NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

🌙

Hayi berjalan dengan sangat cepat sebelum ada yang tahu dari mana dia. Hingga kini ia tiba di asramanya dengan aman. Di lihatnya tidak ada satu pun orang, yang artinya mereka semua masih di masjid. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk cepat-cepat mandi dan berganti baju. setelah semua selesai, kini ia membuka bukunya, tugas dari ustadzah Ayu. Tak terasa karena terlalu lelah, ia bahkan belum menyelesaikan tugasnya tapi sudah tertidur pulas, hingga teman-temannya pun pulang.

Mereka tidak ambil pusing dan memilih untuk melanjutkan kegiatan masing-masing.

Kini adzan magrib pun berkumandang. Aisyah membangunkan Hayi agar mereka bersama-sama berangkat ke masjid, hanya saja gadis itu tak kunjung bangun sampai adzan pun selesai.

"Apa sih, masih ngantuk juga." kata Hayi dengan menggeliat.

"Ayo kita solat magrib berjamaah di masjid, ay." kaya Intan.

"Males gue, Tan, capek. Kalian aja lah. gue nitip." kata Hayi

"Astaghfirullah hal'adzim, ay. di kirain mau belanja apa, kita ini mau solat. Solat itu kewajiban dan nggak boleh sengaja di tinggalkan." kata Hilya.

"Oke oke, gue nyusul, kalian duluan aja lah." kata Hayi

"Beneran ya, saya tunggu di masjid loh." kata Hilya.

"Iya iya." kata Hayi dengan kembali merebahkan tubuhnya.

Setelah mereka keluar, bukannya bersiap-siap untuk ke masjid, justru Hayi melanjutkan tidurnya. Tapi, ia langsung di kejutkan oleh suara Hilya yanh terdengar nyaring di telinganya, sehingga membuat ia mau tak mau beranjak. masih dalam mengantuk dan tubuh yang lemas, Hayi mengambil mukenanya dan pergi ke masjid.

"Astagfirullah ukhti, kerudung kamu mana?" tanya ustadzah Ayu dengan menghampiri Hayi.

"Ini saya pake." kata Hayi dengan meraba kepalanya yang ternyata tidak ada kerudung atau penutup lainnya. spontan ia langsung membuka matanya sempurna.

"Pakai mukena kamu, astaghfirullah." kata ustadzah Ayu.

"Sudah. saya pamit." kata Hayi yang langsung melengos pergi tanpa mengucapkan salam

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." kata ustadzah Ayu dengan menghela nafasnya saja.

Karena masih sangat mengantuk, tak jarang Hayi berjalan sambil memejamkan matanya. Hal itu membuat beberapa santri memperhatikannya dengan tatapan aneh. Seperti biasanya, gadis itu tidak akan menggubrisnya sama sekali. Hingga ia tak sengaja tersandung sebuah batu yang membuatnya kesal bukan main dan langsung menendangnya dengan keras.

Tanpa di duga, batu itu menuju ke arah ustadzah Rena yang tengah berjalan. Beberapa santri meneriaki hal itu sehingga membuat ustadzah Rena menoleh dan terkejut, tapi sebelum itu sebuah tubuh kekar dan tinggi melindunginya hingga akhirnya batu itu pun mengenai lengan orang tersebut.

Ustadzah Rena mendongak melihat siapa yang sudah melindunginya. Betapa terkejutnya ternyata orang itu adalah Gus Altair. Ustadzah Rena tersenyum manis dan merasa sangat senang juga terharu, apalagi saat itu mereka sangat dekat.

"Syukron, Gus. Karena sudah melindungi saya." kata Ustadzah Rena dengan tersenyum salting.

"sama-sama, lain kali hati-hati. Dan ingat satu hal ustadzah, saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan." kata Gus Altair kemudian pergi.

Ia pun berjalan menghampiri Hayi yang masih melihat adegan tadi dengan tatapan datarnya. Entahlah kenapa justru Gus Altair merasa harus menjelaskan kesalahpahaman itu pada Hayi.

"Saya hanya menolongnya, tidak ada maksud apa-apa. Lagian kamu kenapa melempar batu pada ustadzah Rena?" tanya Gus Altair.

