Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22. Perdebatan
Yonna yang mengajak Kamal untuk makan di tempat lain terus menyusuri jalan hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
"Na, kita mau makan dimana? Ini sudah malam dan aku juga lapar! Jangan muter-muter tidak tentu arah seperti ini!" ucap Kamal dengan nada suara yang sedikit kesal karena Yonna selalu menolak berhenti dan turun di tempat makan yang direkomendasikan Kamal.
"Ya, terserah Mas aja mau makan dimana!" ucap Yonna yang sambil memainkan handphonennya dengan nada suara yang cuek.
Kamal yang telah sangat lelah menghadapi Yonna yang sangat plin-plan menjadi sangat kesal lalu menepi dan berhenti di salah satu tenda.
Yonna yang merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti menjadi terkejut dan melihat ke sekeliling.
"Mas, kenapa kita berhenti disini? Lalu kau sedang ngapain, Mas?" tanya Yonna dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Kita akan makan disana dan aku sedang siap-siap. Kamu juga bergeraklah dan turun karena kita akan makan disini!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang terlihat sedikit kesal.
"Apa? Tunggu, Mas! Apa kamu yakin Mas kalau kita mau makan di sini?" teriak Yonna yang perlahan keluar dari mobil dengan ekspresi wajah tidak percaya.
"Tentu saja. Kita sudah muter-muter setengah jam dan tidak ada satu pun tempat makan yang aku katakan kau setujui tapi kau selalu bilang terserah padaku jadi sekarang aku benar-benar yang tentukan! Aku lapar!" ucap Kamal dengan nada suara yang tegas.
"Hah!" ucap Yonna yang terkejut dengan sikap Kamal yang berubah dingin dan tidak peduli dengan perasaannya yang sedang sedih.
Kamal yang meninggalkan Yonna dan duduk di salah satu tempat di bawah tenda itu dengan cepat memesan makanan dan minumnya karena ternyata Kamal punya riwayat Penyakit Mag yang tidak boleh sampai telah makan.
Yonna yang tidak mengetahui itu tetap tidak terima Kamal yang bersikap seenaknya padanya masih tetap mengikuti yang Kamal lakukan meski dengan setengah hati.
"Mas, kenapa pilih tempat ini? Apa kamu ngak bisa cari tempat lain?..." ucap Yonna yang ingin protes tapi langsung dihentikan Kamal dengan memberi kode diam.
Kamal yang melihat Riana menghubunginya dengan cepat menelpon ulang karena tidak ingin Riana marah ataupun khawatir tentang keberadaannya.
"Halo, Mas. Mas, kamu ada dimana? Jam berapa kamu pulang?" tanya Riana yang berpura-pura tidak tau dengan ekspresi wajah yang dingin.
"Mas sedang di luar, di tempat makan. Mas lagi makan dengan teman kantor. Mas akan segera pulang. Adek mau dibawain makanan apa nanti Mas belikan?" tanya Kamal dengan nada suara yang lembut dengan ekspresi wajah yang bahagia.
Yonna yang melihat Kamal masih tetap bersikap lembut kepada Riana meskipun ada dirinya di depannya membuat Yonna semakin kesal terutama saat mengingat hubungannya dengan suaminya, Dion, yang sangat buruk.
Yonna yang tau jika dirinya tidak boleh berbicara saat Kamal dan Riana sedang berbicara memilih menghabiskan makanan yang dipesannya.
Kamal yang telah selesai meyakinkan Riana kalau dirinya tidak akan lama pun mematikan teleponnya dan melihat Yonna yang sedang makan dengan lahap.
Yonna yang merasa Kamal menjadi sangat cuek menjadi kesal dan terus saja bicara bahkan saat dirinya mengetahui Kamal sedang menikmati makannya.
"Mas, kamu ini mau nemenin aku atau mau tenangin Mbak Riana sih?" ucap Yonna dengan ekspresi wajah yang kesal.
"Lalu kenapa juga kamu pilih tempat ini? Apa kamu tidak bisa pilih tempat yang lebih baik, Mas?" gumam Yonna sambil melihat jijik ke seluruh tempat di sekitarnya
"Kamu terus saja makan Mas dan ngak bales perkataanku. Kamu ini sedang dengerin omongan aku tidak, Mas?" teriak Yonna dengan nada suara yang tinggi.
Kamal yang merasa tidak nyaman dengan Yonna yang sangat cerewet dan selalu protes untuk banyak hal tanpa sadar membandingkannya dengan Riana.
