NovelToon NovelToon
SISTEM BALAS DENDAM

SISTEM BALAS DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Crazy Rich/Konglomerat / Sistem / Harem
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Jayden hampir tidak punya harapan untuk menemukan pacar.

Di sekitarnya ada banyak wanita cantik, tapi tidak ada yang benar-benar tertarik pada pria biasa seperti dia. Mereka bahkan tidak memperdulikan keberadaannya. Tapi segalanya berubah ketika dia diberikan sebuah tongkat. Ya, sebuah tongkat logam. Saat membawa tongkat logam itu, dia baru saja mengambil beberapa langkah ketika disambar petir.

Saat dia kehilangan kesadaran, Jayden ingin memukul habis orang sialan yang memberinya tongkat itu, tapi saat dia bangun, ada kejutan menantinya. Dia mendapatkan sistem yang akan membantunya mendapatkan gadis-gadis dan membuatnya lebih kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMBUAT MALU DOKTER TRISHA

Perawat Temi tampak terkejut, “Maaf!”

“Hanya bertanya,” Jayden melambaikan tangannya, lalu masuk ke dalam untuk berganti kembali ke pakaiannya, “Terima kasih, Perawat Temi. Kau benar-benar bekerja keras.”

Perawat Temi adalah rekan kerja Lyra yang Jayden dan Lyra lihat sedang bermesraan dengan pacar Lyra tadi malam.

Di luar, Perawat Temi selalu dikenal karena profesionalisme dan dedikasinya pada pekerjaannya. Namun, di balik layar, semua orang tahu betapa terobsesinya dia pada seks, selalu mencari mangsa di mana-mana. Bahkan, semua orang takut jika suami atau pacar mereka datang ke rumah sakit hanya karena dirinya. Siapa tahu, yang mana di antara mereka yang akhirnya menarik perhatiannya.

Dan kali ini, Lyra-lah yang bernasib sial. Dia baru di rumah sakit itu, dan hampir tidak tahu cerita-cerita tersebut. Perawat Temi dengan cepat berteman dengannya.

Namun Lyra tidak tahu apa yang sebenarnya sedang ia hadapi.

Perawat Temi telah terlibat dalam hubungan rahasia dengan pacar Lyra selama hampir satu bulan terakhir.

Hubungan mereka dimulai dengan cukup polos, dengan percakapan santai dan interaksi ramah setiap kali pacar Lyra datang berkunjung. Namun seiring waktu, interaksi itu berubah menjadi sesuatu yang lebih intim.

Lyra bisa melihat bahwa pacarnya dan teman barunya semakin terlalu dekat satu sama lain. Namun kepercayaannya pada mereka selalu membuatnya menepis tanda-tanda bahaya itu.

Perawat Temi selalu menjadi tipe pengambil resiko, dan sensasi dari hal terlarang itulah yang menariknya ke arah pria itu. Tak lama kemudian mereka mulai menyembunyikan banyak hal dari Lyra, pesan-pesan mulai mengalir, dan tidak butuh waktu lama sampai mereka tak mampu menahan godaan untuk bertemu secara diam-diam.

Apa yang dimulai di balik pintu tertutup, segera terungkap ke permukaan. Lyra akhirnya melihat pacarnya dan Perawat Temi diam-diam pergi ke bagian belakang rumah sakit. Dan apa yang ia lihat di sana menghancurkan hatinya. Atau mungkin akan menghancurkan hatinya jika Jayden tidak menemukannya di sana.

Mungkin itu hanyalah pelarian, tetapi Jayden berhasil menghibur Lyra, dan tidak membiarkannya jatuh ke dalam depresi yang berkelanjutan.

~ ~ ~ ~ ~

Jayden kembali ke ruangan Trisha setelah ia selesai menjalani tes. Trisha mengangkat pandangannya dari tumpukan berkas saat ia masuk.

“Kembali lagi. Kangen aku yaa?” Jayden menyeringai.

“Tidak juga.” Trisha memutar matanya saat melihat Jayden.

“Aduh, Dok. Kata-katamu melukaiku,” Jayden mengusap dadanya sambil bersandar di kusen pintu.

“Aku yakin kau akan pulih,” Trisha merasa aktingnya lucu, “Jangan hanya berdiri di sana. Masuklah.”

“Yah, kurasa kau tahu aku bukan tipe yang mudah dijatuhkan.” Jayden menyeringai saat berjalan masuk dan duduk di depannya.

Sambil mengangkat alis, Trisha bertanya dengan nada sarkastik, “Oh ya?”

“Tentu saja. Aku sudah menghadapi sambaran petir. Ucapan tajammu tidak ada apa-apanya dibandingkan itu,” Jayden mengangguk.

“Kau selalu punya jawaban untuk segalanya, ya?” Trisha menggelengkan kepala dengan pasrah.

“Itu resikonya kalau jadi orang yang terlalu memikat.” Jayden berkata sambil mengedipkan mata.

‘Dari mana dia mendapatkan semua kepercayaan diri ini?’ Trisha bertanya dalam hati, ‘Yah, dia memang tampan. Tapi tetap saja...’

