoh0l sampai membuat lambungmu terluka. Kalau ini terus berlanjut ...." Nyonya Besar Murphy terdiam, dia tidak berani melanjutkan kata-katanya karena takut itu akan menjadi kutukan bagi sang putra.

Di dalam hatinya, Felix jelas tahu apa yang akan terjadi jika dia terus seperti ini.

Bagaimanapun, dia yang paling memahami kondisi tubuhnya sendiri.

"Mereka sudah meninggalkanku untuk selamanya, tidak ada gunanya lagi aku hidup."

"Felix ...." Nyonya Besar Murphy yang ingin menasehati Felix lebih jauh lagi memilih bungkam ketika mendengar suara pintu yang dibuka dari luar.

Dia dan Felix sama-sama menoleh ke arah pintu, di mana seorang perawat memasuki ruangan sambil membawa sebuah frame.

Nyonya Besar Murphy dan Felix tidak mengatakan apa-apa, tetapi tatapan mereka jelas menyiratkan tanda tanya mengenai maksud kedatangan perawat itu.

"Tuan Murphy, ini adalah lukisan yang ditinggalkan Nyonya Murphy saat berada di rumah sakit terakhir kali." Perawat itu dengan sopan menyodorkan frame di tangannya kepada Felix sambil berkata lagi. "Lukisannya sangat bagus, jadi saya sengaja menyimpannya untuk dikembalikan kepada Anda."

Felix menerima frame pemberian perawat sambil berkata dengan tulus. "Terimakasih banyak."

Perawat itu hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, kemudian berlalu pergi dari ruang perawatan Felix.

Sementara itu, Felix dan Nyonya Besar Murphy sudah melihat gambar yang terlukis di dalam frame.

Meski hanya punggungnya yang terlihat, Nyonya Besar Murphy jelas mengenali itu sosok Felix. Wanita yang ada di pelukannya adalah Aleena, dia tersenyum angkuh sambil berpose mengangkat dua jarinya.

Jangankan Nyonya Besar Murphy, Felix juga memahami bahwa senyuman dan gaya Aleena adalah bentuk provokasi terhadap orang yang menyaksikan pelukan romantis itu.

"Lihat, jalan9 ini sengaja memprovokasi Sisie!" Nyonya Besar Murphy terpancing emosi, wajahnya merah padam dan giginya terkatup rapat.

Felix tidak mengatakan apa-apa, tetapi rahangnya yang mengeras sudah menjadi saksi bisu atas memuncaknya amarahnya.

"Aleena Clark!" Darah Felix melonjak sampai ke ubun-ubun. "Beraninya kau!"

Tepat pada saat itu, Aleena telah berdiri di depan ruang perawatan Felix dan tidak menyadari adanya atmosfer aneh di dalam sana.

Dia seperti tengah mengantarkan nyawanya sendiri ke tangan Nyonya Besar Murphy dan Felix, keduanya sama-sama memiliki niat membunuh di hati masing-masing.

'Felix benar-benar tidak bisa melupakan aku!' Aleena tersenyum senang. 'Dia masuk rumah sakit setelah aku keluar, bukankah itu untuk menarik perhatianku?'

Berkat dipukuli oleh orang-orang Adam Night, Aleena pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya.

Dia tidak mungkin meninggalkan bekas luka di tubuhnya, atau Felix tidak akan memanjakannya lagi.

'Aku tahu, kemarin dia memarahiku di depan orang-orang hanya untuk menjaga citra dan nama baiknya. Dia mana bisa marah padaku.' Senyuman Aleena semakin lebar dan sarat dengan keangkuhan juga rasa percaya diri. 'Sepertinya aku akan segera menggantikan orang mati itu.'

Aleena membenahi penampilannya, lalu memasuki ruangan Felix dengan melenggak-lenggokkan pinggulnya yang mampu menaklukkan pria mana pun.

"Felix ...." Aleena mendekati Fekix, bahkan dia mengabaikan keberadaan Nyonya Besar Murphy seolah-olah wanita itu tidak ada di sana. "Ada apa denganmu? Kenapa kamu masuk rumah sakit?"

Nafas Felix naik turun, dia berusaha keras mengendalikan emosinya dan mengontrol dirinya agar tidak menjadi pembunuh di tempat terbuka.

"Jalan9, beraninya kau datang ke sini!" Nyonya Besar Murphy menarik tubjb Aleena dengan kasar, lalu menamparnya tanpa ampun.

