NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Hari ketiga ujian nasional. Senja sudah siap-siap pergi sekolah. "Ayah, Ibu, Senja pergi dulu, ya," sambil cium tangan Ayah dan Ibunya.

"Iya, nak. Hati-hati," ucap Ayah. "Berarti Novi izin hari ini, ya, Sen?" tanya Ibu.

"Kemungkinan iya, Bu. Senja juga tidak ada chat Novi, takut terganggu Novinya," balas Senja. "Ya sudah, kamu izinkan saja Novi ke guru di sekolah, bahwa Novi sakit. Siapa tahu nanti bisa ujian susulan," ucap Ibu.

"Ya, Bu. Nanti Senja izinkan. Senja sudah chat juga Mega dan Susan untuk temani Senja, izinin Novi," jawab Senja. "Hmm, semoga saja nanti Novi bisa ikut ujian susulan," ucap Ibu.

"Aamiin," jawab Senja. "Apa malam tadi Novi jadi dibawa ke dokter, Bu?" tanya Ayah.

"Nah, itu Ibu belum tahu, Yah. Sore kemarin Ibu dan Senja ke rumahnya, katanya mau dibawa, tapi entah jadi atau tidak, Ibu kurang tahu," jawab Ibu. "Nanti Ibu coba kesana, tanya keadaan Novi," ucap Ibu.

"Hmm, ya bagus juga," ucap Ayah. "Hmm, Ayah Ibu, Senja berangkat dulu, ya. Assalamualaikum," ucap Senja.

"Waalaikumussalam," jawab Ayah dan Ibu.

Senja sudah sampai di rumah Novi. Dia berencana mau lihat Novi sebentar sebelum pergi sekolah. "Assalamualaikum, Nov," ucap Senja.

"Waalaikumussalam. Eh, Senja, kamu sudah datang," ucap Novi. "Lo, Nov, kamu kok pakai baju sekolah? Kamu mau ikut ujian? Bukannya kamu sedang sakit?" tanya Senja.

"Duh, Sen, pertanyaanmu banyak bangat. Yang mana aku jawab duluan?" balas Novi. "Ya, kamu jawab saja semua," ucap Senja lagi.

"Ya, aku pakai baju sekolah karena mau ikut ujian. Aku sudah sembuh, tuh, kamu lihat aku baik-baik saja, kan?" balas Novi senyum.

"Wajah kamu masih pucat gitu, masa mau ujian sih, Nov!" ucap Senja khawatir. "Aku tidak apa-apa, ujian tinggal 2 hari lagi dengan ini, masa aku harus libur juga," balas Novi.

"Ibu sudah larang Novi, tapi dia tetap bersikeras, Sen," timpal Ibu Novi. "Terus, malam tadi dia juga nggak mau pergi ke dokter, katanya dia sudah mendingan," ucap Ibu Novi lagi.

"Ibu sama Ayah tidak bisa maksa dia, Sen," ucap Ibu Novi. "Ya, Bu," balas Senja.

"Hmm, kalau kamu sudah yakin dengan keputusanmu, ayuk, kita sekarang berangkat," ajak Senja. "Hehe, ayok," ucap Novi, yang merasa sudah baikan.

"Kalau gitu, kami pergi dulu, ya, Yah, Bu," ucap Novi sambil cium tangan kedua orangtuanya. Senja juga ikut cium tangan kedua orangtua Novi.

Senja dan Novi pergi ke sekolah.

"Baiklah, saya akan membantu Anda memperbaiki teks tersebut dengan memperbaiki penulisan dan layouting yang benar. Berikut adalah contoh teks yang telah diperbaiki:

"Nov, kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Senja. "Ya, Sen. Aku tidak apa-apa. Kamu jangan terlalu khawatir gitu!" ucap Novi.

"Hmm, semoga saja kamu emang sudah tidak apa-apa, ya, Nov," balas Senja. "Hmm, iya."

Di sekolah...

Senja dan Novi sudah masuk ke dalam kelasnya. "Hallo, teman-temanku," ucap Novi ceria pada Susan dan Mega.

"Lo, bukannya kamu sakit, Nov?" tanya Susan. "Iya, bukannya kemarin kamu dibawa ke Puskesmas, ya, karena pingsan?" ucap Mega.

"Hmmm, kalian tahu infonya pasti dari Senja, ya," balas Novi yang melihat Senja. "Hmm, ya. Kemarin aku chat mereka. Rencana kami mau minta izin ke guru kita, bahwa kamu tidak bisa ikut ujian hari ini karena sedang sakit," balas Senja.

"Hmm, gitu, ya. Seperti kalian lihat, aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya," ucap Novi senyum. "Hmm, sama-sama," balas Susan."

