Menikahi Mantan Pacar Bayaran

Ibu Ardi telah selesai dioperasi namun belum sadarkan diri hingga pagi hari.

Setelah Riana datang kerumah sakit Ardi segera bersiap untuk menemui orang tua Ayasha.

"Sarapan dulu, Ar, ini Kakak bawakan nasi kuning," ucap Riana sambil membuka plastik yang Ia bawa.

Ardi mengangguk lalu duduk bersama Riana untuk sarapan.

Mereka sarapan didalam ruang rawat sambil menjaga Sinta yang belum sadar.

"Ar, boleh Kakak tanya?" Riana menatap Ardi yang sedang makan.

"Hem," jawab Ardi.

"Apa kamu nggak menyukai Ayasha?" tanya Riana membuat Ardi tersedak sehingga Riana memberinya minum.

Setelahnya Ardi menatap Riana.

"Aku rasa Inara sudah menceritakan semuanya sama kakak," ucap Ardi yang mengingat Inara menguping pembicaraan dirinya dengan sang ibu.

Ardi yakin Inara sudah memberi tahu Riana apa yang didengar dari menguping.

Riana mengangguk.

"Ya, Inara sudah cerita semua. Tapi Inara nggak bilang kalau kamu menyukai Ayasha?" ucap Riana yang diangguki Ardi.

"Hari ini aku berencana menemui orang tua Ayasha untuk meminta restu," ucap Ardi ambigu.

"Restu apa?" tanya Riana penasaran.

"Restu untuk menikahi Ayasha," jawab Ardi.

"Kamu serius, Ar? Kamu mau menikahi Ayasha?" tanya Riana.

"Ya, Kak," jawab Ardi sambil mengangguk membuat Riana tersenyum bahagia sebab Ardi kini mencari kebahagiaannya.

"Alhamdulillah, Adik Kakak sebentar lagi akan menikah," ucap Riana mengacak-acak rambut Ardi yang sudah rapih.

Ardi menepis tangan Riana.

"Apa sih, Kak. Rambutku jadi berantakan," ucap Ardi lalu merapihkan kembali rambutnya.

"Seandainya Ibu sudah sadar, ibu pasti senang mendengar kamu dan Ayasha akan menikah. Kamu tahu nggak, Ar, ibu pernah bilang kalau Ayasha itu menantu idaman ibu," ucap Riana.

"Ya, Inara pernah bilang sama aku," sahut Ardi.

Tanpa mereka sadari Sinta yang belum sadar pasca operasi menggerakan bola matanya.

...***...

Ardi tiba dirumah Ayasha langsung disambut Ayasha didepan pintu.

"Untukmu," ucap Ardi memberikan paper bag pada Ayasha.

"Apa ini, Ar?" tanya Ayasha menerima namun Ardi tidak memberi tahu.

Ayasha ingin mengintip isinya namun Ardi justru masuk kerumah membuat Ayasha mengejarnya.

"Daddy sama Mommy ada diruang keluarga, Ar. Kita langsung kesana aja," ajak Ayasha dan Ardi menganguk.

Lalu mereka menuju ruang keluarga dirumah Ayasha.

Disana Brian baru saja mengakhiri sambungan video call bersama keluarga besarnya untuk memberi tahu bila Ayasha akan bertunangan besok.

Ardi melangkah masuk kedalam ruang keluarga dengan Ayasha bersamanya.

"Selamat pagi, Pak, Bu," ucap Ardi menghadap kedua orang tua Ayasha.

Brian yang menatap ponselnya mengalihkan pandangan untuk menatap Ardi. Sama halnya dengan Savana yang tengah menonton tv.

Keduanya melihat Ardi dan Ayasha yang datang bersama.

"Ya, Ar, selamat pagi. Apa ada hal penting yang ingin kamu katakan?" tanya Brian sebab biasanya seperti itu.

"Duduk, Ar," titah Savana.

