Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sony Terjebak
Lola dan Juwi berjalan cepat menyusuri koridor gedung sekolah, hampir setiap mata yang berpapasan dengan Lola tak ada yang tak menatap nya dengan tatapan beragam arti. Ada yang menatap simpati ada yang menatapnya cuek tak sedikit juga yang menatap sinis.
kedua Sahabat ini melangkahkan kakinya ke gudang samping sekolah, setelah keduanya sampai di tempat Lola alangsung bersiap untuk melompati pagar tembok sekolah.
"Sist, udah bawa kan senjata kita?" tanya Lola kepada Juwi.
"Aman semuanya udah siap, tapi Beb kenapa kita nggak keluar lewat depan aja sih. Kan belum masuk jam sekolah masih ada waktu 10 menit lagi?" jawab Juwi sambil balik bertanya.
"Kelamaan keluar lewat depan. Tujuan kita pan Kebon pisang di samping sekolah, kalau lewat depan sama aja kita muter," jawab Lola.
"Btw Lu yakin kan, tadi sound system ngikutin kita?" tanya Lola ingin meyakinkan.
Belum sempat Juwi menjawab Sony sudah terlihat batang hidungnya mengikuti mereka. Lola langsung menyuruh Juwi untuk terlebih dahulu memanjat.
"Buruan Wi lo duluan yang panjat," perintah Lola kepada Juwi yang memiliki postur tubuh lebih pendek dari Lola..
Lola mengaitkan jari-jari kedua tangannya satu sama lain untuk membuat panjatan yang dipakai Juwi agar bisa menjangkau puncak pagar pembatas, dibantu dengan kaki kanan sebagai penopang untuk Juwi.
Dengan lincah dan mudah Juwi bisa menjangkau puncak pagar pembatas dan langsung melompat keluar pintu pagar tembok sekolah.
"Bagus lu ikutin gue berarti lu masih seorang lelaki sejati, gue tunggu lu di luar. Kita selesaikan masalah di antara kita," kata Lola sebelum dia melompat mengambil ancang-ancang dari jauh untuk melompat menjangkau puncak tembok pagar.
Hupp
Dengan sekali Ayun dan lompatan tinggi tubuh Lola bisa menjangkau Puncak pagar tembok dengan sekali lompatan lalu berdiri di atas tembok pagar. Untuk sesaat dia menatap tajam ke arah Sony sebelum dia melompat keluar.
"Sialan! kalo gue nggak ikutin mau mereka, Gue bakal jadi bulan-bulanan sepanjang sejarah di Kumbang." batin Sony membalas tajam tatapan Lola.
Sony yang berpostur tinggi dan gembul agak kesulitan memanjat pagar tembok sekolah dengan sekali lompatan dia mencari tangga yang ada di samping gudang untuk memanjatnya. Begitu dia ada di atas tembok Sony melihat kebawah tapi manik matanya tak melihat sosok Lola dan Juwi.
"Ke mana mereka," gumam Sony sambil matanya celingukan menyapu kebun pisang yang cukup luas.
"Apa jangan-jangan mereka bersembunyi dan ngejebak gue?" ttanya Sony parno ada diri sendiri karena penasaran.
"Mut, dia turun gak menurut Lo?" tanya Juwi yang ada di samping Lola sedang bersembunyi di balik semak-semak.
"Pasti turun Cumi, lihat aja bentar lagi juga bakal turun," saut Lola begitu yakin.
Lola menyalakan HP yang ada di tangannya lalu dari celah-celah ranting dan dedaunan semak-semak dia mengambil foto Sony yang sedang duduk di atas tembok pagar. Lola lalu mengirimkan kan foto itu ke nomor HP Sony.
Dreettt dreettt.
Sony yang masih duduk di atas tembok mengambil hp di saku kemejanya begitu melihat pesan si pengirim dan membuka pesan bergambar, begitu mata Sony melihat foto di hpnya wajahnya langsung merah penuh amarah.
"Bang ke! Tuh cewek bener-bener psikopat!" geram Sony menatap tajam layar HPnya Dimana ada foto dirinya sedang berdiri di atas tembok.
Turun sekarang auto gue kirim nih gambar ke WAG.
"Persiapan Beb, begitu dia turun Lu tahu kan apa yang harus lo lakuin Beb." Lola mengingatkan Juwi.
"Siap, Mut," saut Juwi memberi kode Ok pada Lola.
DE BRUKKK
Begitu Sony melompat dari atas pagar dan jatuh berguling pada posisi tengkurap Juwi langsung menindih tubuh Sony dan mengambil kedua tangan Sony ke belakang lalu mengikatnya kedua jempolnya dengan pengikat plastik.
"Brengsek lu berdua lepasin gue gak!!" teriak Sony dengan mata nanar ke arah Lola.
"Beb bangunin dia," perintah Lola pada Juwi.
Juwi mengangkat tubuh Sony dengan sekuat tenaga karena tubuh Sony yang sedikit gemuk.
"Berdiri Lu Toak!" bentak Juwi.
"Hahaha Cumi ngapain lu panggil dia toak?" kata Lola Sambil tertawa terkekeh mendengar panggilan baru Sony.
"Mut, kalau gue panggil dia sound system kepanjangan kalo Toak kan pendek," saut Juwi memberi penjelasan.
"Sak ae lu Beb," balas Lola.
"Buruan bangun toak!" sekali lagi Juwi membentak Sony.
Sony merajuk dia tidak mau berdiri hal ini membuat Lola dan Juwi geram.
Juwi mengambil alat stun gun dari tasnya dan menembak paha Sony hingga membuat Sony terlonjak kaget dan langsung bangun.
