Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Saling Menyalahkan
"Sayang, apakah kamu sudah mencari info tentang Seira pada temanmu itu? Bukankah kamu bilang nama Seira mirip dengan kekasih kakak temanmu?" tanya Arka.
Amara tersentak, ia seakan diingatkan oleh Arka perihal itu. Padahal sudah dua hari yang lalu ia merencanakan untuk mencari info tentang Seira, tapi Amara malah lupa karena dia juga saat ini memang sedang sibuk menyiapkan pernikahan dengan Arka bulan depan.
"Aku lupa, Kak. Untung saja Kak Arka mengingatkan," ujar Amara seraya meraih Hp lalu mengirimkan pesan pada Senia.
"Sen, kalau boleh tahu, nama kekasih Kak Sandi itu lengkapnya apa, ya?" Pesan itu terkirim, tinggal menunggu Senia membalasnya.
Hampir lima belas menit balasan Senia baru muncul.
"Kenapa, Ra?"
"Bilang aja namanya siapa, pelit amat." Amara.
"Seira Pramadisti Anggara, S.Keb." Senia kembali membalas menuliskan nama Seira lengkap dengan gelarnya.
"Makasih, Beb 😘😘😘," balas Amara diakhiri emot cium.
"Yey, ada maunya, ngasih cium." Amara lega setelah mendapat informasi akurat dari Senia. Namun, Amara masih belum memberikan info tentang bukti pernikahan Sakala dan Seira yang gagal karena Seira tidak datang. Hal itu rencananya akan Amara share beberapa hari kemudian disaat Senia dan Seira pulang dari liburan.
Buru-buru Amara memberi tahu Arka, bahwa nama Seira di dalam kartu undangan Sakala, merupakan nama yang sama dengan kekasih kakak temannya Amara.
Atas info itu, Arka segera mengirimkan pesan pada Sakala tentang penemuannya. Sekarang mereka yakin, kalau Seira sesungguhnya sudah memiliki kekasih ketika sedang menjalin hubungan dengan Sakala. Dan kini terbuka dengan jelas, niat Seira mendekati Sakala adalah untuk membalaskan dendam terhadap keluarga Dallas, melalui Sakala.
*
*
*
"Seira ternyata kekasih dari kakaknya teman Amara." Begitu isi chat yang dikirimkan Arka. Dilengkapi sebuah foto kebersamaan Seira dengan seorang lelaki dan beberapa orang di sebuah pantai.
Sakala cukup terhenyak, dia tidak menyangka bahwa Seira bisa serapi itu merencanakan upaya balas dendam, disaat dia sedang membina hubungan dengan kekasihnya. Dan sukses membuat Sakala dan keluarga besarnya dipermalukan di tengah para tamu undangan.
"Seira. Aku tidak akan lupakan atas perbuatan yang kamu lakukan terhadap aku dan keluargaku." Sakala mendengus seraya melajukan mobilnya, yang sudah sejak tadi ia panaskan.
***
Di tempat yang berbeda, Seira sudah kembali dari liburannya. Dengan raut wajah yang bahagia, ia pulang ke rumah Dista. Seira sudah tidak sabar ingin segera memberikan kabar bahagia itu pertama kalinya pada Dista, sang tante yang paling ia sayangi, sebagai bentuk penghargaan karena selama ini Dista selalu membiayai liburannya.
Senyum merekah belum pudar di wajah Seira. Sampai di depan pintu, ia pun menekan bel.
Pintu terbuka lebar, kebetulan yang membuka pintu adalah dr. Refan.
"Om Refan," serunya sumringah seraya menyalami tangan dr. Refan. Refan tidak sehangat beberapa hari lalu, dia hanya memberikan seulas senyum, bertanya pun tidak. Refan sudah terlanjur kesal dengan masalah yang menimpa Seira akibat ulahnya membalaskan dendam Dista terhadap keluarga Sakala.
"Tante Dista ada, Om?" Seira bertanya sedikit kikuk, sebab ekspresi Refan terlihat dingin.
"Di kamarnya," ujar Refan seraya kembali masuk lalu berlalu dari ruangan itu.
"Kenapa dengan Om Refan, tidak biasanya?" heran Seira seraya melangkahkan kaki menuju kamar yang disebutkan dr. Refan tadi.
"Tanteee, aku datangggg," serunya gembira seraya membuka pintu kamar Dista. Seira meletakkan kopernya di mulut pintu, lalu ia masuk ke dalam kamar.
