Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Berpapasan di Lift
"Lebih baik kita tidur. Ingat kesehatanmu, Vi."
"Aku cuma takut kamu kebawa perasaan saat melakukan itu sama dia," cicit Vivian lirih.
"Anggap saja dia seperti P S K yang aku beli cuma sekali pakai langsung buang!" seloroh Bisma. "Sudahlah, jangan terlalu kamu pikirkan hal itu. Aku ngantuk," imbuhnya.
Bisma sengaja menyudahi pembicaraan perihal hubungan in_tim antara dirinya dengan Widuri yang sedang dibahas Vivian. Sungguh, ia masih memiliki hati agar tidak menyakiti Vivian dengan kondisi saat ini. Walaupun dalam kalbu Bisma Arya Mahendra masih tersemat cinta dengan rapat atas nama wanita simpanan yang kini berstatus istri sirinya yang dirahasiakan.
Vivian memutuskan untuk memejamkan matanya setelah melihat Bisma mulai bernafas teratur.
Sedangkan di kamar para lansia yang ada di samping kamar utama juga tengah berbicara serius perihal pernikahan Bisma dengan Vivian.
"Kasihan Bisma ya, Ma." Arjuna membuka obrolan di atas ranjang dengan Bening seraya memeluk tubuh istrinya itu.
"Memangnya kenapa, Pa?" tanya Bening.
"Ya kasihan saja megalodonnya menghadapi musim paceklik alias puasa panjang. Kalau Papa kan paling panjang puasa begituan pas Mama abis lahiran. Itu pun cuma libur selama empat puluh hari saja gak bisa masuk ke rumah utama, tapi megalodonku tetap bisa masuk lewat pintu yang lain. Hehe..." kelakar Arjuna seraya terkekeh sendiri.
"Ih, Papa!" seru Bening seraya mencubit gemas lengan suaminya yang tengah memeluk tubuhnya. "Harusnya kita prihatin lihat nasib putra bungsu kita!" desisnya.
"Iya-iya, ikut prihatin. Yang penting malam ini jatahku lancar ya, Ma."
"Besok pagi saja, Pa. Malam ini Mama masih jet lag," sahut Bening seraya menguap tanda ia mulai mengantuk.
"Baiklah, Papa tidak memaksa malam ini. Besok pagi double meat lovers pokoknya serangan fajar,"
"Hem,"
Arjuna dan Bening akhirnya juga masuk ke alam mimpi.
☘️☘️
Tiga hari berlalu.
Arjuna dan Bening memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
"Sehat-sehat ya, Vi." Bening memeluk hangat tubuh menantunya itu.
"Iya, Ma. Terima kasih telah menjengukku di sini," balas Vivian.
"Kamu sudah seperti anak Papa dan Mama. Pastinya anak sedang sakit, orang tua akan datang menjenguk."
"Sekali lagi maafin Vivian yang sudah mengecewakan Papa dan Mama,"
"Ikhlaskan yang sudah pergi. Semua itu takdir dari Tuhan," tutur Bening penuh kelembutan pada sang menantu.
Mereka berempat pun saling berpamitan. Kebetulan pagi-pagi sekali para lansia itu akan pergi ke bandara diantar oleh Dhika.
"Maaf ya Pa-Ma, aku gak bisa antar ke bandara. Udah cukup lama aku gak masuk kantor. Kebetulan pagi ini ada meeting penting," ucap Bisma memberikan alasan yang sejujurnya pada kedua orang tuanya. Tak lupa Bisma juga memeluk tubuh kedua orang tuanya secara bergantian.
"Iya, enggak apa-apa. Papa-Mama sangat paham kesibukanmu. Terima kasih beberapa hari ini kamu udah temani kami selama di Milan. Jaga diri baik-baik ya, Nak. Kalau ada apa-apa segera kabari kami,"
"Iya, Ma. Bisma sayang Papa-Mama," bisik Bisma lirih di telinga Bening sambil memeluk tubuh ibunya. Seakan Bisma takut kehilangan Bening.
Anak laki-laki terkadang seringnya lebih dekat pada ibunya. Sedangkan anak perempuan cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Begitu pun yang terjadi pada Bisma.
