NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?” tanya Nadia.

“Tidak akan mungkin itu terjadi,” sarkas Yudha.

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya sebatas ranjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Janji Traktir

Janji Traktir

Nadia sepertinya kesulitan membuka sheet belt. Sehingga mengharuskan Yudha turun tangan membantu. Yudha sudah mencondongkan tubuh, memanjangkan tangan kanannya hendak membukanya. Nadia yang merasa grogi berada dalam jarak yang begitu dekat dengan Yudha pun kemudian menoleh.

Namun Nadia dibuat terkesiap saat tanpa sengaja bibirnya malah menyentuh bibir Yudha. Kedua mata Nadia pun membelalak seketika.

Degup jantung Nadia menjadi tak beraturan. Hal seperti ini baru pertamakali terjadi dalam hidupnya. Lama menjalin hubungan dengan Bastian, jangankan tidur bersama, berciuman pun ia belum pernah melakukannya. Sehingga hal itu mungkin yang membuat Bastian bosan dengannya kemudian berselingkuh dengan Yura.

Saking karena tidak terbiasa, Nadia sampai menahan napasnya kuat. Hampir saja ia kehabisan napas jika saja Yudha tidak segera menarik wajahnya.

“Maaf,” kata Yudha, kembali ke posisi semula. Menghela napasnya panjang sembari menaruh kedua tangan diatas kemudi.

Padahal Nadia itu hanya bawahan yang bahkan belum ia kenal dengan baik. Namun entah mengapa, kejadian barusan mampu membuat Yudha serba salah. Bibir Nadia yang lembut dan dingin itu menyentuh bibirnya, menghadirkan getaran-getaran aneh yang membuat sekujur tubuhnya menjadi panas dingin.

“Sheet belt-nya sudah dibuka. Kamu sudah boleh turun sekarang.” Mendadak suasana menjadi canggung. Yudha bahkan tak mau menoleh.

“Eh, iya. Terima kasih banyak sudah mengantarkan saya. Kalau nanti Bapak ingin makan ketoprak, Bapak boleh hubungi saya. Nanti saya bawakan. Ketopraknya enak kan, Pak?” Nadia menyengir lebar, membalas ucapan Yudha dengan setengah bercanda demi mengusir canggung.

Nadia sudah menarik tuas, hendak membuka pintu mobil. Namun urung menurunkan kaki lantaran suara Yudha.

“Kapan-kapan aku yang traktir kamu. Kamu jangan terlalu sering makan makanan seperti itu. Makanlah makanan yang beragam, biar kamu tidak loyo. Nanti kerjamu malah tidak becus kalau kamu loyo,” kata Yudha.

Wajah Nadia sudah sumringah mendengar akan ditraktir atasan. Tetapi ia masih tahu diri, mungkin saja atasannya itu tidak serius.

“Tenang saja, Pak. Saya punya banyak cadangan tenaga kok, walaupun makanan saya tidak beragam. Yang terpenting kan saya masih makan nasi, bukan makan hati.” Lagi-lagi Nadia hanya bisa mencandai atasannya yang selalu terlihat serius itu.

Nadia sampai tidak mengerti, entah mengapa atasannya itu selalu terlihat tegang dan kaku. Bahkan tak jarang Nadia bisa melihat seperti ada kesedihan di wajah pria itu.

“Ya sudah, saya turun ya, Pak. Terima kasih atas tumpangannya dan janji traktirannya. Selamat malam.” Lekas Nadia turun. Berlama-lama di dalam mobil bersama Yudha bisa membuatnya menjadi tidak waras.

Langkahnya ia ayunkan dengan tergesa menuju kamar kostnya yang berangka 17. Tanpa ia tahu mata Yudha terus mengikutinya, sampai ia menghilang dibalik pintu yang menutup.

“Apa yang terjadi padamu, Yud. Kamu mulai ngaco sekarang.” Yudha menggeleng resah. Bayangan adegan tanpa sengaja beberapa menit lalu itu membuat bulu kuduknya meremang. Ia merasa seperti ada yang aneh dengan dirinya. Bagaimana mungkin ia bisa bersikap seperti ini terhadap bawahannya sendiri.

****

Yudha membawa langkahnya gontai memasuki rumah sembari membuka dasi. Tas kerjanya sudah diambil alih oleh asisten rumah tangga. Kemudian bergegas naik ke lantai dua.

