Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Degh
Tokkk.. Tokkk.. Tokkk
"Sayang, ini aku. Tolong buka pintunya dulu, aku ingin bicara sebentar!"
Degh
Ziva dan Heri seketika mematung. Panik mendengar suara Victor, dengan cepat Heri pun turun dari ranjang lalu mencari bajunya dengan tergesa-gesa.
Padahal, satu senti lagi miliknya itu akan menerobos lembah yang sudah basah tersebut. Namun karena situasi yang tak memungkinkan, ia pun terpaksa menghentikan aksinya dan memilih memakai pakaiannya kembali.
"Haish... Terpaksa aku harus melakukannya dengan sabun." Celetuk Heri, dengan wajah di tekuk.
"Suttt... Sebaiknya daddy sembunyi, aku akan membuka pintunya dulu, daddy sembunyi di kamar mandi saja!!" Sahut Ziva, seketika panik.
Heri mengangguk cepat dan langsung pergi ke arah kamar mandi. Sedangkan Ziva, wanita itu langsung merapihkan pakaiannya kembali lalu turun dari ranjangnya.
Ziva menghela nafasnya sejenak sebelum membuka pintu, tangannya perlahan menyentuh gagang pintu lalu membukanya.
Ceklek
"Ada apa?" Tanya Ziva, sembari membuka pintu.
"Sayang, apa kamu masih marah?"
Victor tak berani masuk ke dalam kamar, ia ingin memastikan dulu kalau isterinya itu sudah tenang dan tidak marah kembali.
"Tergantung." Ucapnya dengan singkat.
Victor seketika memijit pelipisnya, pria itu bingung harus dari mana menjelaskan kesalahpahaman tersebut. Namun sepertinya percuma, Ziva akan terus dengan salah pahamnya dan tak akan mendengarkan perkataan yang sejujurnya.
"Sayang, aku tidak berselingkuh, apalagi punya isteri lagi. Dokter tadi itu hanya salah paham, tolong percayalah kali ini saja."
Karena malas berdebat lagi, Ziva akhirnya mengangguk pelan menandakan kalau dirinya percaya pada sang suami.
Biasanya Victor bersikap cuek, namun setelah menikah, dirinya berubah menjadi lebih romantis dan perhatian. Berbeda dengan Ziva, ia lebih menunjukan rasa egoisnya tanpa intropeksi diri.
"Baiklah, aku ingin beristirahat dulu." Ucap Ziva.
"Kalau begitu, bolehkah aku izin pergi ke kantor? Ada berkas penting yang harus ku urus. Gak lama, kok. Nanti sore aku akan mencoba pulang lebih awal."
"Iya, di sini juga ada ayah dan para pembantu, kau tidak usah khawatir." Sahutnya.
Greb
Victor tiba-tiba memeluk sang isteri. Ia senang dengan reaksi Ziva yang kini sudah seperti biasa lagi.
"Terima kasih dan maafkan aku." Lirih Victor.
Ziva tak menjawab dan hanya membalas pelukan Victor. Wanita itu merasakan ada yang aneh dalam dirinya, kenapa pelukan Victor terasa hambar?
"Baiklah, aku pergi du...."
Seketika, Victor tiba-tiba berhenti. Pria itu mengendus-endus baju Ziva dan mencium bau parfum yang tak asing baginya.
"Kenapa aku mencium bau parfum ayah? Bahkan bukan hanya di baju, leher Ziva pun tercium bau parfumnya."
"Ada apa?" Ziva bertanya, sembari menguraikan pelukannya.
"Ah, t-tidak ada."
Victor berfikir positif, ia tak berfikir apapun atau semacamnya. Ia hanya menduga, mungkin saja karena tadi waktu di mobil mereka duduk di kursi yang sama.
Prang!
Ziva maupun Victor terlonjak kaget. Mereka mendengar sesuatu dari arah kamar mandi. Seketika Ziva dan Victor pun saling menatap.
"Sayang, kau dengar'kan? Suara tersebut dari arah kamar mandi." Ujar Victor.
"Ehh...." Ziva panik, jangan sampai Victor mencari tahu apa yang ada di dalam kamar mandi. "Mungkin itu cicak, kamu gak usah pedulikan. Sekarang kamu pergi saja."
"Ah, oke." Ucapnya, sembari melirik ke arah kamar mandi.
*
*
Tap..
Tap..
Tap..
"Nyonya, ini saya bawakan informasi yang anda minta!" Ucap Nila.
Mara yang sedang duduk pun, menoleh ke arahnya. "Apakah semuanya lengkap?"
"Ah, maaf. Saya hanya mendapatka informasi tentang mantan kekasih tuan muda, selebihnya tidak."Ujar Nila, menunduk seketika.
"Astaga, kenapa kau malah mencari tahu tentang masalalunya, aku hanya butuh data yang seka--"
"Maaf, dulu tuan muda pernah menghamili wanita itu. Namun sesuai fakta yang saya selidiki, mereka melakukan aborsi."
Degh
"A-apa?"