NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Sena terdiam cukup lama. Kata-kata Ara baru saja menampar lembut hatinya.

Anak sekecil itu bisa bicara seperti orang dewasa bukan karena paham, tapi karena terlalu sering kecewa.

Ia menarik napas panjang, berusaha menelan gumpalan di tenggorokannya. “Sayang, jangan bilang begitu. Bagaimanapun juga, adik tetap anak Papa juga.”

Ara mendengus pelan, menunduk menatap gelas susunya yang sudah hampir habis. “Tapi Papa gak sayang sama Mama... berarti Papa juga gak akan sayang sama adik.”

Sena terdiam. Tak tahu harus menjawab dengan apa. Kata-kata itu sederhana, tapi jujur. Ia menatap wajah anaknya wajah mungil yang dulu selalu berseri ketika mendengar suara ayahnya di telepon, kini berubah jadi dingin dan kaku. Luka itu nyata, dan berasal dari tangan orang yang dulu ia cintai sepenuh hati.

Ia menunduk, mengelus rambut Ara pelan.

“Kalau begitu, biarkan Mama dan kamu yang kasih sayang itu buat adik, ya? Biar dia gak ngerasa sendirian.”

Ara menatap ibunya lama. Ada cahaya lembut di matanya, tapi juga kesedihan yang belum sembuh. “Ara janji, Ma... Ara bakal jagain Mama dan adik. Tapi tolong... jangan suruh Ara ketemu Papa lagi.”

Sena menatap anaknya dalam-dalam. Air mata menetes tanpa terasa. Ia ingin mengatakan bahwa waktu bisa menyembuhkan segalanya, tapi bagaimana kalau waktu justru menambah luka?

“Baiklah, Sayang. Mama gak akan maksa. Tapi kalau suatu hari kamu berubah pikiran, Mama akan tetap di sini.”

Ara mengangguk pelan, lalu memeluk ibunya. “Mama jangan nangis lagi ya. Ara gak suka lihat Mama sedih.”

Sena membalas pelukan itu erat, memejamkan mata sambil berbisik pelan di telinga anaknya,

“Terima kasih, Nak kamu alasan Mama kuat.”

Hujan di luar mulai reda, berganti dengan suara rintik yang lembut. Malam perlahan beranjak tenang, tapi di dada Sena, ada perasaan ganjil yang tak bisa ia artikan antara takut dan syukur, antara kehilangan dan harapan baru.

Tangannya menyentuh perutnya yang masih datar. “Nak... maafkan Mama kalau nanti dunia ini gak sempurna untukmu. Tapi Mama janji, Mama akan lindungi kamu seperti Mama lindungi kakakmu.”

Angin malam berembus dari celah jendela, membawa aroma tanah basah dan dingin yang menenangkan. Ara tertidur di pangkuannya, sementara Sena duduk memandangi langit yang gelap di luar sana.

Ia tak tahu apa yang akan terjadi esok.

Yang ia tahu hanya satu hidupnya kini bukan tentang menunggu seseorang datang, tapi tentang menjaga mereka yang sudah ada.

☘️☘️☘️☘️

Sementara di rumah sakit, Ika membuka mata perlahan. Dirga tertidur di kursi sebelah ranjang, masih menggenggam tangannya. Ia menatap pria itu lama, lalu menggeser pandangannya pada perutnya sendiri.

Senyumnya muncul lagi, licik dan tenang.

“Kalau ini satu-satunya cara menahanmu di sisiku... maka aku takkan berhenti di sini, Mas,” gumamnya pelan.

Lampu kamar rawat berpendar temaram. Dan di luar sana, kehidupan terus berjalan satu hati tumbuh karena cinta, satu lagi karena tipu daya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Pagi itu matahari menembus tirai tipis rumah kecil milik Sena. Dapur masih hangat dengan aroma teh manis dan roti panggang sederhana.Ara duduk di meja sambil menggambar, sementara Sena sibuk di pojok ruang tamu dengan kamera ponselnya yang berdiri di atas tumpukan buku.

“Assalamu’alaikum, teman-teman... hari ini aku mau nunjukin cara bikin bunga dari kawat bulu dan manik akrilik, ya,” ucapnya lembut, habya tersorot tangan dan bahan utama untuk membuat bunga.