"Seira, kamu sudah kembali?" sambut Dista dengan wajah tertekan, entah apa yang sedang Dista pikirkan sehingga Seira melihatnya begitu tertekan dan matanya terlihat sembab seperti sudah menangis sejak kemarin.
"Tante, kenapa? Seperti sedih begitu? Aku punya kabar bahagia dan oleh-oleh buat Tante. Ayolah, jangan terlihat sedih seperti ini. Aku tahu, Tante Dista sedang prank aku. Padahal baru beberapa hari yang lalu kita tertawa-tawa atas keberhasilan kita," tutur Seira gembira.
"Stop untuk mengatakan keberhasilan kita, Sei. Karena ...." Dista tidak melanjutkan kalimatnya.
"Karena apa, Tan? Ayo katakan! Jangan buat aku penasaran," desak Seira penasaran, jantungnya mulai berdetak kencang. Tidak biasanya sang tante bersikap aneh seperti ini.
"Semua orang sudah tahu atas perbuatanmu terhadap keluarga itu. Termasuk mama dan papamu. Mereka mendatangi tante tiga hari yang lalu. Mereka tahu perbuatanmu, karena sempat didatangi papanya Sakala," tutur Dista.
Baru setengah cerita saja, Seira sudah menilai kalau perbuatannya sudah terbongkar, padahal dia sudah berusaha serapi mungkin mengelabui Sakala dengan menyewa orang tua untuk pura-pura jadi kedua orang tuanya. Tapi, kenapa kini perbuatannya justru terbongkar?
"Lalu?" Seira masih penasaran.
"Kamu diancam dijebloskan ke dalam penjara, atau kalau tidak, kamu akan diberi sangsi tegas dari dinas kesehatan lalu dipecat, karena Dallas telah melaporkan kamu ke dinas kesehatan," terang Dista lagi. Seketika Seira tersentak kaget. Dia mematung tidak percaya, akibat perbuatannya bisa sepatal itu.
"Yang benar Tante?" tanyanya setelah tadi sempat terdiam.
"Benar."
"Kalau aku dipecat dari dinas kesehatan, maka aku pastikan Tante juga sama harus dipecat. Sebab, semua ini atas mau Tante. Aku tidak mau menderita sendiri," dengusnya seraya menatap Dista dengan tajam.
"Kamu pun salah, kenapa saat tante ceritakan masa lalu tante, kamu justru ingin tahu lebih dalam dan setuju untuk membalaskan dendam? Kalau kamu saat itu kamu menolak, maka tidak akan terjadi hal seperti ini. Kita berdua jelas akan dilaporkan, seperti apa yang disampaikan mamamu beberapa hari yang lalu, karena Dallas memang sudah melimpahkan bukti perbuatan tidak menyenangkan kita kepada dinas kesehatan," urai Dista dengan wajah putus asa.
"Akhhhh, semua salah Tante. Kenapa kini balik nyalahin aku?" tukas Seira menunjuk muka Dista.
Nafas Dista dan Seira terengah-engah, mereka terdiam untuk beberapa saat, seolah sedang merenungi apa yang sudah mereka lakukan.
"Untung saja Sandi dan keluarganya tidak tahu tentang masalah ini. Kalau mereka tahu, hancur sudah hubungan dan pernikahan yang akan aku dan Kak Sandi gelar nanti," batin Seira masih bisa sedikit lega.
"Lantas, apa yang harus kita lakukan Tante? Aku tidak mau dipecat lalu kabar pemecatan aku sampai di telinga Kak Sandi dan keluarganya." Baru saja hati Seira merasa lega karena diduganya Sandi tidak akan tahu. Namun, setelah dipikir-pikir Sandi bakalan tahu karena berita pemecatan dirinya nanti akan cepat menyebar di kalahan nakes.
"Tante juga tidak tahu apa yang akan tante lakukan. Jika ini terjadi, tante bukan saja kehilangan profesi tante, tante bahkan akan kehilangan suami tante."
"Maksud Tante?" Seira terkejut, dia tentu saja paham apa yang dimaksud sang tante, pasti tantenya akan diceraikan suaminya.
"Itulah harga yang pantas untuk kalian yang sudah bersekongkol dalam kejahatan," ujar sebuah suara, membuat keduanya terhenyak.
kalo bikin cerita ga pernah gagal....ga banyak konflik yg berat dan ga monoton jg ceritanya..... pokoknya author the best laaah❤️