Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 Sinta, pacar Ardi
"hallo semuanya, selamat pagi" ucap wanita itu dengan sedikit berteriak, ia perlahan berjalan ke arah meja makan.
Lindi yang masih duduk di situ pun merasa kurang nyaman, ia ingin berdiri tapi tangan nya di pegang Alea, "jangan kak, ngak papa kakak duduk aja di sini" bisik Alea di samping nya.
BI Surti juga merasa kurang nyaman, apalagi datang seekor hama menurutnya, yang tak lain adalah wanita tadi,"tenang bi, emang nya dia siapa?" tanya Lindi, berbisik kepada bi Surti sambil sesekali melirik wanita itu.
"dia, tunangannya den Ardi yang bibi bicara kan waktu itu" jawab Bi Surti ikut berbisik ke arah Lindi yang tengah menatap wanita itu.
"siapa namanya bi?" tanya Lindi kembali.
"Sinta!" jawab bi Surti singkat.
"wah bibit-bibit pelakor ini mah namanya" ucap Lindi pelan, tapi ternyata ucapan nya itu di dengar bi Surti dan Alea
"APA.." kaget Alea dan bi Surti barengan sambil berteriak.
"eh" Lindi langsung menutup mulut dengan ke dua tangan nya, "astaga Lindi pake keceplosan segala lagi" rutuk nya dalam hati.
Semua yang berada di meja makan tersebut menatap ke arah mereka bertiga dengan pandangan bertanya, termaksud wanita tadi, yang namanya ternyata adalah Sinta.
"ada apa, kenapa kalian teriak?" tanya Bu Deria.
"ngak papa mom, kami tadi cuman kaget saja" ucap Alea
"Iyah nyonya" jawab bi Surti ikut mengiyakan perkataan Alea.
"kaget kenapa?" kali ini Xiver yang bertanya kepada mereka.
"eh itu tadi, saya lagi cerita, jadi Alea sama bi Surti kaget" jelas Lindi berusaha mencari kata yang tepat agar ucapan nya itu di percaya. dan menggunakan kata 'saya' tak mungkin kan dia berkata 'gw' padahal jelas-jelas ada Bu Deria di samping nya.
"cerita apa?" tanya Xiver lagi.
"udah ahh.. Kak Xiver kepo banget sih orangnya" jawab Alea sambil menatap sang kakak dengan wajah kesal, di karenakan Xiver terus bertanya.
"btw mbak nya cantik sekali" ucap Lindi kepada Sinta sambil tersenyum.
"makasih" jawab Sinta ikut tersenyum ke arah Lindi, tapi tak lama itu, wajah nya sedikit berubah jijik menatap ke arah Lindi yang tengah tersenyum ke arah nya.
"eh, boleh, tolong berdiri saya mau duduk, soalnya itu tempat saya duduk biasanya" ucap Sinta kepada Lindi, pandangan tak suka pun turut ikut ke arah Lindi yang sudah semena mena duduk di tempatnya.
"pembantu, aja sok banget mau duduk dekat dengan majikan" batin Sinta.
Lindi hendak berdiri dan memberikan tempat duduk nya itu kepada Sinta yang memintanya tadi, tapi Alea kembali menarik tangannya untuk duduk. Sinta semakin menatap tak suka ke arah Lindi.
"kak Sinta kalau mau duduk, bisa duduk sambil tunggu di ruang tamu saja, di sana" ucap Alea sambil menunjuk sofa yang berada di ruang tamu besar di rumah nya. Sinta ikut menoleh ke arah di mana tangan Alea menunjuk.
"di sana kan ada tuh tempat duduk nya" ucap Alea lagi.
"eh Iyah" ucap Sinta sedikit kikuk sekaligus malu, tapi dalam hatinya rasa kesal memenuhi.
"ALEA.." tegur Ardi dan Bu Deria secara bersamaan.
"apa?" tanya Alea dengan tampang muka polos nya seolah-olah dia berkata tadi hanyalah candaan.
Bu Deria hanya menggeleng geleng kan kepala nya, tapi tidak dengan Ardi, Ardi menatap sang adik dengan sedikit kesal.
"biar aku yang berdiri, sayang kamu duduk di sini" ucap Ardi ia lekas berdiri dari duduk nya dan mempersilahkan sang pacar untuk duduk di tempat nya.
Karena kursi kurang cukup, Ardi pergi mengambil kursi yang berada di dapur, dan kemudian menaruhnya di samping sang pacar.
