NovelToon NovelToon
Istri Kecil Sang Presdir

Istri Kecil Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:30.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla - Season 1

Kailla Riadi Dirgantara, putri tunggal Riadi Dirgantara pemilik RD Group. Berusia 20 tahun, cantik, manja, kekanak-kanakan dan sangat menyayangi ayahnya yang biasa dipanggil daddy. Demi ayahnya, dia terpaksa menerima perjodohannya dengan Reynaldi Pratama ( Pram ), lelaki yang sudah dianggap seperti Om-nya sendiri.

Pram, lelaki matang berusia 40 tahun. Tampan, dewasa, bertanggung jawab dan sangat sabar menghadapi Kailla. Pram adalah anak yatim piatu, yang diasuh dan dibesarkan oleh ayah Kailla ( Riadi ) sejak berusia 10 tahun.

Karena komitmen dan tanggung jawabnya kepada kedua orang tua Kailla, dia bersedia menikahi Kailla yang terpaut 20 tahun darinya dan berjanji menjaga dan membahagiakan Kailla seumur hidupnya.


Bagaimana perjuangan dan kesabaran Pram menaklukan cinta Kailla, mendidik Kailla yang manja dan tidak dewasa menjadi wanita dan istri seutuhnya.

Bagaimana perasaan sayang yang sudah terbentuk selama 20 tahun diantara Kailla dan Om-nya Pram, berubah menjadi cinta seutuhnya.

Ikuti kehidupan rumah tangga Om Pram dan Kailla yang berbeda usia dan karakter.

Visual di novel diambil dari berbagai sumber di internet. Hak cipta milik pemilik foto

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Pernyataan Cinta Dion

Hari ini setelah bertemu dengan rekan bisnisnya, Pram segera meluncur ke kampus Kailla. Sedikit lebih awal tetapi dia berpikir lebih baik menunggu di depan kampus saja dari pada harus kembali kantor, akan memakan waktu lebih lama lagi. Hari ini jalanan di depan kampus lumayan ramai, karena ada beberapa mobil yang terparkir di bahu jalan, jadi sedikit membuat jalanan di depan kampus tersendat. Pram sendiri terpaksa harus memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari gerbang kampus.

Pram memilih menunggu di dalam mobil sambil mengecek email yang masuk di ponsel pintarnya. Tiba-tiba ada panggilan masuk di ponselnya.

“Kailla,” gumam Pram setelah memastikan siapa yang menghubunginya.

Baru saja Pram menggeser logo hijau di layar ponselnya, sudah terdengar suara Kailla dari seberang telepon.

“Om, hari ini aku sedikit terlambat, ya. Nanti kalau aku sudah keluar kampus, aku kabari, ya.”

“Ya ...."

Tut ... tut.

Pram belum menyelesaikan ucapannya, telepon sudah diputuskan sepihak oleh Kailla. Pram hanya bisa menggeleng kepala membayangkan kelakuan Kailla. Dari dulu anak itu tidak pernah berubah. Belum selesai sampai di situ, mata Pram tertegun melihat Kailla yang sudah berjalan keluar dari gerbang kampus.

“Aneh, katanya tadi telat. Ini sudah muncul saja.”

Pram bermaksud menyalakan mesin mobilnya dan menghampiri Kailla yang terlihat berdiri di pinggir jalan.

Deg—

Seketika pandangan Pram terpaku pada sosok di belakang Kailla. Ya, itu Dion. Terlihat Dion menghampiri Kailla, kemudian menggandeng mesra tangan Kailla menyeberang jalan.

Mereka berdua berjalan menuju ke taman yang berada tepat di depan kampus. Pram berusaha menahan emosinya, terlihat dia mencengkeram kuat setir mobil dengan dua tangannya. Matanya memerah, dengan urat yang menonjol di pelipisnya.

“Kailla, kamu benar-benar sudah melewati batasanmu, beraninya kamu membohongiku,” ucapnya berkali-kali memukul setir mobil di depannya.

