Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Berbicara dengan Calon Mertua
***
Darren berada di kantor keluarga Anderson. Ia menghandle urusan yg menjadi tanggung jawab adik sepupu nya William.
"Bukankah anak itu sudah sehat ya? Kenapa tidak datang ke kantor? aku sudah sakit kepala kerja sendiri!" Keluh Darren pada Marsel yg sedang berada diruangan William.
"Aku rasa Willy di tahan Tante Vivi. Kan semalam ketahuan dia lagi babak belur begitu."
"Bisa jadi."
Darren merogoh saku untuk mengambil ponsel miliknya. Ingin mendial kontak orang nomor dua di kantor ini setelah James Anderson.
Tut....tut...
Sekali dua kali bahkan sampai tiga kali. William sama sekali tidak mengangkat panggilan. "Willy tidak angkat panggilan aku."
Marsel pun resah, mereka berdua hanya takut kejadian tempo hari terulang kembali. walau pelaku sudah babak belur ditangan mereka, tetapi tidak ada yg bisa menjamin orang sepenting William Anderson bisa aman dari incaran musuh.
***
kembali dikediaman Kimi. Masalah ponsel yg tidak di pedulikan. Itu karena ponsel milik William berada di dalam kendaraan pria itu. Sedangkan si empu pemilik sedang berhadapan dengan calon mertua.
"Maksud kamu apa?"
"Sudah Papa, tidak perlu di tanggapi dengan serius." Kimi sedikit mendekatkan wajah ke arah telinga sang ayah. "Dia gi la, berotak sapi!" Lanjut Kimi dengan ekspresi bergidik ngeri.
Tentu William mendengar bisikan yg sama sekali tidak bisa dikatakan sedang berbisik, karena William dapat mendengar dengan jelas ucapan tersebut. Lebih tepat di sebut sindiran. Karena tidak ada pelan-pelan nya saat Kimi berucap. Jimi tentu saja terkejut lalu terkekeh tertahan.
"Sayang.. Aku tidak gi la."
Kimi membeliakkan mata mendengar itu. 'Berani sekali dia bicara begitu di depan Papa!' Kimi menoleh ke arah Jimi, lalu...
"Kalian ada hubungan serius?" Tanya Jimi mulai menegakkan dada. Sepertinya ini serius. Begitu pikirnya.
"Iya, saya mau menikahi Kimi."
"Kamu tidak perlu berlebihan Liam! Aku tidak pernah mengatakan setuju untuk dinikahi."
"Ya tapi saya ingin menikahi kamu!"
"Ya tapi aku tidak! Kamu tidak bisa memaksakan kehendak!"
"Kamu harus menikah sama saya, titik!"
"Stop!" Lerai Jimi. Ia tatap secara bergantian dua pemuda yg ada dihadapan.
Mira kembali dari dapur membawa empat gelas air yg ada di atas nampan. "Ada apa? sampai berteriak. Mama mendengar sekilas ada kata menikah. Siapa yg akan menikah?"
"Saya dan Kimi, Ma." Sahut William santai.
"Hah?"
"Tidak benar Ma."
"Iya benar!"
"Stop! Ya Tuhan hentikan! Kimi kamu masuk kedalam sama Mama, biar Papa yg berbicara dengan William."
Dengan berat hati, Kimi bangkit di ikuti sang Ibu. Tatapan Kimi tidak berubah pada William, tetap saja tajam dan penuh ancaman. Tetapi di mata William itu malah sangat menggemaskan.
Setelah memastikan istri dan juga sang anak tertelan pintu kamar. Jimi kembali menatap William. William yg sedari tadi memperhatikan Kimi, tidak menyadari kalau Jimi sudah memandangnya penuh tanya.
"Mata kamu lepas nanti!"
"Eh! Iya, sepertinya bisa saja lepas, soalnya kalau lagi melihat Kimi seperti tidak ada keinginan untuk berkedip."
Jimi memijit dahi tua nya. 'Jenis manusia apakah yg ada dihadapan ku ini. Apa benar dia berotak sapi seperti yg di katakan Kimi.' gumam Jimi dalam hati.
"Kenapa kamu bisa tiba-tiba saja ingin menikah dengan anak saya?"
"Saya suka Kimi, dia cantik!"
"Kamu kira itu cukup memenuhi syarat pernikahan?"
William melongo, ia berpikir apalagi yg akan ia ucapkan selain cantik. Apa ia juga perlu mengatakan bibir anaknya juga seksi, atau ia juga perlu mengatakan kalau ia ingin semua yg ada pada Kimi termasuk... Dada nya!
Merasa tidak ada jawaban. Jimi mengambil keputusan. "Saya tidak tahu bagaimana hubungan kalian. Tapi sepertinya, Kimi tidak menyukai kamu William."
"Tidak! Dia suka saya Pak, dia suka...." 'Ck! Apa iya aku harus memberitahu semuanya, tadi Kimi suka juga dengan bibir aku. Itu saja sudah bisa menjadi bukti kuat kalau Kimi benar menyukai aku juga kan!' benak William bimbang.
"Suka apa William?" Tanya Jimi penasaran karena omongan William terhenti sejenak.
"Suka sama ci-"
***
BERSAMBUNG
Dukung karya Author ya guys.
Thank you! ❤️