Ardi pun duduk di samping Sinta sambil tersenyum ke arah nya. "makasih sayang, lain kali dia saja yang berdiri, dia kan cuman A-R-T, ngak lebih" ucap Sinta dengan lembut tapi di ujung kalimat nya menekan kata art, yang tertuju ke Lindi.
"cukup!, kak Sinta kalau mau duduk yah tinggal duduk, kalau ngak ada kursi kak Sinta bisa ambil sendiri, punya tangan kan, punya kaki kan, jangan manja jadi orang, ambil sendiri!" ucap Alea ia berdiri dari duduk nya, sambil menatap ke arah Sinta dengan pandangan kesal, ia yang tadi nya ingin melanjut kan makan malah terhalang oleh ucapan sinis Sinta.
"mantap Alea, kasih paham!" batin Lindi ia mengiyakan perkataan Alea yang berani barusan, ia ikut geram melihat ulat bulu berbibir tebal tersebut sok lembut, padahal sedang menyindir.
Alea ngak suka kalau ada orang yang berani ngerendahin orang-orang yang di sayang nya, meskipun Lindi baru, tapi Lindi udah dia anggap nya sebagai kakak.
"ALEA, kamu ngak sopan!!" bentak Ardi kepada Alea.
"HENTIKAN!!, gw selesai" ucap Vano sambil menghabiskan makannya dan meneguk air yang berada di gelas hingga habis tak tersisa, ia meletakkan gelas tersebut dengan sedikit hentakan, kemudian Vano berbalik, berjalan menunju ke arah kamar nya.
Vano tak suka melihat pertengkaran barusan, jadi ia memutuskan menyelesaikan makanya dengan cepat. orang-orang yang berada di meja makan pun kaget dengan sifat Vano barusan, tapi tak berlangsung lama.
Alea juga ikut menghabiskan makanan di dalam piringnya dengan cepat, ia melirik Lindi yang sudah menyelesaikan makan nya, ia hendak menarik tangan Lindi untuk ikut dengannya menuju halaman belakang, untuk merilekskan pikiran.
Lindi pun tak keberatan, tangan nya di tarik Alea, ia lebih baik mengikuti Alea dari pada berada di meja makan itu" batin nya".
Alea dan Lindi pun berjalan ke arah halaman belakang di mana kolam berenang berada. BI Surti pun ikut pamit.
"bibi duluan nyonya" ucap bi Surti kepada Bu Deria, ia pun berjalan mengikuti Alea dan Lindi.
Di meja makan tersisah empat orang, Bu Deria, Xiver, Ardi dan Sinta
Ternyata Ardi juga kurang suka kalau Sinta datang, jadi ia juga cepat-cepat menyelesaikan makan nya yang empat tertunda tadi tanpa melihat orang-orang yang berada di meja makan yang sama dengannya.
"gw juga selesai" ucap Xiver singkat, Xiver pun ikut naik ke lantai atas di mana kamar nya berada.
Keheningan di meja makan berlangsung beberapa menit, Bu Deria yang kurang enak pun dengan sifat anak-anak nya barusan meminta maaf.
"maaf kan Alea, nak Sinta, Alea memang seperti itu orangnya" ucap Bu Deria sambil tersenyum ke arah Sinta.
Sinta pun membalasnya dengan senyuman pula, meskipun Alea tak menyukai nya, tapi masih ada Bu Deria dan Ardi, yang masih peduli akan kedatangan dan keberadaan nya di sana.
"ikut lah makan, sayang kamu pasti belum makan kan?" tanya Ardi tersenyum sambil menatap sang pacar.
"eh..Iyah sayang aku belum sempat makan, sejak tadi di karenakan ingin berjumpa dengan kamu" jawab Sinta malu-malu.
"makan lah, kalau begitu" ucap Ardi kembali.
"makasih sayang" ucap Sinta sambil mengec\*p pipi Ardi dengan bahagia.
"tak peduli anak kecil itu tak menyukai ku, yang penting anak dan mommy nya ini, masih menyukai keberadaan ku" batin Sinta sambil tersenyum sinis.
Tak ada yang melihat nya karena, masing-masing Ardi dan Bu Deria, kembali melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi.
"makasih yah Tante udah, mengijinkan Sinta makan" ucap Sinta.
"Iyah.." singkat Bu Deria.
**Selamat membaca 🙏**
**Abaikan typo 🙏**
makasih semua, yang udah mau baca❤️