"B**O LO!" teriak Sony spontan dengan napas terengah.
"Makanya lebih baik bekerja sama dengan kita! Enggak usah pakai merajuk rajuk segala!" hardik Juwi sambil menarik lengan Sony untuk memaksanya berdiri.
Sony pun akhirnya berdiri bibirnya mengerucut dan hidungnya mendengus dengan mata merah menatap tajam ke arah Juwi dan Lola bergantian.
***
Sementara di pintu gerbang sekolah Daren berdiri bersandar di pos penjagaan sambil memainkan hp-nya menunggu Lola.
"Ketua, nona sedang gelut dengan Sony di Kebon pisang," isik Bagas dari kelas 11 MIPA yang termasuk anak buah geng BABIBU CEKCOK.
"Hah! Serius Lo?" tanya Daren melotot ke arah Bagas dan langsung memasukkan HP di saku celananya.
Daren berlari ke luar gerbang sekolah diikuti oleh Bagas dibelakangnya. Mereka pergi menuju kebun pisang samping sekolah.
"Duren lo mau kemane?" teriak Abidin menatap punggung Daren yang Makin menjauh dari pintu gerbang.
"Dasar bocah tengil waktu tinggal 2 menit lagi malah ngacir keluar!" geram Abidin.
"Sabar be ntar darting loh," celetuk seorang siswi yang berjalan memasuki gerbang.
"Iya neng sabar sabar." Abidin mengusap dadanya tapi masih tetap sambil menggelengkan kepalanya.
Begitu Daren tiba di kebon pisang samping sekolah, sorot tajam matanya langsung meneliti tiap sudut kebun yang banyak ditumbuhi pohon pisang Daren semakin masuk ke dalam kebun yang juga lebat oleh semak-semak.
Sayup-sayup Daren mulai mendengar suara yang tak asing yaitu suara Lola dan Juwi.
"Denger ya toak! Gue cuma pengen tanya, apa lu yang nyuruh Sita dan gengnya untuk ngehajar gue sepulang sekolah 4 hari yang lalu. Jawab!" tanya Lola sambil membentak dan menatap tajam kearah Sony.
"Jawab dongo!" geram Juwi sudah gatal tangannya ingin memukul dan menghajar Sony.
"Sabar beb, kita emang barbar. Tapi kita masih punya hati nggak kayak dia dan juga geng Seto nah," Lola meredam emosi Juwi sambil mengusap punggung Juwi
"Esmosi gue liatnya, apalagi liat komoknya pengen gue cakar habis rasanya," geram Juwi makin geregetan.
Lola mendekatkan mulutnya ke telinga Juwi lalu membisikkan sesuatu yang membuat Juwi langsung tersenyum girang.
"Lo emang kesayangan beb muach! Lu bawa kan anunya?" tanya Juwi begitu bersemangat dengan senyum mengembang lebar di bibirnya.
Lola menjawab dengan anggukan dan juga senyum lebar. Sony yang sedikit tahu sifat Lola mulai tegang wajahnya.
"Apalagi yang bakal lobar gila ini lakuin ke gue?" tanya Sony dalam hati mulai was-was.
Daren ingin mendekati mereka bertiga, tapi mendengar pembicaraan Lola dan Juwi Daren penasaran. Hal gila apa yang akan dilakukan Lola pada Sony karena itulah dia pun tetap berdiri bersembunyi di balik pohon pisang.
"Atraksi apa yang bakal mbeb gue lakuin ke Sompret itu? Hmm pasti ini bakal menarik," gumam Daren sambil tersenyum smrik.
***
Di dalam kelas 12 MIPA 2 Angga tanpa gelisah, terlihat sekali dari duduknya yang tak tenang selalu berganti posisi kadang bersandar kadang telungkup di atas meja kadang miring kepalanya ke samping kanan atau samping kiri Entah sudah berapa puluh kali dia melihat layar hp-nya
"Cendol beneran bikin gue overthinking!" geram Angga dalam hati
"Gue harus ke keluar liat keadaan cendol," batin Angga.
TETTTTTT.
Bek tanda masuk berbunyi nyaring, bangku bangku di kelas pun sudah mulai dipenuhi oleh para siswa yang akan memulai pelajaran, sementara bangku Lola dan Juwi serta Sony masih tak berpenghuni.
Angga beranjak dari duduk nya hendak keluar kelas.
"Mau kemana cuyy?" tanya Robi kepo.
"Toilet, mau ikutan lu?" jawab Angga balik bertanya tanpa menoleh ke arah Robi.
"Ogah dah," jawab Robi cuek.
Angga hendak melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kelas tapi langkahnya tiba-tiba berhenti.
"Assalamualaikum selamat pagi semua," sapa Bu Ajeng yang baru muncul di pintu kelas.
Angga berdiri tertegun di tengah kelas manik matanya memandang ke arah Bu Ajeng.
" Maaf anak-anak jam pertama ini Ibu tukeran dengan Bu Endang karena Bu Endang berhalangan hadir pada jam ini, jadi nanti Bu Endang akan mengisi di jam setelah istirahat kedua." Bu Ajeng memberi penjelasan atas kedatangannya di jam pertama pagi ini di kelas Lola.
"Angga kamu kenapa nggak duduk?" tanya Bu Ajeng ramah dengan khas senyum manisnya.
Angga terlihat bingung Apakah dia akan keluar untuk melihat keadaan Lola atau dia tetap mengikuti jam pelajaran Bu Ajeng guru favoritnya.
..."Teman sejati itu seperti tangan, ia selalu menyapu wajah dan menemani saat air mata jatuh."...
...~NN~...