"Gue? Gue nggak niat ngelempar, tapi kalau ngenai dia sih ya mungkin memang udah seharusnya kaya gitu. tuh lihat, senyum-senyum nggak jelas." kata Hayi dengan wajah datar tapi juga sedikit kesal.

"Jadi kamu sengaja?" tanya Gus Altair.

"Nggak." jawab Hayi singkat.

"Jawab yang bener, saya bertanya serius, apa kamu sengaja melempar batu pada ustadzah Rena?" tanya Gus Altair.

"Nggak sengaja, Gus, nggak sengaja!!" kata Hayi kesal.

"Yasudah minta maaf pada ustadzah Rena, bilang kalau kamu tidak sengaja." kata Gus Altair yang membuat Hayi berdecak kesal saja tapi tetap menghampiri ustadzah Rena dan meminta maaf atas Hal yang tidak di sengaja itu, yah walaupun responnya sangat tidak ramah, tapi tetap di maafkan.

Setelah meminta maaf, kini Hayi pun bermaksud untuk langsung ke masjid. Tapi, baru beberapa langkahnya, ia memutar badannya dan berjalan ke arah Gus Altair yang sedang berdiri.

"Ada apa?" tanya Gus Altair.

"Perhatian banget sama ustadzah Rena, suka ya sama dia? Cieeee." kata Hayi dengan menatap sinis kemudian berlalu pergi begitu saja.

Tentu saja Gus Altair hanya terdiam saja karena bingung kenapa Hayi tiba-tiba mengatakan hal yang bahkan ia saja tidak pernah melakukannya. Ia pun tak ambil pusing dan memilih untuk ke masjid. Tiba-tiba saja, namanya di panggil dan datanglah ustadzah Rena dengan berjalan di samping Gus Altair.

"Ada apa ustadzah?" tanya Gus Altair.

"Tidak, Gus. Mau ke masjid kan? yasudah bareng aja, saya juga mau ke sana." kata ustadzah Rena dengan tersenyum merasa bangga karena saat itu ia menjadi pusat perhatian semua santri yang melihatnya berjalan di samping Gus Altair.

Sesampainya di masjid, Gus Altair juga melihat Hayi yang masih menatapnya dengan sinis entah apa sebabnya.

Selesai solat magrib berjamaah, kini seperti biasa setiap hari Senin malam Selasa akan di adakan tadarus bersama. Mereka membaca Alquran bersama-bersama hingga tiba waktu isya. Muadzin kali ini adalah Renan, salah satu santri dengan suara yang begitu indah. Renan juga menjadi idam-idaman para santriwati.

"Yaallah indah banget suaranya." kata Aisyah dengan memejamkan matanya.

"Emang siapa sih yang adzan?" tanya Hayo penasaran.

"Calon suami saya." jawab Aisyah dengan tersenyum manis

"Yeeeee serius ini." kata Hayi dengan kesalnya.

"Renan, ay." timpal Hilya yang di angguki oleh Hayi karena memang suaranya sangatlah merdu.

Selesai solat isya, ketika semua orang sudah pulang, kini Hayi justru masih di masjid. ia tidak melakukan apapun kecuali hanya berbaring dengan menatap langit-langit masjid saja. Yang masih membuat ia penasaran adalah kenapa orang tuanya secara tiba-tiba memutuskan kontak dengannya.

Kadang Hayi berfikir untuk mencari keberadaan orang tua kandungnya, hanya saja ia tidak tahu harus di mulai dari mana. Bahkan ketika ia mencari tahu di panti asuhan tempat ia di tinggalkan waktu masih kecil saja juga mengatakan hal yang sama. Pada akhirnya ia pun merasa jengah sendiri dan pasrah saja bagaimana takdir hidupnya.

Segala sesuatunya selalu terjadi di luar prediksinya. Entah kesalahan apa yang ia perbuat di masalalu sampai Tuhan selalu menghukumnya dengan cara di jadikan seperti orang yang tak berguna.

"Hidup capek, nggak hidup, belum tentu gue masuk surga." kata Hayi dengan nada malasnya kemudian ia beranjak bangun, dan mendengar suara pintu masjid di buka.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!