Jari-jarinya yang lentik bergerak lincah, melilit, menata, dan menekuk kawat hingga membentuk kelopak mungil berwarna merah muda. Cahaya alami dari jendela jatuh di tangan lentik itu, dengan jelas Sena memberi arahan.

Setelah beberapa menit, videonya selesai. Sena menarik napas lega, lalu mengecup kening Ara yang sedari tadi memperhatikannya.“Mama hebat,” kata Ara polos.

Sena terkekeh kecil. “Kamu lebih hebat, karena kamu sabar nemenin Mama bikin video.”

Mereka tertawa bersama. Tawa yang dulu jarang terdengar di rumah kecil itu kini mulai kembali, meski masih diselingi rasa takut akan masa depan.

Siangnya, Sena duduk di teras sambil memeriksa notifikasi di ponselnya.

Matanya membulat saat melihat pesan dari platform tempat ia mengunggah videonya.

Sebuah pemberitahuan muncul. “Selamat! Akun Anda kini memenuhi syarat monetisasi.”

Tangannya bergetar. “Ya Allah...” bisiknya lirih. Air mata menetes tanpa terasa, tapi kali ini bukan karena sedih. "Ini rejeki kedua anakku," imbuhnya kembali.

Ara yang sedang menyiram tanaman di depan rumah langsung menghampiri ketika mendengar suara ibunya yang menangis haru.

“Kenapa, Ma?”

Sena langsung memeluk anaknya erat. “Mama bisa dapat uang dari video Mama, Sayang... dari bunga yang Mama buat itu.”

Ara memeluk balik, senyumnya merekah. “Berarti nanti kita bisa beli cat warna lagi, ya?”

Sena tertawa kecil. “Iya, dan mungkin tambah lampu biar videonya lebih terang.”

Namun di balik pagar bambu, dua tetangga yang sedang menjemur pakaian saling berbisik.

“Eh, itu si tetangga baru ya? Katanya suaminya udah nikah lagi sama cewek yang sekarang hamil...”

“Iya, tapi dia masih aja bisa senyum-senyum di depan kamera. Dasar perempuan gak tahu malu.”

"Biasanya kalau wanita ditinggal menikah itu sedih ya Bu, tapi kayaknya dia biasa saja tuh."

"Ya biasa wanita seperti itu menginginkan kebebasan.

Sena mendengarnya. Suara lirih itu menyelinap di antara angin yang berdesir.

Ia berhenti sejenak, menatap bunga-bunga kecil hasil kreasinya yang berjejer di rak kayu. Ada sesak, tapi ia tak ingin menangis lagi.

Tangannya justru mengambil satu bunga berwarna ungu muda, lalu menancapkannya di vas kecil di depan rumah.

“Kalau mereka mau ngomong, biar aja,” gumamnya pelan. “Mama udah capek hidup buat buktiin sesuatu, Ra. Sekarang Mama mau hidup buat kita aja.”

Ara memeluk lengan ibunya, menatap bunga itu dengan mata berbinar. “Cantik banget, Ma. Kayak Mama."

Sena tersenyum. “Bunga ini? Atau semangat Mamanya?"

“Keduanya!” jawab Ara riang, membuat Sena tergelak.

Sore hari, ketika langit mulai berwarna jingga, Sena kembali membuka ponselnya.

Video yang tadi pagi ia unggah sudah ditonton lebih dari seribu kali. Kolom komentar dipenuhi ucapan hangat dari orang-orang yang tak ia kenal.

Ada yang menulis:

“Kak, tanganmu sabar banget. Video ini bikin tenang.”

“Terima kasih udah bagiin hal seindah ini, Kak. Aku jadi semangat lagi.”

Sena menatap layar lama-lama.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dunia terasa tidak sekejam dulu.

☘️☘️☘️☘️☘️

Namun di sisi lain, suara tawa Ika menggema dari dalam rumah sakit.Ia baru saja menunjukkan hasil USG pada Dirga sambil berbisik lembut.

“Mas, dokter bilang semuanya sehat. Kamu harus fokus ke aku dan bayi ini, ya...”

Dirga menatap layar USG dengan tatapan kosong.Di pikirannya masih terbayang wajah Sena dan Ara yang tak sempat ia temui.

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!