Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AYAH DAN ANAK
"Putri ku," batin Raja Reifan, tersenyum haru, melihat putri nya kembali.
Pangeran Mahkota Lucius yang melihat keterdiaman semua orang langsung menyadarkan mereka.
"DIA ADIK KU!"
"PUTRI SATU-SATUNYA DARI KERAJAAN HARPER, PUTRI JASMINE HARPER!"
Ucap Pangeran Mahkota Lucius, menyadarkan semua orang dari rasa terkejutnya.
"SELAMAT DATANG KEMBALI YANG MULIA PUTRI JASMINE HARPER!!"
Ucap seluruh prajurit dan petinggi istana, membungkuk kan badan nya hormat.
"Terimakasih," jawab Jasmine tersenyum kecil.
"Ayo"
Pangeran Mahkota Lucius, menggandeng tangan Jasmine, berjalan melewati ratusan prajurit yang sedang berjejer rapi di sana.
"Salam Ayahanda," ucap Putra Mahkota Lucius, menunduk kan kepala nya.
Jasmine hanya diam melihat sosok pria paruh baya yang ada di depan nya itu.
"Selamat datang Putri ku," ucap Raja Reifan, dengan emosional yang begitu kentara.
Mata Pria paruh baya itu terlihat berkaca-kaca, Jasmine juga melihat guratan kelelahan di wajah baya nya, serta sorot mata kesakitan, kerinduan dan juga kemarahan.
"Salam Ayahanda," ucap Jasmine, menunduk kan kepala nya sedikit.
Grep
"Oh Putri ku," ucap Raja Reifan, menarik Jasmine ke dalam pelukannya.
Raja Reifan sudah tidak bisa menahan perasaan nya lagi, rasanya semua beban di hati nya langsung meledak, saat mendengar panggilan Ayah dari Putri nya.
Sama seperti Pangeran Mahkota Lucius, selama ini walaupun Raja Reifan sering mengunjungi Jasmine, tapi Jasmine selalu menghindar dan tidak pernah mau mendekat.
Suasana di sana mendadak hening, semua orang merasa haru melihat Raja Reifan dan Jasmine yang sedang berpelukan, bahkan ada yang sampai ikut meneteskan air mata nya.
Hanya ada dunia orang yang menatap pemandangan itu dengan tatapan penuh kebencian.
"Awas saja kau anak sialan," batin Putri Anya, dengan mata berkilat-kilat tajam.
"Selamat datang kembali Putri Jasmine," ucap Ratu Imelda, tiba-tiba datang menghancurkan moment haru itu.
Raja Reifan melepaskan pelukannya, dan menatap datar pada Ratu Imelda.
"Senang melihat mu kembali ke istana, setelah sekian lama kamu di buang, ah maksudku di asingkan," ucap Ratu Imelda, tersenyum penuh arti.
"LANCANG!"
Bentak Pangeran Mahkota Lucius, mengeram marah dan tidak terima.
"Tenang lah Putra Mahkota, Saya hanya bercanda," ucap Ratu Imelda, masih dengan senyuman yang tidak luntur.
"Bukan kah begitu Jasmine," lanjut Ratu Imelda, melirik Jasmine.
"Seperti nya Anda melupakan peringatan dari Saya Ratu," ucap Raja Reifan, dingin.
"Jasmine, sebaik nya kita masuk," ucap Raja Reifan, menggandeng tangan Putri nya.
Raja Reifan, Pangeran Mahkota Lucius dan Jasmine berlalu pergi dari sana, tapi sebelum melangkah masuk ke dalam istana, tiba-tiba Jasmine berhenti dan menoleh ke arah Putri Anya dan Ratu Imelda.
"Walaupun Saya di buang, setidaknya Saya tidak pernah menumpang hidup pada orang lain, dan bermimpi untuk menguasai yang bukan miliknya," ucap Jasmine, tersenyum miring.
Semua orang langsung terdiam, mereka tidak menyangka Putri Jasmine akan berbicara seperti itu, sangat berani dan terang-terangan.
Wajah Ratu Imelda dan Putri Anya langsung suram, mereka mengepalkan tangannya kuat, dengan nafas naik turun.
Jasmine tidak ingin memainkan drama murahan den sindir menyindir, langsung saja katakan pada orang nya, bahwa kenyataan nya mereka berdua memang seperti itu, m numpang dan tidak tahu diri dengan merampas hak orang lain.
"KAU!"
Teriak Putri Anya meradang.