***

Kailla dan Dion sengaja memilih bangku taman panjang yang tidak terlalu jauh dari jalan raya. Terlihat ada beberapa pengunjung juga yang sedang duduk dan berbicang tidak jauh dari tempat mereka.

“Apa yang mau kamu bicarakan, Dion?” tanya Kailla setelah meletakkan tasnya di atas bangku taman, disusul Dion yang juga ikut duduk di sampingnya.

Terlihat Dion menghela napas berkali-kali, berusaha mengumpulkan keberanian. Entah kenapa begitu melihat wajah Kailla lidahnya menjadi keluh, kata-kata yang tadi sudah tersusun rapi sekarang berantakan di dalam otaknya. Entah harus memulainya dari mana. Pikirannya kosong sekarang, belum lagi kegugupan yang tiba-tiba menyergapnya.

“Hei, Dion,” panggil Kailla, melambai-lambaikan tangannya di depan Dion. Berusaha menyadarkan laki-laki tampan itu dari lamunannya.

“Eh, ma-maaf.” Dion terbata-bata.

“Kenapa? Kenapa kamu jadi aneh begini?” Kailla menatap Dion dari dekat membuat Dion semakin salah tingkah.

“Tampan, selama ini kenapa aku tidak pernah menyadari ada cowok setampan ini di depan mataku.”

“Kai," panggil Dion, ia sempat terdiam sejenak mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan kata-kata selanjutnya.

“Aku ... aku ... bagaimana mengatakannya, ya," ucap Dion sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lidahnya kelu kembali.

“Mau bicara apa, sih?” tanya Kailla sambil melihat jam di pergelangan tangannya. Ia khawatir Pram sudah menunggunya.

Kalau tidak terlalu penting, aku balik dulu ya, Dion. Soalnya sudah dijemput," ucap Kailla, berdiri mengambil tas dan bersiap meninggalkan Dion.

“Kai, aku mencintaimu,” ucap Dion tiba-tiba. Terlihat ia meraih tangan Kailla yang sudah bersiap akan pergi.

“Aku mencintaimu, Kai,” ulangnya sekali lagi.

Deg—

Kailla membeku seketika, mendengar ucapan Dion ada setitik kebahagiaan yang muncul di dalam hatinya. Ia tidak tahu perasaan apa itu, tetapi rasanya bahagia mendengar Dion mencintainya. Kailla berbalik menatap Dion, menatap manik mata lelaki tampan di hadapannya. Ia melihat ada ketulusan di sana.

“Dion mencintaiku."

Seketika memori tentang kebersamaannya dengan Dion menari-nari di dalam otaknya. Laki-laki ini selalu ada untuknya bahkan tidak sungkan-sungkan membantunya. Dalam hati kecil, ia juga mulai menyayangi Dion. Laki-laki yang saat ini tersenyum penuh harap padanya.

"Kalau saja ...."

Deg— ia mengingat Pram, Om yang akan menjadi suaminya dalam hitungan hari. Kalau ia bisa egois, pasti ia akan memilih menggenggam tangan Dion. Namun, ia sudah terlanjur berjanji pada Daddy. Kailla terdiam menatap Dion, ingin rasanya memeluk laki-laki itu saat ini.

“Dion, aku juga menyayangimu. Tapi maaf ...." Kailla terbata. Ada rasa sedih ketika harus menolak Dion, ada rasa tidak rela.

“Kai.” Dion menarik Kailla dalam pelukannya, mengecup kening gadis itu.

“Aku benar-benar menyayangimu. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa bertanya pada ibuku. Ibu yang mendorongku untuk mengungkapkan semua perasaanku padamu. Karena ibu juga sangat menyayangimu,“ jelas Dion. Ia merasa kalau Kailla ragu dengan perasaannya.

Kailla melepas pelukannya, ia hanya menggeleng. Matanya mulai memerah dan berair.

“Maaf, maafkan aku. Aku juga menyayangimu, tetapi aku benar-benar tidak bisa," jawab Kailla.