"Nyonya, ada apa? Kenapa kamu memukulku?" Aleena memasang ekspresi menyedihkan, bahkan sengaja menjatuhkan air mata buayanya untuk mendapatkan simpati dari Felix. "Aku datang karena aku mengkhawatirkan Felix."

Detik selanjutnya, dia menatap Felix dengan wajahnya yang telah basah dan terdapat bekas tangan Nyonya Murphy. "Felix, Sisie sudah tidak ada, biar aku yang menjagamu, oke?"

Aleena segera menghapus air matanya saat berkata dengan cepat. "Tenang saja, aku tidak bermaksud menggantikannya."

Felix diam saja, dia memejamkan matanya hanya untuk memadamkan bara api yang menyala di sana.

Nyonya Besar Murphy yang sudah berapi-api semakin tersulut, dia bertekad akan bertindak jika Felix tidak segera mengeksekusi wanita jalan9 itu.

"Aku hanya ingin berada di sisimu dan menjagamu."

Felix sudah berusaha keras menahan diri, tetapi suara Aleena entah bagaimana semakin lama semakin membangkitkan gayrah membunuhnya hingga menjadi berkobar-kobar.

Nyonya Besar Murphy baru saja hendak mengambil tindakan, ketika Felix sudah lebih dulu bereaksi.

Felix dengan kasar menepis tangan Aleena, lalu berteriak, "Edward!"

Alis Aleena berkerut dalam, dia jelas kebingungan atas sikap dan tindakan Felix.

Jika tidak salah memprediksi, Aleena bisa melihat amarah di wajah Felix.

Kenapa dia marah?

"Tangkap wanita ini untukku! Aku akan mengurusnya setelah keluar dari rumah sakit."

Suara dingin dan aura kejam Felix membuat tubuh Aleena bergetar, dia pun baru menyadari bahwa dirinya tengah dalam bahaya.

"Tidak, jangan!"

Aleena mulai berteriak dan memberontak saat beberapa pria mendekati, bahkan mencengkram kedua tangannya dengan erat.

"Felix. Aku tahu aku salah, maafkan aku."

"Felix ... ampuni aku ...."

1
Intan Marliah
Luar biasa
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: makasih kakak😍😍
total 1 replies
Intan Marliah
capek banget uda sm noveltoon iklannya uda ga ngotak... banyak bangettt
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: huhu sy jg gak bisa berbuat apa2 kak
total 1 replies
zylla
Ini kayaknya ada time skip berapa tahun gitu ya? 🤔
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: skip gimana maksudnya kak
total 1 replies
°RhaiKen™
mamam tuh jal ang..ang..ang.../Curse//Curse//Curse/
°RhaiKen™: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: ang ang ang🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
°RhaiKen™
hillihhhh nyesel kan lu...emang y gess musti ditinggalin dlu baru dah nyadar..bisa kga y w begitu..duh ad yg mau nyulik w kga ni...heii...culik aku dong 🤣🤣🤣
°RhaiKen™: 🤭🤭🤭🤭🤭
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 6 replies
zylla
Gausah ngarep. Udah telat! 🤬
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: wkwk telat banget
total 1 replies
°RhaiKen™
mantappp....siksa z tuh jal ang yah..sebelah bgt aku..
°RhaiKen™: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: Siksa sampe ko'it🤣🤣🤣
total 2 replies
zylla
Eh, masih hidup? 🙄
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: masih dungs
total 1 replies
zylla
Atas dasar apaaaa? 🤬
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Hmm suka sama karakter si ayah 👏
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Ayahnya Cassie ya?
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: iya kak
total 1 replies
°RhaiKen™
emang kurang asin tu org..bisa"nya selingkuhan diajak ke pemakaman 🙄🙄
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
°RhaiKen™: Iyah bener pake banget kak../Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
zylla
Kirain Cassie udah ngasih tau ortunya. 😮‍💨
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
zylla
Idenya bagus 🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Pasti kerjaannya Arthur 🤭
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
zylla
Setuju. Nyonya ini baik hatinya. Kenapa bisa punya anak macem Felix? 😮‍💨
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: anak pungut kali🤣
total 1 replies
zylla
Setuju, Nyonya!
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Dasar buayaaa 🤬🤬
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🥵🥵🥵🥵🥵🥵
total 1 replies
zylla
Pinteeerr 🤣🤣🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Tenang, nanti dapet ganti suami yang lebih baik dari Felix.
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: Semoga sajaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!