"Cukup! Kau itu berisik sekali, Yonna! Apa kau tidak bisa diam saat sedang makan? Riana tidak pernah marah-marah ataupun cerewet sepertimu. Lihatlah! Riana bahkan tidak banyak bertanya tentang kepergianku karena dia sangat percaya padaku!" ucap Kamal yang memandang Riana lebih baik daripada Yonna.
"Pak, ini uangnya. Kembaliannya ambil saja!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang kesal lalu berdiri dan mengeluarkan uang seratus ribu kemudia pergi menuju mobil.
Yonna yang ditinggal di tempat itu sendiri tak mau ditinggal sehingga segera berlari mengejar Kamal yang telah pergi lebih dulu.
"Mas! Mas! Mas! Kamu kenapa tinggalin aku sendirian disana?" teriak Yonna dengan suara yang keras dengan ekspresi wajah yang marah.
"Aku sudah pernah bilang Mas untuk tidak pernah menyebut nama Mbak Riana saat bersama denganku. Kenapa Mas masih menyebutnya? Apa Mas sengaja membuatku kesal?" teriak Yonna yang menarik tangan Kamal hingga akhirnya Kamal berhenti di depan mobilnya.
"Hah! Kau tidak ingin aku menyebut nama Istriku tapi kau bersikap lebih buruk darinya lalu bagaimana aku tidak membandingkan kalian berdua?" sindir Kamal dengan ekspresi wajah yang emosi.
"Aku tidak mau berdebat denganmu. Kau memintaku datang menemuimu yang sedang menangis karena ingin meminta bantuanku tapi kenyataannya kau malah menjadikanku pelampiasan kemarahanmu dari Dion!" ucap Kamal yang sudah sangat kesal.
"Kau bilang ingin cerita semuanya dan memberi penjelasan tapi yang kau lakukan sepanjang jalan hanya diam dan memainkan handphonemu tanpa bicara lalu marah-marah untuk hal kecil! Apa kau hanya menjadikanku sebagai robot tanpa hati dan pikiran?" sindir Kamal yang tanpa basa basi mengeluarkan semua kekesalannya.
Yonna yang mendengar perkataan dan nada tinggi Kamal pun terdiam lalu menuruti Kamal yang masuk ke dalam mobil.
Kamal yang sudah sangat kesal dan menyesal keluar dari rumah hingga melewatkan makan malam bersama Istri dan anak-anaknya untuk menemani Yonna yang sedang bersedih pun membuat keputusan tegas.
"Aku akan mengantarmu kembali ke rumah suamimu! Selesaikan masalahmu dengannya dan bicaralah baik-baik, Yonna. Lakukan yang kau ingin lakukan sebenarnya!" ucap Kamal dengan suara yang tegas.
Yonna yang mendengar perkataan Kamal pun terdiam dan sepanjang jalan pun tanpa berkata apapun hingga akhirnya Yonna telah berada di jarak yang tak terlalu jauh dari rumahnya.
"Mas tidak bisa mengantarmu hingga di depan rumah. Mas tidak mau dituduh oleh suamimu jadi sekarang turunlah dan selesaikan masalahmu!" saran Kamal yang telah menurunkan egonya dan bicara lebih lembut kepada Yonna.
Yonna yang melihat Kamal masih bersikap lembut meski sedang marah menganggap Kamal jauh lebih baik daripada Dion yang tak pernah bersikap lembut padanya.
"Aku mengerti, Mas. Aku akan bicara empat mata dengan Mas Dion dan terima kasih Mas!" ucap Yonna dengan suara yang lemah.
"Hmm, Mas. Aku telah membuat keputusan bahwa aku akan meminta cerai dengan Mas Mas Dion dan menjadi Istri Keduamu, Mas! Kau akan menikahiku, kan Mas?" tanya Yonna secara tiba-tiba dengan tekad yang kuat untuk berpisah dari suamimya.
Kamal yang mendengar perkataan dan melihat sikap Yonna yang seolah telah membulatkan keputusannya menjadi terkejut.
"Apa? Cerai?" teriak Kamal dengan suara yang sedikit naik dengan ekspresi wajah tidak percaya dengan alis yang mengkerut bingung.
#Bersambung#
Bagaimana tanggapan Kamal tentang keinginan Yonna itu? Apakah Kamal setuju menjadikan Yonna istri keduanya? Bagaimana cerita ini selanjutnya? Tunggu jawabannya di BAB selanjutnya ya..
kelebihan h
koreksi
me+sadap => menyadap