Trisha mencoba untuk tidak tersenyum, “Aku rasa tidak ada yang pernah menuduhmu seperti itu.”

Jayden mencondongkan tubuh ke arah Trisha, “Kalau begitu mereka pasti buta. Tapi aku tahu kau bukan salah satunya.”

“Kau ini tidak mungkin,” Trisha mendengus dengan bercanda. Bahkan pipinya terlihat sedikit memerah.

“Kau tahu, Dok, Aku harus mengakui, Kalau kau benar-benar multitasking,” kata Jayden dengan seringai penuh makna di wajahnya.

“Dan apa yang membuatmu berkata begitu?” tanya Trisha sambil mengangkat alisnya. Dia penasaran mendengarnya.

“Yah, Kau berhasil menyeimbangkan diri sebagai dokter yang tegas dan siswi sekolah yang tersipu di saat yang sama,” kata Jayden sambil tersenyum lebar.

“Jangan bercanda,” Trisha semakin tersipu.

“Oh, ayolah. Kau tersipu. Akui saja.”

Trisha memutar matanya, mencoba terlihat tegas, “Aku tidak tersipu.”

“Penolakan hanya membuatnya semakin jelas, kau tahu,” Jayden menghela napas.

“Mari kita kembali ke urusan utama, ya?” Trisha mencoba menenangkan diri, “Aku juga punya janji lain.”

“Tentu saja, Dokter. Tapi ingat, aku selalu di sini untuk mencerahkan harimu,” kata Jayden.

“Beruntung sekali aku,” kata Trisha dengan nada sarkastik.

“Kau tahu Dokter, katanya tertawa adalah obat terbaik. Jadi biarkan aku membawa sedikit keceriaan ke dalam hidupmu yang membosankan dan monoton,” Jayden berkata dengan seringai nakal.

“Jayden, aku sangat meragukan itu bisa dianggap sebagai nasihat medis,” kata Trisha.

“Oh, ayolah, Dokter. Kau seorang profesional. Kau bisa menangani sedikit... humor,” Jayden tertawa.

“Aku rasa aku akan tetap menggunakan metode pengobatan yang lebih konvensional, terima kasih,” kata Trisha sambil sedikit tersenyum.

Jayden bertanya sambil mendekatkan diri dengan sorot nakal di matanya, “Apa kau yakin? Karena aku punya lelucon yang pasti akan membuat harimu menyenangkan.”

“Baiklah, aku akan mendengarkan.” Trisha akhirnya mengalah.

Jayden menyeringai, mendapat lampu hijau darinya, “Kenapa komputer pergi ke terapi?”

Trisha menggelengkan kepala, “Aku tidak tahu, kenapa?”

“Karena dia punya terlalu banyak ‘byte’ beban emosional!” Jayden menyeringai.

Namun Trisha terlihat sama saja, bahkan tidak ada senyum di wajahnya, “Jayden, itu sangat membosankan.”

“Ahemm... kurasa itu tidak kena sasaran, ya?” Jayden berdehem kering.

“Biar aku coba lagi,” kata Jayden, tidak kehilangan harapan, “Ini pasti akan meningkatkan detak jantungmu.”

“Meningkatkan detak jantungku? Baiklah... lanjutkan. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi,” Trisha memberinya izin lagi.

“Kau seorang dokter, kan?” tanya Jayden dan Trisha mengangguk, “Jadi katakan padaku apa perbedaan antara pacar dan kondom?”

Trisha berpikir sejenak tetapi tidak menemukan jawabannya. Dia mengambil gelas air di mejanya dan berkata, “Aku tidak tahu, apa itu?”

“Gini, kondom aja sekarang sudah canggih. Tidak seperti dulu yang tebal dan tidak peka”

“Pfft...” Trisha hampir tersedak airnya dan batuk keras. Dia memuntahkan seluruh air di mulutnya ke arah Jayden. Wajah Jayden benar-benar tertutup air dan ludah.

“Batuk... Aku... Batuk... Minta maaf... Batuk,” Trisha meminta maaf dan dengan tergesa-gesa menyerahkan beberapa tisu kepadanya.

“Tidak tahu harus senang atau...” Jayden mengusap wajahnya sambil menatap Trisha dengan mata menuduh.

“Tidak... Tidak... Aku benar-benar minta maaf,” Trisha tidak berani menatap mata Jayden. Namun di dalam hati, dia mengumpatinya habis-habisan. Dia memarahi Jayden secara mental atas keberaniannya sambil mati-matian berharap ada semacam pengalihan untuk menyelamatkannya dari situasi canggung ini.

‘Apakah dia benar-benar baru saja mengatakan itu? Lelucon macam apa itu?’ pikir Trisha, wajahnya sedikit memerah. ‘Aku tidak percaya dia menguji batas profesionalismeku seperti ini.’

‘Meningkatkan detak jantungku, omong kosong,’ Trisha memarahi Jayden, tetapi di luar wajahnya menunjukkan penyesalan. Dia terus menyodorkan tisu demi tisu kepadanya.

‘Tapi detak jantungku memang tadi... Tidak, jangan dipikirkan.’

Trisha sangat berharap ada seseorang yang membantunya keluar dari momen canggung ini.