“Apa aku tidak pantas untukmu, Kai? Aku berjanji akan membahagiakanmu. Aku akan menjagamu. Aku tau ... aku dari keluarga biasa, tidak sebanding dengan keluargamu. Tapi kamu harus yakin, kalau aku akan bekerja keras untuk bisa membuatmu bahagia," jelas Dion lagi.

“Bukan begitu, tapi aku benar-benar tidak bisa, Dion.” Kailla berbisik lirih. Rasanya berat ketika harus melihat Dion terluka.

Pandangan mereka bertemu, Dion melihat mata Kailla yang berkaca-kaca. Hatinya terasa teriris melihat gadis yang dicintainya menangis seperti ini.

“Apa ... aku boleh memelukmu? Setelah ini aku janji tidak akan membahas perasaanku lagi,” tanyanya pelan.

Kailla mengangguk dan memeluk Dion terlebih dulu. Air matanya sekarang benar-benar turun dengan deras. Rasanya ingin berlama-lama memeluk Dion.

“Maafkan aku, Dion.” bisiknya. Rasanya aneh, seperti ada sesuatu yang hilang. Ia sendiri tidak menyadari perasaannya, tetapi ia merasa nyaman bersama Dion selama ini.

Dion mendekap gadis yang disayanginya seolah-olah ini adalah dekapan terakhirnya. Kailla tidak ingin berlama-lama di pelukan Dion, ia takut hatinya menjadi lemah. Segera ia melepaskan pelukannya dan berlari pergi sambil menangis meninggalkan Dion sendiri.

Dion hanya bisa menatap punggung Kailla yang berlari pergi meninggalkannya. Ia terduduk lemas, hatinya kosong. Menahan sakit ketika cintanya ditolak untuk pertama kali.

“Ibu maafkan aku,” batinnya.

Entah berapa lama Dion terpaku di sana, perasaannya hancur saat ini. Bagaimana tidak? Ia harus mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya, tetapi ia ditolak tanpa diberi kesempatan sama sekali. Ia tertunduk, pikirannya menerawang. Entah sudah berapa lama, hingga ia menyadari ada langkah kaki yang mendekatinya.

“Kai ...." Dion mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

***

Terima kasih dukungannya, mohon bantuan rate, komen dan like.

1
Yo Zhibin❤️💞
sama2 pandai muter otak..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
the power of bini Bos' 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
ini kalo di filmkan pasti ga jauh dari Naughty Kiss.. banyak adegan Kiss nya😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
kan..kan.. pasti minta warisan jika bukan Pram yg mengelola tidak akan berkembangkan..Andi cuma benalu..😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
belum pernah tau..nasi campur apaan😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
idiiih..ga tau diri bgt.. pasti minta jatah warisan tu..😂😂
Yo Zhibin❤️💞
perjalanan masih panjang..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Orang kaya memang punya kuasa..sampe2 melakukan segala cara demi niatnya.. Kaila & Pram tetap kuat ya..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Jangan dulu dong..Pak Riadi masih ingin lihat cucunya..😁😁
Yo Zhibin❤️💞
ini awal komplotan Bella & Kaila di mulai 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
resek banget sih ya...😩😩
Yo Zhibin❤️💞
kok banyak bawang sih aaaah...😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Astaga Sam.. kebangetan kamu ya..😂😂😂dasar Somplaaaak 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
dasar Kailla mood swing bgt..😂😂
Yo Zhibin❤️💞
perlahan tapi pasti..sisi dewasa Kailla keluar alami 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Buat belajar Sam..biar ga katrok kalo dpt Mitha 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jgn di makan kuenya🤔🤔drpd sakit perut..dasar Sam lagi falling in love melupakan tugasnya 😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Halah..halah Sam..bisa aja cari kesempatan 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
kecapekan tu..tiap malam di gempur..mana bisa jadi..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Q sudah baca ceritanya Bara..ga banget dah.. mending liat Pram Kailla 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!