Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Batas Selatan
Lian telah menghabiskan waktu sebulan penuh dalam persembunyian total, mengolah pengetahuan dari Kitab Pemurnian Jiwa Langit. Keajaiban Giok Tersembunyi kini terbagi menjadi tiga frekuensi yang ia kuasai: Rendah (Penguatan Fisik internal, membuatnya kebal Qi), Menengah (Gangguan Temporal Jarak Dekat, mampu merusak struktur waktu objek), dan Tinggi (Penyamaran Mutlak, menyembunyikan eksistensinya bahkan dari Rasa Spiritual).
“Ramuan Bunga Naga,” gumam Lian, berdiri di mulut gua tempat ia bersembunyi. “Itu adalah kunci untuk Pembentukan Inti Emas yang stabil. Tanpanya, fondasi gila ini akan membunuhku.”
Zhe, yang kini hampir selalu ada di pikiran Lian melalui koneksi spiritual, membenarkan. “Kita butuh Kota Bulan Merah. Itu simpul perdagangan gelap, tempat Ramuan Abadi yang dilarang sering muncul. Kota itu berbahaya, tetapi risiko sebanding dengan hadiahnya.”
Lian mengangguk. Ia meninggalkan gua dan bergerak menuju Perbatasan Selatan. Berkat Frekuensi Giok Rendah yang terus memperkuat tubuhnya, ia melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tidak dapat dipercaya untuk seorang fana, melintasi ribuan mil, dan mencapai tujuan dalam waktu kurang dari dua minggu.
Kota Bulan Merah terasa seperti Sekte Pedang Tersembunyi, tetapi tanpa hukum atau moralitas. Kota itu dikelilingi oleh tembok batu gelap yang diukir dengan formasi perlindungan yang usang. Atmosfer spiritualnya kacau; Qi dari berbagai aliran dan sekte—Bandit, Pembunuh, dan faksi kecil yang haus kekuasaan—bertabrakan di udara, menciptakan getaran opresif.
Lian tahu bahwa di tempat ini, aura adalah status. Lian, yang tidak memancarkan Qi, adalah target sempurna.
“Ini adalah habitat pemangsa,” kata Zhe, nada suaranya berubah serius. “Kita harus menggunakan Frekuensi Giok Tinggi segera. Jangan ambil risiko.”
Lian menarik napas dalam-dalam. Energi dingin Giok Tersembunyi mengalir dari Dantiannya, meluas ke kulit dan auranya. Frekuensi Giok Tinggi (Penyamaran Mutlak) aktif. Kultivator Fondasi Qi mana pun yang mencoba memindainya hanya akan menemukan kekosongan, seorang fana biasa yang tidak bernilai.
Lian berjalan di jalanan yang berdebu. Toko-toko di sana menjual senjata spiritual murahan, pil palsu, dan informasi yang berbahaya. Lian menghindari tatapan, memilih Kedai Pengembara yang paling ramai—tempat yang paling mungkin untuk mengumpulkan desas-desus tentang Ramuan Bunga Naga.
Di dalam kedai, suasana bising. Bau arak, keringat, dan asap kayu memenuhi ruangan. Lusinan kultivator duduk di meja-meja kasar, bertukar Batu Qi, memamerkan Pedang Qi mereka, dan berdebat keras.
Lian duduk di sudut yang paling gelap, memesan semangkuk sup yang berminyak untuk meniru perilaku fana. Ia mendengarkan. Ia segera mendengar kata-kata kunci: Lembah Racun Kuno, Ramuan Abadi, dan Sekte Lima Racun.
Lian berjarak dua meja dari sebuah kelompok yang mendominasi kedai: murid-murid luar dari Sekte Api Gelap. Pemimpin mereka, Hao Wu, adalah kultivator Fondasi Qi Tahap Menengah yang memancarkan kesombongan yang menjijikkan. Qi Hao Wu berwarna merah cerah dan agresif, bergetar di udara seolah-olah dia sedang menunggu alasan untuk menyerang.
Lian merasakan Gioknya sedikit berdenyut setiap kali Qi Hao Wu terlalu keras. Lian harus berhati-hati.
“Lian, kau harus pergi,” desak Zhe. “Energi di sini terlalu keras. Frekuensi Tinggi tidak akan bertahan jika kau dipaksa bergerak.”
“Belum,” jawab Lian dalam hati. “Aku baru saja mendengar tentang Jalur Perdagangan Racun. Informasi ini penting.”
Saat Lian mencoba berkonsentrasi pada percakapan Sekte Api Gelap, bencana kecil terjadi. Seorang pelayan muda yang gemetar, membawa nampan berisi arak, terpeleset. Pelayan itu tidak menumpahkan arak ke Hao Wu, tetapi memercikkan air cucian kotor ke jubah mewah kultivator itu.
Seketika, tawa di kedai itu berhenti. Keheningan itu jauh lebih menakutkan daripada kebisingan sebelumnya.
Hao Wu menoleh. Wajahnya yang tebal merah padam karena amarah. Dia tidak hanya malu; dia merasa harga dirinya sebagai Fondasi Qi dipertanyakan oleh seorang fana.
