semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 19
" Mau ke kampus sayang?" tanya Mama, ia melihat Alice sudah rapi
" yes, mama betul" Alice menoleh ke kana ke kiri
" papa sudah berangkat ma?" tanya Alice, mama mengangguk
" kan hari ini papa ada meeting ke luar kota jadi harus berangkat lebih pagi" Alice mengangguk saja
Lalu mereka berdua pun sarapan bersama, Alice adalah anak yang tidak pernah kekurangan kasih sayang orang tua. Meski dulu waktu ia kecil mama dan papa nya selalu sibuk dengan pekerjaan nya namun mereka tidak pernah lupa untuk menjadwal kan hari libur setiap bulan nya hanya untuk quality time bersama keluarga.
" Aku sudah selesai ma, pergi dulu ya" ia mencium pipi mama nya "bye mama"
Ia langsung keluar rumah dan masuk kedalam mobil, hari ini ia rencana hendak ke warung kecil milik Gani dulu karena Leo ada di sana. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar sepuluh menit mobil berhenti tepat di depan warung leo. Ia turun dan berjalan menghampiri Leo dan Gani
" Hello sahabat gue yang tampan tampan" ucap nya dengan nada yang sengaja di buat buat. Gani dan Leo sudah terbiasa dengan sikap Alice yang seperti ini
" mau engak? Gue bikin sendiri ini" alice menatap makanan yang tidak asing bagi nya, mie pedas ala gani yang sangat ia sukai
" wih, lu engak usah nawarin gue juga mau" ucap nya, lalu menarik kursi di samping leo
" fokus sekali makan nya" ia menyenggol lengan leo pelan
" diem lu, pedes banget ini. Mending lu cobain deh" Saran Leo, karena memang Luna sudah penasaran sekali ia langsung mengambil sendok dan mencicipi nya
" enak kok engak pedes, lu aja yang engak suka pedas" ia terus menyantap mie tersebut
" gue cuma pake lima cabe aja, engak pedes kok" Sahut Gani
" pedes banget ini, kalian emang lidah master limbat" ujar Leo, gani dan Alice hanya tertawa saja
" eh ngomong ngomong ini menu baru di warung lu?" tanya Alice sembari terus menyantap mie nya
" ya rencana nya gitu, makan nya kalian tak suruh nyobain dulu. Kalo enak ya gue jual" Alice mengangguk
" enak kok, masakan lu mana yang engak enak. Iya engak le" ia menyenggol lengan Leo pelan
" tapi lu kalo jual mending jangan sepedas ini, bisa mati kepedasan pelanggan lu" Gani dan Alice langsung tertawa melihat wajah Leo yang kepedasan menurut nya lucu
Setelah mereka ngobrol ngobrol Leo pamit duluan karena hari ini adalah hari pertama ia masuk kerja sebagai satpam, Alice juga ikut pamit karena ia masih ada kelas. Ia juga harus mengijinkan Leo hari ini
Alice merasa sangat kesepian biasanya ia akan lebih banyak bicara dengan Leo namun sayang nya leo harus ijin kuliah hari ini demi pekerjaan nya. Hari ini ada kerja kelompok yang membuat Alice pulang agak telat sekitar pukul setengah Tiga
" Gue duluan ya al" ucap salah seorang teman sekelas nya
" oh iya, hati hati" Alice langsung duduk di depan kelas nya, sembari menunggu sang supir datang
Baru ia akan membuka aplikasi berwarna hijau muda itu tiba tiba ada seseorang yang ikut duduk disamping nya membuat Alice terkejut dan langsung menoleh
" loh mba Dini? Sama siapa?" ia menoleh ke kanan dan ke kiri siapa tau ada Arshen atau teman Dini
" aku sendiri lice, oh iya kita bisa bicara engak?" Wajah Dini terlihat murung membuat Alice kebingungan karena tidak pernah ia melihat dini se sedih itu
" oh boleh mba, Sebentar aku bilang supir ku dulu" dini mengangguk saja, Alice langsung mengabari sang supir agar tidak menunggu terlalu lama
Setelah ia mengirimkan pesan kepada Supir nya ia langsung memasukkan ponsel nya kedalam tas, lalu ia duduk menghadap ke Depan Dini
"mba dini ada apa, aku lihat seperti ada masalah?" ia bertanya dengan nada pelan
Dini langsung mengangkat wajah nya dan menatap Alice, ia menggenggam kedua tangan Alice
" Lice, aku putus sama Arshen" mata Alice langsung melotot
" putus? Kok bisa mba, ada masalah apa?" Tiba tiba dini menangis membuat Alice kebingungan
" aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini sama kamu, tapi sepertinya aku tidak sanggup memendam nya sendiri lice. Arshen selalu membawa nama kamu dalam hubungan kita, aku cemburu Alice" Alice langsung tertegun sekaligus terkejut
" maksud mba?" Dini menghapus air mata nya