Tepat saat Trisha mengharapkan jalan keluar, semesta seolah menjawab permohonannya. Pintu terbuka, dan Perawat Temi masuk ke ruangan sambil membawa hasil tes Jayden. Trisha merasakan gelombang kelegaan atas timing itu – apa pun untuk mengalihkan perhatian dari komentar Jayden yang lucu tapi tidak pantas.

“Ini laporannya, Dokt... Apakah semuanya baik-baik saja?” Perawat Temi masuk dengan ceria, tetapi ketika dia melihat pemandangan di depan matanya, dia sedikit terkejut.

Trisha hampir menindih Jayden, memegang tisu di tangannya.

Trisha hampir merebut laporan itu dari tangan Perawat Temi, wajahnya tersembunyi di balik kertas-kertas saat dia berusaha menahan senyum. Dia dengan cepat membolak-balik halaman, bahkan tidak repot-repot menatap Jayden. Dia berharap kehadiran Perawat Temi akan mengembalikan percakapan ke nada yang lebih profesional.

“Terima kasih, Temi. Aku akan memeriksa ini,” gumam Trisha.

“Apa semuanya baik-baik saja, Dokter? Kau terlihat agak... gugup,” Perawat Temi memandang curiga.

Pipi Trisha semakin memerah saat ia berjuang menjaga ketenangannya.

“Hanya hari yang sibuk, itu saja. Semuanya baik-baik saja,” kata Trisha sambil berdehem.

Perawat Temi tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia melirik Jayden dengan pandangan penuh arti, bibirnya bergerak seolah menahan seringai.

Hati Trisha tenggelam saat ia melihat ekspresi di wajah Perawat Temi. Tampaknya dia mungkin telah menangkap ketegangan tersembunyi di ruangan itu, meskipun Trisha sudah berusaha keras menyembunyikannya.

“Baiklah, kalau kau membutuhkan sesuatu lagi, Aku akan ada di sekitar sini,” kata Perawat Temi sambil mengedipkan mata ke arah Jayden.

“Tentu saja, kenapa tidak? Terima kasih, Perawat Temi,” Jayden menyeringai.

Saat Perawat Temi keluar dari ruangan, Trisha akhirnya mengangkat pandangannya dari laporan, tatapannya bertemu dengan ekspresi Jayden yang terhibur. Dia memutar matanya ke arah Jayden, campuran kejengkelan dan hiburan tampak jelas di wajahnya.

“Hei, setidaknya leluconku membuatmu tersenyum,” Jayden terkekeh.

“Kau benar-benar tidak masuk akal,” Trisha menegurnya dengan main-main.

[ 1. Berhenti menggoda Trisha (Godaan +0)

2. Katakan pada Trisha, Dia menikmati keberadaanmu (Godaan +5) ]

“Akui saja, Dok. Kau diam-diam menikmati keberadaanku, kan?” kata Jayden sambil menyeringai.

“Kau beruntung aku punya selera humor,” kata Trisha sambil menggelengkan kepala tanpa daya.

Candaan Jayden jelas menjadi perubahan suasana yang menyenangkan, meskipun kadang-kadang melenceng ke arah sindiran. Trisha tidak bisa menyangkal bahwa itu menambahkan sedikit kegembiraan ke dalam rutinitas interaksinya yang biasa. Saat ia terus memeriksa laporan tes, ia mendapati dirinya terkekeh pelan meskipun tanpa sadar, bersyukur atas suasana ringan yang Jayden bawa ke dalam hidupnya, meskipun itu disertai cukup banyak momen yang membuat pipinya memerah.

Jayden terkekeh saat mendengarnya. Dia sudah membuka informasinya.

[ Nama: Trisha Wells

Usia: 34 Tahun

Pengukur Hasrat: 55/100

Radar Romansa: 00/10 ]

Saat ia melihat informasi itu, Jayden tiba-tiba memiliki sebuah pikiran, Apa yang akan terjadi jika Dia meninggalkan seseorang menggantung di atas 90 godaan?

Jayden menatap Trisha yang sedang membaca laporan.

“Haruskah Aku mencobanya padanya? Dia sudah di 55, tinggal sedikit dorongan dan...” Namun Jayden dengan cepat mengurungkan ide itu. Trisha adalah seorang wanita cantik dan meskipun dingin. Dia melakukan pekerjaannya dengan sangat serius dan baik. Dia tidak seharusnya membalasnya dengan cara seperti itu. Itu akan mengerikan untuk dilakukan pada wanita secantik dirinya.

‘Lalu pada siapa Jayden seharusnya bereksperimen?’

---

Menurutmu siapa kandidat terbaik untuk mencobanya?

1
Naga Hitam
hahahaha
Naga Hitam
2🤣
corY
good
Coutinho
menarik
laba6
up
laba6
menarik
Coffemilk
up
oppa
bagus
queen
up
sarjanahukum
bagus
BoBoiBoy
up
july
menarik
ariantono
up
BoBoiBoy
keren
july
teruskan thor
july
sangat menakjubkan
july
percepat
july
sip author
Afifah Ghaliyati
😍😍
Afifah Ghaliyati
😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!