Seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bekerja sebagai barista di sebuah cafe tiba tiba membuat seorang CEO jatuh hati pada nya.
Entah apa yang dia perbuat sehingga pria tampan dan kaya itu jatuh hati pada nya.
Bagaimana kah kisah mereka selanjutnya, yuk mampir di karya author.
Dan mohon dukungan nya semua yah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dilema
"Kakak,"ucap Reza.
Edward yang duduk santai di balkon kamar nya menoleh ke arah sumber suara.
"Reza, ada apa,"ucap Edward.
"Apa kuliah mu lancar,"ucap Edward.
"Lancar kak, aku juga sudah mulai mengelola perusahaan ayah, walaupun belum sepenuhnya, aku masih belajar,"ucap Reza mendekati sang kakak.
"Apa aku mengganggumu,"ucap Reza.
"Tidak. Ada apa,"ucap Edward lagi.
"Kak, apa kau tidak mau mempertimbangkan permintaan ibu? Kasian dia kak,"ucap Reza.
"Maaf kalau aku ikut campur dalam masalah ini, tapi setidaknya liat lah keadaan ibu kak, dia sudah semakin tuan, dia pasti begitu sangat menginginkan seorang cucu darimu,"ucap reza.
"Seandainya aku sudah seperti kakak, aku yang akan menikah terlebih dahulu,"ucap Reza.
"Tidak, kamu tidak boleh menikah secepat ini, kamu harus kuliah yang baik dulu,"ucap Edward.
"Reza, bukan aku tidak mau mengikuti permintaan ibu, tapi aku sedang mencintai seorang wanita, dan tidak semudah itu aku bisa melupakan nya,"ucap Edward.
"Aku mengerti kak, tapi setidaknya pikir kan ini baik baik, demi kesehatan ibu, jangan sampai kakak menyesal di kemudian hari" ucap Reza lagi, bangkit dari duduk nya.
Setelah kepergian Reza lagi lagi Edward termenung, dia benar benar dilema dengan ini semua.
"Apa aku harus mengikhlaskan Alisa bersama pria lain?"lirih Edward.
"Rasa nya begitu sulit,"lirih nya.
.....
Ke esokan pagi nya, Edward pun bersiap siap untuk berangkat ke kantor.
"Edward, tidak sarapan dulu nak,"lirih nyonya Melinda.
"Tidak ibu, aku sedang buru buru,"ucap Edward.
Edward langsung pergi tanpa mempedulikan panggilan sang ibu, pagi ini dia malas untuk berkumpul bersama keluarga nya, entah kenapa, yang jelas dia hanya ingin sendiri dulu.
Setibanya di perusahaan Edward langsung masuk ke dalam ruangan nya.
Sesuai perkiraan nya, pekerjaan nya sudah menumpuk begitu banyak di meja kerja nya.
"Ayahmu benar benar jahat Alisa, dia sama sekali tak melihat perjuangan ku yang cukup keras selama 7 bulan itu,"lirih Edward menatap setumpuk berkas di hadapan nya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk,"ucap Edward.
"Permisi tuan, ini ada berkas yang harus di tandatangani,"ucap seorang wanita.
Wanita itu berjalan cukup centil di hadapan Edward.
Bahkan pakaian nya nyaris terbuka.
Saat Edward menandatangani berkas itu, wanita itu berjalan di belakang Edward dan memegang pundak pria itu.
Edward yang merasakan sentuhan wanita itu hanya diam saja.
"Tuan, seperti nya anda terlihat lelah, mau saya pijat,"ucap wanita itu.
Edward hanya diam, wanita itu terus membersihkan sentuhan lembut pada Edward.
Memberikan nya pijatan pijatan lembut, siapa saja yang merasakan nya akan terangsang dengan kelembutan itu.
Sreettt..
"Akhhhh "
"berani sekali kau menyentuh ku,"ucap Edward.
"Tuan sakit, lepaskan tangan saya,"ucap wanita itu.
Tapi Edward terus memutar tangan wanita itu hingga wanita itu berteriak kesakitan.
"Tuan, tangan saya bisa patah,"ucap nya.
"Ini hukum man untuk tangan mu yang berani menyentuh ku" ucap Edward.
"sekarang juga bereskan barang barang mu dan keluar dari perusahaan ku, aku memecat mu,"ucap Edward.
"Wanita penggoda seperti mu tak pantas bekerja di sini, kau hanya pantas bekerja di club malam,"ucap Edward.
"Pergi,"teriak Edward.
Wanita itu ketakutan dan segera pergi dari ruangan Edward.
Edward memijat pelipisnya yang terasa pusing.