Jika ia tengah kalut atau ada masalah sesuatu, pelukan hangat dari ibunya sangat menenteramkan batin seorang Bisma. Walaupun ia tak bercerita permasalahan hidupnya pada sang ibu.
"Uluh-uluh anak b0ntot manjanya kok ke mamanya," ledek Arjuna.
"Biarin!" seru Bisma dengan nada tak terima. "Kalau aku manja ke Papa, bisa-bisa pist0l berbicara alias tembak dor!" imbuhnya.
Mereka pun saling tertawa riang bersama menjelang berpisah karena harus kembali ke Indonesia.
Tak berselang lama, lambaian tangan Bisma dan Vivian di depan pintu apartemennya, menandakan Arjuna dan Bening bersiap turun ke bawah. Para lansia itu menolak diantarkan ke bawah oleh Bisma karena mereka tau jika putra bungsunya itu juga harus segera berganti baju dan pergi ke kantor.
Arjuna dan Bening kini sedang berada di dalam lift. Sedangkan Dhika sudah menunggu di depan lobi apartemen dekat parkiran.
Tring...
Tiba-tiba pintu lift terbuka. Para lansia itu pun cukup terkejut melihat sosok wanita yang cukup familiar baginya. Kini wanita tersebut tengah berdiri di depan lift seakan hendak masuk. Terutama Bening yang masih sangat hafal wajah wanita muda tersebut.
"Ka_mu temannya Bisma ya?" sapa Bening dengan suara sedikit terbata-bata karena tengah mengingat nama wanita muda tersebut.
"Eh, i_ya Tante." Jawab Widuri dengan nada suara terbata-bata karena terkejut.
Lalu, Widuri menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat pada Arjuna dan Bening sambil ia berjalan masuk ke dalam lift.
"Siapa dia, Ma?" tanya Arjuna berbisik lirih pada Bening.
"Dia-teman Bisma, Pa." Bening pun menjelaskan pada sang suami tentang sosok Widuri.
Maklum kala itu Arjuna hanya menyapa Widuri sekilas di rumah. Saat Bisma dan Widuri datang ke rumah, Arjuna bersiap pergi karena ada urusan mendadak. Alhasil ia hanya berkenalan sepintas lalu ketika Widuri bertamu ke rumahnya bersama Bisma di masa lalu.
Berbeda dengan Bening yang banyak mengobrol bersama Widuri kala itu. Bahkan mereka berdua memasak bersama di dapur hingga membuat rujak jambu megalodon yang buahnya dipetik langsung dari halaman belakang rumah Bening. Pohon jambu bersejarah.
Bening juga menjelaskan pada Arjuna jika wanita muda di depan mereka saat ini adalah rekan satu kampus yang sama dengan Bisma. Arjuna pun kini mengerti.
"Maaf, Tante lupa namamu Nak."
"Na_ma sa_ya, Widuri." Jawab Widuri setengah gugup. "Om dan tante apa kabar?"
"Ah, tante akhirnya ingat namamu. Maaf ya,. Wid. Maklum sudah tua, jadi suka pikun. Kabar Tante, baik Wid."
"Enggak apa-apa, Tan. Lagi pula tante masih muda dan cantik kok. Belum tua," ujar Widuri seraya tersenyum tipis guna mencairkan suasana yang terasa tegang sebelumnya. Jantungnya seakan mau copot dari tempatnya.
"Bener banget yang dibilang Widuri. Mama tuh masih awet muda. Kalau ada yang berani mengatakan Bu Komandan sudah tua, minta dilas bibirnya!" Widuri dan Bening pun terkekeh mendengar gurauan Arjuna.
Widuri sama sekali tak menyangka akan bertemu orang tua Bisma hari ini. Dikarenakan ia sama sekali tak tau jika Arjuna dan Bening berkunjung ke Milan.
"Tante gak nyangka banget kamu satu gedung apartemen yang sama dengan Bisma di Milan. Kalau boleh tau, kamu di Milan sedang bekerja atau liburan?"
"Saya kerja, Tan."
"Kerja di perusahaan apa?"
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...