Di depan rumah, mobil Maura sudah terparkir manis. Yang berarti Maura sudah pulang. Begitu membuka pintu kamar, matanya langsung tersaji dengan pemandangan Maura yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil. Tubuh ramping Maura hanya berbalut handuk sebatas ketiak sampai paha saja.

Pemandangan itu pun membuat Yudha tergoda. Dan anehnya, bayangan Nadia di dalam kamar hotel miliknya di malam itu tiba-tiba terbayang di pelupuk matanya. Bayangan itu bermain-main dalam pandangan matanya dan mengaburkan wajah Maura. Sehingga yang dilihatnya sedang berada di dalam kamarnya saat ini adalah Nadia, bukan Maura.

Sembari membawa langkahnya mendekat, Yudha melepas jas. Lalu membuka tautan kancing kemejanya. Begitu berada dalam jarak yang dekat, tangannya langsung meraih pinggang Maura. Membuat Maura tersentak kaget.

Maura sudah membuka mulut hendak berkata, namun mulutnya langsung dibungkam oleh ciuman Yudha.

Yudha memejamkan mata, mencumbu Maura dengan lembut. Dalam bayangannya saat ini, ia sedang mencumbu Nadia.

Maura mencoba mendorong Yudha untuk menjauh, karena ia benar-benar belum siap melayani suaminya itu. Namun tangan Yudha sudah meraih tengkuknya, sementara tangan yang lain mengunci pinggangnya dengan erat. Sehingga ia kesulitan melepaskan diri.

“Mmphht ...” Maura kewalahan. Yudha semakin buas menciuminya sampai tubuhnya mundur pelan-pelan mendekati tempat tidur. Satu dorongan Yudha saja sudah membuatnya jatuh ke atas tempat tidur itu.

“Yud, stop.” Merasa kurang nyaman, Maura menahan Yudha yang hendak kembali mencumbunya di atas tempat tidur.

Yudha yang sempat kehilangan kendali akan dirinya itu pun seketika tersadar. Pandangannya yang sempat tertutupi oleh bayangan Nadia itu pun sudah kembali jelas dan di bawah kungkungannya saat ini adalah Maura, istrinya, bukan Nadia.

Yudha segera turun dari tempat tidur. Diusapnya wajahnya dengan kasar. Ia sungguh dibuat heran dan bingung dengan dirinya sendiri hari ini. Entah mengapa bayangan Nadia terus mengganggu pikirannya. Sampai-sampai Maura ia sangka adalah Nadia.

“Tumben, jam segini kamu sudah pulang,” kata Yudha membuka percakapan.

Maura bangun dari posisinya, membenahi handuknya yang berantakan. “Pemotretannya ditunda sampai lusa,” kilahnya. Padahal seharian ini hanya bersama Rizal. Mengobrol bahkan sampai makan malam di apartemen bersama Rizal.

“Ditunda atau memang hari ini tidak ada pemotretan? Kamu dari mana saja tadi? Beberapa kali aku meneleponmu kenapa tidak pernah kamu angkat? Aku menghubungi asisten dan manajermu, tapi mereka bilang kamu tidak ada. Sebenarnya kamu ada di mana?”

Maura terkejut, sampai hampir kehilangan kata-kata. “Aku pergi ke tempat spa. Aku perawatan sekaligus menenangkan diri di sana. Maaf tidak memberitahumu sebelumnya,” kilahnya lagi, mencoba bersikap tenang agar tidak dicurigai.

“Kenapa harus dengan berbohong kalau memang kamu ingin menenangkan diri. Apakah kehadiranku selama ini membuatmu tertekan atau tidak nyaman?” Hasratnya yang tidak tersalurkan itu berimbas pada emosi Yudha yang mendadak menjadi tidak stabil. Dadanya terasa penuh sesak oleh penolakan Maura.

“Tidak, bukan seperti itu, sayang. Aku hanya tidak ingin membuatmu cemas. Itu saja.”

“Ini sudah yang kesekian kalinya kamu menolakku, Ra. Apa kamu tahu seperti apa rasanya?”

“Sayang, maaf. Bukannya aku menolak. Tapi tadi itu kamu seperti orang yang berbeda.”