"Kecil kan suara mu Anya, mulut mu bau busuk," ucap Jasmine, menutup hidung nya.
Hampir saja mereka yang ada di sana meledakan tawa nya, saat Jasmine mengatakan mulut Anya bau busuk.
"Sudah ayo masuk," ucap Raja Reifan, menggeleng kan kepala nya.
Raja Reifan cukup terkejut dengan sifat Putri nya, tapi tak ayal dia juga senang, melihat Putri nya sudah bisa berani membalas, bahkan mulutnya sangat tajam.
Mereka bertiga akhir nya masuk ke dalam istana, meninggalkan halaman istana yang masih di penuhi oleh para prajurit dan juga para petinggi istana, dan jangan lupakan di dua rubah betina yang masih ada di sana.
Dengan wajah memerah padam, Ratu Imelda dan Putri Anya, pergi dari sana, meninggalkan bisik-bisik dari beberapa orang.
"Lihat, seperti nya Ratu dan Putri Anya sangat marah."
"Putri Jasmine hebat banget, selama ini belum ada yang berani berbicara seperti itu pada Ratu."
"Tapi aku Khawatir, Ratu akan melakukan hal buruk pada Tuan Putri."
Sore itu semua orang membicarakan tentang keberanian Jasmine, tapi mereka juga khawatir dengan Tuan Putri mereka yang baru saja kembali itu, semua orang penghuni istana tahu, seperti sosok Ratu Imelda.
Sementara orang yang sedang mereka bicarakan, saat ini sedang berada di ruang kerja Raja Reifan, mereka bertiga duduk di kursi sofa.
"Bagaimana perjalanan mu Nak?" tanya Raja Reifan, memulai pembicaraan.
"Cukup melelahkan," jawab Jasmine, seadanya.
"Tapi aku menikmati nya," lanjut Jasmine, tersenyum kecil.
"Ayah senang melihat mu ada di sini, seharus sedari dulu kamu memang tinggal di sini," ucap Raja Reifan, dengan perasaan bersalah.
"Sudahlah, tidak perlu di bahas, itu hanya masa lalu," ucap Jasmine, tidak ingin membahas masa lalu nya, karena Jasmine takut tidak bisa mengontrol emosi nya.
Jujur Jasmine masih tidak terima bahwa Raja Reifan tega mengasingkan Putri nya sendiri, walaupun alasan nya untuk keselamatan Jasmine.
"Terimakasih Sayang, maaf karena belum bisa membuat Jasmine bahagia, maaf Ayah bukan Ayah yang baik untuk Jasmine," ucap Raja Reifan, dengan perasaan sesak.
Pangeran Mahkota Lucius, memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat pemandangan yang membuat hati nya teriris, bukan hanya Ayah nya saja yang merasa gagal dan bersalah, dirinya juga merasa bersalah karena tidak bisa melakukan sesuatu untuk mempertahankan adik nya di istana ini, dulu.
Hah....
Baiklah tidak perlu di bahas lagi, karena itu akan menguras emosi, kini waktu nya kita membahas yang lain.
"Aku tidak apa-apa, Ayah tidak perlu merasa bersalah," jawab Jasmine, tersenyum kecil.
Hati Raja Reifan semakin terenyuh, ternyata Putri kecil nya memiliki hati yang begitu luas.
"Kamu persis seperti ibu mu Nak," ucap Raja Reifan, tersenyum sendu.
"Jasmine rasa, lebih cantik Jasmine dari pada ibu," gurau Jasmine, sengaja mencairkan suasana.
"Tentu kamu lebih cantik Nak," jawab Raja Reifan tertawa kecil.
"Putri Ayah ini gadis paling cantik," lanjut Raja Reifan, mengusap lembut rambut Jasmine.
"Aku tahu," ucap Jasmine, tersenyum sombong.
Tuk
"Percaya diri sekali Anda Putri," ucap Pangeran Mahkota Lucius, menyentil kening Jasmine gemas, melihat tingkah percaya diri adik nya.
"Aw Ayah lihat kak Luci, dia jahat," ucap Jasmine mengerucut kan bibir nya.
"Lucius, berani sekali kamu menyakiti Putri ku," ucap Raja Reifan, menatap tajam pada Putra nya.
Jasmine tersenyum puas, dan menjulurkan lidahnya pada Kakak nya itu, membuat Pangeran Mahkota Lucius ingin membuang adik nya itu.
lanjut up lagi thor