Bram, playboy kelas kakap dari Bekasi, hidupnya hanya tentang pesta dan menaklukkan wanita. Sampai suatu malam, mimpi aneh mengubah segalanya. Ia terbangun dalam tubuh seorang wanita! Sialnya, ia harus belajar semua hal tentang menjadi wanita, sambil mencari cara untuk kembali ke wujud semula. Kekacauan, kebingungan, dan pelajaran berharga menanti Bram dalam petualangan paling gilanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenal 1992, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak yang Hilang, Luka yang Tertinggal
Sinta menelan ludah, merasa terpojok dengan situasi ini. "Tante, Om, Reno, Raka... aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku tetap akan pindah."
Ibunya Maya menghela napas panjang. "Baiklah, Sinta. Kalau itu memang keputusanmu, kami tidak bisa memaksa. Tapi, kapan-kapan jangan lupa main ke sini lagi ya." Nada suaranya terdengar sedikit kecewa, namun penuh pengertian.
Reno dan Raka, mendengar ucapan ibunya, langsung merengek. "Mah, pah, kok gitu sih? Kok malah dibolehin pindah? Kita kan pengen Sinta tetep di sini!"
Ayah Maya menepuk pundak kedua putranya. "Sudah, Nak. Jangan dipaksa. Sinta juga punya kehidupan sendiri."
Dengan berat hati, Sinta berpamitan pada keluarga Maya. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari mereka, namun ia tahu, ia harus pergi. Ia harus menjauh dari Reno dan Raka, sebelum perasaannya semakin rumit.
Sinta memesan taksi online dan memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi. Ia melambaikan tangan pada keluarga Maya yang berdiri di depan rumah, lalu masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan, Sinta merasa gelisah. Ia tahu, keputusannya ini akan menyakiti hati Reno dan Raka. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Ia tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain demi menyenangkan mereka.
Saat taksi melewati jalan yang sepi dan remang-remang, tiba-tiba beberapa orang menghadang mobil mereka. Mereka adalah begal yang berniat merampok.
"Keluar kalian semua! Serahkan barang berharga kalian!" teriak salah seorang begal sambil mengacungkan senjata tajam.
Sopir taksi online berusaha melawan, namun ia dengan cepat dilumpuhkan oleh para begal. Sinta, yang ketakutan, berusaha melindungi dirinya. Namun, naluri seorang Bram tiba-tiba muncul dalam dirinya. Ia tidak bisa membiarkan dirinya menjadi korban.
Dengan gerakan cepat, Sinta menendang salah seorang begal hingga terjungkal. Ia lalu melompat keluar dari mobil dan mulai melawan para begal. Insting bertarung Bram kembali, ia bergerak lincah dan kuat, melumpuhkan satu per satu begal dengan pukulan dan tendangan.
Namun, jumlah begal terlalu banyak. Tubuh Sinta yang kini adalah wanita lemah mulai kehabisan tenaga. Ia terkena pukulan di wajah dan terjatuh ke tanah. Para begal semakin beringas, mereka mengeroyok Sinta tanpa ampun.
Sialan! Nggak bisa gini! Gue Bram! Gue harus ngelawan mereka! Tapi... badan cewek ini... lemah banget. Kenapa sih gue harus kena kutukan kayak gini? Kenapa gue harus jadi cewek?! Argh... gue nggak kuat...
Di saat yang sama, Di rumah Ibunya Bram, di Bekasi, lagi sibuk masak buat makan malem. Udah lama sejak Bram menghilang tanpa jejak. Ibu Bram selalu berharap, suatu hari nanti, anaknya itu bakal balik. Tiba-tiba, piring yang lagi dia cuci jatoh, pecah berkeping-keping di lantai. Ibu Bram kaget bukan main, jantungnya langsung berdebar kencang. Perasaannya nggak enak, kayak ada sesuatu buruk yang mau terjadi sama Bram.
"Ya Allah, kenapa ini? Kok perasaan aku jadi nggak karuan gini?" gumam Ibu Bram khawatir. Dia coba tenangin diri, tapi firasat buruk itu makin kuat nyerang. Dia nggak tau, Bram, anaknya, sekarang hidup sebagai Sinta, seorang wanita yang lagi dalam bahaya.
Scene berpindah dimana sebuah mobil berhenti di dekat tempat kejadian. Rian, atasan Sinta di kantor, keluar dari mobil dengan wajah terkejut. Ia tidak menyangka akan melihat Sinta, wanita yang diam-diam ia cintai, tergeletak pingsan di jalanan, dikelilingi oleh para perampok.
Tanpa pikir panjang, Rian menyerbu para begal. Ia adalah seorang pria yang kuat dan terlatih, dengan mudah ia mengalahkan para begal yang tersisa. Para begal yang ketakutan melarikan diri meninggalkan Sinta yang pingsan.
Sopir taksi online yang sudah sadar kembali membantu Rian mengangkat Sinta ke dalam mobilnya. Rian memutuskan untuk membawa Sinta ke rumahnya, ia tidak tega membiarkannya sendirian di kontrakan barunya.
Sesampainya di rumah Rian, Sinta dibaringkan di tempat tidur. Rian dengan telaten membersihkan luka-luka di wajah dan tubuh Sinta. Ia merasa sangat khawatir dan cemas.
Beberapa saat kemudian, Sinta membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan mata, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya di ruangan itu. Ia melihat Rian duduk di sampingnya, menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Rian? Kamu... kok aku bisa di sini?" tanya Sinta dengan suara lemah.