Bel masuk sudah berbunyi, menandakan dimulainya ujian hari ini. Semua murid sudah mulai mengikuti ujian dengan fokus dan tenang.

90 menit kemudian, semuanya sudah selesai mengerjakan ujian. "Alhamdulillah, besok hari terakhir kita ujian, ya, teman-teman," ucap Susan dengan senyum. "Iya, sudah selesai putih abu-abu kita," balas Mega dengan nada yang sama.

****************

Sementara itu, di rumah Novi, Ibunya Senja datang mau lihat keadaan Novi. "Assalamualaikum," ucap Sofi dengan sopan. "Waalaikumussalam," balas Hena, Ibu Novi dengan hangat.

"Bagaimana keadaan Novi, Hen? Jadi dibawa ke rumah sakit? Terus apa kata dokter?" tanya Sofi dengan penuh perhatian. "Pertanyaanmu berapa, Sof? Mana aku bisa jawab semua," balas Hena dengan sedikit lelah.

"Oh iya ya, maklum sudah emak-emak jadi cerocos saja, hehe," jawab Sofi dengan tawa kecil. Hena tarik napas. "Itulah, Sof. Tadi malam aku dan Ayahnya Novi sudah mau bawa dia ke dokter umum. Tapi dia tidak mau, katanya dia sudah mendingan. Terus obat yang dikasih sama perawat tadi siang masih banyak, dan obatnya manjur."

"Dia sudah tidak apa-apa dan dia fokus ke ujian dulu, jadi tidak ingin banyak pikiran masalah penyakitnya," itu kata Novi, Sof. "Jadi, kami selaku orang tua tidak mau juga memaksanya. Nanti takut tertekan dia, jadi ya sudah kami izinkan dia ikut ujian hari ini."

"Hmm, gitu. Semoga saja dia memang sudah baikan, Hen. Kita selaku orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak kita," balas Sofi dengan penuh harapan. "Iya, Sof. Kamu benar. Apa ini salahku ya, yang terlalu keras sama anak. Sehingga dia sakitpun tidak mau cerita sama saya sebagai ibunya," ucap Hena sendu.

"Kalau itu aku juga kurang tahu ya, Hen. Tapi menurutku, kamu coba perbaiki komunikasi lagi dengan Novi. Jadikan dia sebagai sahabatmu. Kalau terjadi apa-apa, kita tahu apa permasalahannya, dan bisa kasih dia solusi," ucap Sofi, Ibu Senja dengan bijak.

"Hmmm, mungkin selama ini aku terlalu egois pada anakku, Sof. Semua harus menuruti kemauanku. Pada akhirnya, banyak yang terluka gara-gara aku," ucap Hena sedih yang menyadari kesalahannya. "Jujur, Sof. Kadang aku juga iri melihat Senja dekat denganmu, apa-apa bercerita sama mu, bercanda atau apalah. Aku fikir Novi yang tidak mau dekat denganku, ternyata aku yang tidak mendekati anakku dengan baik."

"Aku juga tertampar dengan kata-katamu waktu itu, dan aku menyadarinya. Kalau memang aku yang terlalu egois terhadap anakku, Sof. Bahkan suamiku sudah mengingatkanku dengan baik, tapi malah aku yang masih keras kepala. Masih teguh dengan pendirianku yang salah. Padahal ketika aku lembut dan menurunkan egoku sedikit, semua tidak akan terjadi seperti ini. Novi tidak akan sakit selama ini. Bahkan dia rela curhat sama temannya sendiri daripada aku ibunya."

"Sekarang aku sangat takut kehilangan anak gadisku, Sof. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengannya," ucap Hena sambil menangis. "Sekarang kamu tidak perlu lagi membahas yang telah terjadi, Hen. Dengan kejadian ini telah menyadarkan kamu atas kesalahanmu, itu sudah hidayah yang Allah kasih buat kamu. Allah masih sayang sama kamu, agar kamu dan aku harus menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita."

"Kadang kita juga banyak khilafnya, manusia tidak ada yang sempurna, dan tidak luput dari kesalahan. Tapi dengan kita cepat menyadari kesalahan kita, lalu kita mau berubah ke arah yang lebih baik lagi. Insyaallah akan Allah mudahkan. Yang terpenting kita tetap yakin, bersama kesulitan ada kemudahan," ucap Sofi dengan penuh keyakinan.

"Sekarang kita lebih banyak lagi sabarnya, perluas lagi rasa syukur kita, agar Allah ampunkan segala dosa-dosa kita selama ini," ucap Sofi dengan penuh harap.

"Terus bagaimana dengan pendidikan Novi selanjutnya? Apa akan tetap kamu nikahkan Novi setelah ujian ini?" tanya Sofi dengan rasa ingin tahu.

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!