“Itu karena sudah lama kamu tidak melayaniku, Ra. Makanya kamu merasa aku ini orang yang berbeda. Lama aku menahan keinginanku ini, Maura. Selama ini aku sudah berusaha sabar. Aku bahkan sudah menerima apapun keadaan kamu ini, Ra. Dan ini sudah berbulan-bulan sejak terakhir kali kita konsultasi ke dokter tentang rasa nyeri yang sering kamu rasakan itu. Tapi masa, sampai sekarang belum sembuh juga?”

Dada Yudha bergemuruh hebat menahan luapan emosinya yang hampir membuatnya gila. Hasratnya yang selalu tidak tersalurkan dengan baik itu membuat pikirannya benar-benar kacau.

Beberapa hari lalu ia mengajak Maura kembali berkonsultasi ke dokter mengenai keluhan pada area kewanitaannya. Tapi Maura menolak dengan alasan masih sibuk.

“Sayang, aku minta maaf, ya?” Maura merapatkan diri, merangkul pinggang Yudha, lalu menyandarkan kepalanya di dada Yudha yang terlihat naik turun karena amarah yang berusaha ia redam itu.

“Andai aku tidak sakit, aku pasti akan melayanimu dengan baik,”sambungnya demi menenangkan perasaan Yudha.

“Kalau kamu tahu kamu sakit, seharusnya kamu istirahat. Bukannya kamu malah cari kesibukan di luar sana.”

“Iya, aku tahu. Maafkan aku. Aku janji, setelah kontrakku selesai, aku akan meluangkan lebih banyak waktu untuk kita berdua. Walaupun mustahil kita punya anak, aku mau kok pergi bulan madu ke manapun yang kamu mau.”

Yudha hanya menghela napas. Ia tak ingin amarahnya yang meluap-luap ini bisa menyakiti istrinya.

Menengadahkan wajahnya, Maura kemudian berkata, “Sayang, yuk, aku bisa melayani kamu dengan cara yang lain.”

“Tidak perlu. Aku tidak berminat,” tolak Yudha telak sembari melepaskan rangkulan Maura. Kemudian melenggang pergi ke kamar mandi.

-To Be Continued-

1
FT. Zira
aduh... ini Nadia nekat atau selera homornya yg kelwat tinggi sih/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
inttrogasi calon istri gini amat ya Yud🤭🤭
FT. Zira
kode keras ini namanya/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
FT. Zira
mirisnya jadi bawahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
aku dukung Yudha untuk berpaling/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira
keseringan ngalah sama aja bunuh diri dirimu Yud😮‍💨
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura sok paling tersakiti...
Elisabeth Ratna Susanti
wah parah nih cowok
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai gaswat nih
🌞MentariSenja🌞
maukah kamu menjadi pacarku?
🌞MentariSenja🌞
ya gak salah klo nanti Yudha berpaling, aku dukung mlh.
ngomong rindu tp giliran diladeni ngomong capek ngantuk, kan pengin /Hammer//Hammer//Hammer/
🌞MentariSenja🌞
cinta jgn menjadikan kamu bodohlah Yud
🌞MentariSenja🌞
padahal katanya sakitnya gak ketulungan klo on fire to gak tersalurkan ...eeh ngomong apa sih 🤭🤧
FT. Zira
bahaya ini.. yg di tangan siapa pikirannya siapa🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah mulai berhalusinasi dia🤭🤭 saking terlalu lama puasa
total 1 replies
FT. Zira
ketika cinta mulai bersemi😙😙
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): belum cinta sih, lbh ke tertarik saja
total 1 replies
FT. Zira
yakin.. minta maaf.. bukan minta nambah.. ehhh🤭🤭🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😅😅😅😅 emang boleh nambah🤭🤭
total 1 replies
Mutinah Soheh
istri sudah selingkuh dengan dokter...
suami mulai ada tanda tanda dengan bawahnya....klop deh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧begitulah godaan kk
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
benerlah tolak aja, wong egois gitu...
🌞MentariSenja🌞
duh, lancar bgt bohongnya
🌞MentariSenja🌞
yaelah, mencumbu istri bayangin wanita lain, jadi takut nih...
🌞MentariSenja🌞: bangg bayiikk /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ngeri ngeri sedap gimanaaaaa gitu🙄🙄🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!