" Arshen suka sama kamu Alice, dia selalu membandingkan aku sama kamu semua hal selalu di kait kaitkan dengan kamu. Aku merasa sakit hati" Alice langsung merasa bersalah
" Mba, aku tidak pernah menganggap kak Arshen lebih dari sekedar teman dan kakak tingkat. Aku selalu mendukung hubungan kalian aku sama sekali tidak pernah berhubungan lebih layak nya teman" jelas Alice ia takut Dini semakin salah paham
" Iya aku percaya padamu Alice, tapi aku minta tolong jauhi Arshen lice aku sangat menyayangi nya. Kamu tau itu kan" Alice mengangguk
" Aku janji kak aku akan lebih membatasi bahkan jika perlu aku tidak akan lagi bertegur sapa dengan nya, aku tidak ingin kak Dini sakit hati. sumpah mba aku tidak pernah memiliki hubungan lebih dari sekedar teman" Ia masih meyakinkan dini, takut diri nya kena tuduh
" terimakasih lice, aku pergi dulu" ia mengelus lengan Alice Sebentar lalu pergi. Alice menatap dini yang menjauh dari pandangan nya dengan tatapan iba
'kenapa kak Arshen menyukai ku, kenapa juga dia harus mengorbankan hubungan nya dengan mba dini. Jahat sekali'
Karena suasana kampus yang sudah semakin sepi Alice pun buru buru untuk turun, ia sedikit berlari karena merasa sedikit takut. Ia langsung menuju ke gerbang kampus untung nya sang supir sudah menunggu
ia masih terus memikirkan perkataan dini tadi, ia dapat melihat betapa kecewa nya dini kepada nya. Apalagi Arshen selalu membandingkan diri nya dengan Dini
'kenapa kak Arshen jahat sekali, kenapa harus aku yang dia sukai? Itu sangat menyakiti hatiku bagaimanapun aku sudah menganggap mba dini seperti kakak ku sendiri'
Tak lama ia sampai dirumah, ia berteman dengan ibu nya di depan rumah ia ngobrol bentar lalu masuk ke dalam kamar. Ia segera membersihkan diri lalu merebahkan diri nya di kasur
Malam hari nya Alice terbangun karena mendengar suara ketukan pintu ia mengerjapkan mata nya berulang kali mencoba mendengarkan dengan jelas suara tersebut. Setelah ia yakin itu suara pintu kamar nya ia langsung berdiri dan segera membukakan pintu
Ceklek
" papa? Baru pulang?" ia mencium punggung tangan papa nya
" iya sayang, kamu habis tidur ya?" papa mengamati mata Alice
" iya pa ngantuk banget tadi habis pulang kuliah, papa ada apa ke kamar ku?" papa langsung tersenyum sembari mengangkat paper bag yang ada ditangan nya
" papa bawa oleh oleh buat kamu, ayo masuk kita buka di dalam" Alice membuka lebar pintu kamar nya dan membiarkan sang papa masuk
Mereka duduk di tepi ranjang, lalu papa mengeluarkan sebuah bonek lucu dan memberikan nya kepada Alice
" tadi papa engak sengaja lewat di depan toko boneka, papa lihat kok ini lucu gitu kata penjaga toko nya itu koleksi terbaru di toko nya akhir nya papa beli keinget papa punya princes kecil dirumah" Ucap nya, Alice langsung memeluk papa nya
" aa makasih pa ini lucu banget aku suka. aku sayang papa" ia mencium pipi papa nya
" papa juga sayang kamu nak, bahagia selalu ya. Oh iya ada satu lagi hadiah nya" ia kembali meletakkan satu paper bag di samping alice
" wahh sepatu pa? Ih comel banget, aku coba ya" Alice langsung membuka sepatu nya dan mencoba nya. Sangat cocok dikaki nya
" kok papa bisa tau si ukuran kaki aku, ih suka banget" ia kembali memeluk papa nya
" apa sih yang papa tidak tau dari putri papa ini" papa mencubit pelan hidung Alice
" pokok nya barang barang dari papa Harus aku jaga biar tidak rusak" ia memasukkan kembali sepatu tersebut kedalam Kotak nya
" mungkin tahun ini tahun terakhir papa kasih barang barang kaya gini ke kamu sayang, karena tahun besok kamu sudah ada suami dia yang akan melanjutkan tugas papa" Seketika Mata Alice berkaca kaca
" aa papa jangan bilang gitu aku jadi sedih, aku lebih suka dikasih hadiah sama papa. hiduplah lebih lama untuk ku ya pa" papa ikut menangis, ia membayangkan jika nanti Alice akan dibawa oleh Vincent betapa kesepian nya diri nya nanti
Setelah ngobrol lama dengan papa nya Alice mengantuk ia meminta papa nya untuk membacakan dongeng hingga diri nya tertidur seperti Saat ia masih kecil. Setelah alice tertidur papa nya mencium kening Alice lalu keluar kamar dan menutup pintu pelan.
pikirannya maen aja sm temen cwo nya