“Dasar tikus sialan!” raung Hao Wu. Dia berdiri, Pedang Qi-nya memancarkan cahaya merah yang tajam, menghancurkan meja di depannya dengan energi yang dilepaskan. Dia melangkah ke arah pelayan itu, yang sudah berlutut sambil menangis. “Aku akan mengambil salah satu matamu sebagai ganti rugi atas rasa malu ini!”
Pedang Qi yang dilepaskan Hao Wu hampir menyentuh pelayan itu. Lian merasakan Gioknya berteriak untuk dilepaskan. Kebencian Lian pada kekerasan yang tidak beralasan, kebencian yang sama yang ia rasakan pada Qin Mo, mendidih. Lian harus bertindak, tetapi bergerak adalah bunuh diri.
“Lian, jangan! Kau akan mengungkapkan dirimu pada ratusan orang!” Zhe memperingatkan dengan putus asa.
“Tidak ada pilihan,” balas Lian dingin. “Aku fana. Aku akan bertindak seperti fana yang putus asa.”
Lian tidak bergerak dari kursinya. Ia mempertahankan Frekuensi Giok Tinggi untuk menyembunyikan dirinya, tetapi ia mengalirkan gelombang kecil Frekuensi Giok Menengah (Gangguan Temporal) ke ujung telunjuknya. Energi itu sangat terkonsentrasi dan dingin, sebuah pedang waktu yang tidak terlihat.
Lian tidak menargetkan Hao Wu. Ia menargetkan kursi kayu di bawah Hao Wu.
Dengan presisi mengerikan, Lian melepaskan Giok Menengah pada struktur kayu kursi itu.
WHIP! CRACK!
Tidak ada kilatan Qi yang terlihat. Tidak ada ledakan. Namun, di tingkat molekuler, kursi kayu di bawah Hao Wu menua ratusan tahun dalam sepersekian detik. Kayunya yang keras berubah menjadi lapuk, busuk, dan bubuk cokelat.
Hao Wu yang kekar itu, yang baru saja hendak melancarkan Pedang Qi-nya, tiba-tiba ambruk ke lantai dengan suara keras, kepalanya membentur tanah dan Qi-nya berhamburan dalam kejutan dan penghinaan yang parah.
Seluruh kedai terdiam lagi. Kali ini, itu adalah keheningan yang bingung.
Hao Wu bangkit, wajahnya benar-benar merah padam. Dia memindai kedai dengan semua Qi Spiritualnya, mencari jejak serangan. Dia mencari energi Pedang, Pil, atau Formasi tingkat rendah.
“Siapa?! Siapa yang menggunakan artefak spiritual untuk mempermalukanku? Tunjukkan dirimu!” raungnya.
Hao Wu mengamati kursi yang hancur itu. Kursi itu tampak tua, seolah-olah sudah lama busuk. Kultivator lain yang melihatnya menggelengkan kepala.
“Mungkin kursinya memang busuk, Hao Wu,” kata seorang kultivator Inti Emas di sudut. “Atau kau terlalu berat.”
Hao Wu tidak dapat menemukan jejak Qi yang menyerang. Dia tidak menemukan apapun. Dia tidak dapat mendeteksi energi temporal Giok Menengah yang bekerja begitu cepat. Dia hanya melihat kehancuran yang tidak dapat dijelaskan.
Hao Wu akhirnya meninggalkan kedai dengan marah besar, bersumpah untuk membalas dendam pada "fana yang sombong" atau "kultivator pengecut" yang merusaknya.
Lian menarik Giok Menengahnya, merasa sangat lelah. Penggunaan Giok Menengah di hadapan banyak kultivator Inti Emas dan Fondasi Qi, meskipun disembunyikan oleh Frekuensi Tinggi, membutuhkan fokus spiritual yang luar biasa.
“Aku berhasil, Zhe. Tidak ada yang mendeteksi Giokku,” bisik Lian.
“Kau menggunakan sepersepuluh dari energi Dantianmu hanya untuk mengganggu satu kursi. Itu adalah harga yang tinggi,” jawab Zhe, nadanya serius. “Tapi kau berhasil membuktikan dua hal: Pertama, Frekuensi Tinggi mampu menipu kultivator Inti Emas. Kedua, Frekuensi Menengahmu dapat mengganggu realitas tanpa menarik perhatian Qi spiritual.”
Lian merasakan tatapan yang mengikutinya. Itu bukan tatapan Hao Wu, tetapi tatapan pelayan yang ia selamatkan. Pelayan itu, yang wajahnya masih pucat karena ketakutan, menatap Lian, fana lain di sudut, dengan mata penuh keheranan dan rasa terima kasih yang tak terlukiskan, seolah-olah dia tahu bahwa fana itulah yang telah melakukan hal mustahil.
Lian mengambil mangkuk supnya yang hampir dingin dan meminumnya perlahan, berusaha menenangkan detak jantungnya. Ia telah menggunakan kekuatannya di hadapan umum dan lolos, tetapi ia tahu bahwa ia telah meninggalkan jejak: Anomali Temporal.
Dan anomali selalu menarik perhatian. Kota Bulan Merah adalah tempat yang terlalu kecil untuk menyembunyikan keajaiban Giok Tersembunyi.