Ardi mengangguk lalu duduk disebrang Brian dan Savana diikuti Ayasha yang duduk tak jauh dari Ardi.

Ardi lalu menatap kedua orang tua Ayasha.

"Maksud kedatangan saya kemari bukan untuk membicarakan pekerjaan melainkan untuk melamar putri Bapak yang bernama Ayasha Darwin untuk menjadi istri saya," ucap Ardi dengan gentle.

Ayasha yang duduk tak jauh dari Ardi merasa pipinya memanas. Wajahnya merah merona.

Lain halnya dengan Ayasha yang bahagia. Kedua orang tua Ayasha justru terkejut mendengarnya.

"Ardi, apa yang kamu katakan?" tanya Brian khawatir dirinya salah mendengar.

"Saya ingin melamar Ayasha untuk menjadi istri saya, Pak, Bu," ucap Ardi pada kedua orang tua Ayasha.

Brian dan Savana saling pandang lalu menatap Ardi yang terlihat sungguh-sungguh.

"Bukannya kamu tahu, Ardi, besok Ayasha akan bertunangan," ucap Brian.

"Ya, saya tahu, Pak. Oleh karena itu sebelum Ayasha bertunangan dengan orang lain saya berniat memperistri Ayasha lebih dulu," ucap Ardi membuat Brian dan Savana kembali saling pandang.

Ardi terlalu mendadak melamar Ayasha membuat Brian dan Savana sangat terkejut.

"Apa yang membuatmu ingin memperistri Ayasha padahal kamu tahu dia akan bertunangan?" tanya Brian agar Ia bisa mempertimbangkan niat baik Ardi melamar Ayasha.

Jauh sebelum Ayasha mengenal Barra, Brian sudah menyukai Ardi yang cerdas, santun dan pekerja keras.

Ayasha juga ingin mendengar jawaban Ardi dari pertanyaan Brian.

"Saya dan Ayasha saling mencintai. Karena kami sebenarnya adalah mantan kekasih yang dipertemukan kembali," ucap Ardi membuat Brian dan Savana lagi-lagi terkejut dibuatnya.

"Jadi, Ayasha sama kamu pernah pacaran?" tanya Brian.

"Benar, Pak. Kami pernah pacaran saat SMA selama tiga tahun. Dan kami putus karena kuliah ditempat yang berbeda," jelas Ardi terus meyakinkan ayah dan ibu Ayasha agar menerima lamarannya.

Brian menoleh pada Savana namun Savana menggeleng sebab tidak tahu tentang hubungan Ayasha dan Ardi.

Lalu Brian melihat Ayasha yang menahan senyum sebab tengah bahagia. Melihat itu Brian jadi tidak tega memaksa Ayasha bertunangan dengan Barra.

"Maaf, Ardi, tapi Ayasha tetap harus bertunangan dengan Barra. Masa depan perusahaan ada pada pertunangan mereka," ucap Brian membuat senyum diwajah Ayasha menghilang dan Brian pun menyadarinya.

Keinginan Ayasha menikah dengan seseorang yang dicintainya terus terngiang dikepala Brian.

"Apa pak Fandi akan mencabut saham dari perusahaan jika pertunangan dibatalkan?" tanya Ardi sebab sudah tahu permainannya.

"Betul, Ardi. Saya tidak punya pilihan lain selain tetap melangsungkan pertunangan mereka," ucap Brian.

Ayasha hendak bersuara namun melihat isyarat yang Ardi berikan membuatnya tetap diam.

"Apa itu artinya lamaran saya ditolak?" tanya Ardi.

Brian terdiam beberapa saat lalu kembali berbicara.

"Maaf, Ardi, bukan saya menolak. Tapi saya tidak punya pilihan lain," jelas Brian.

Ardi mengangguk mengerti lalu menatap Ayasha yang tampak gelisah.

"Bagaimana kalau saya bisa mendapatkan investor pengganti pak Fandi. Apakah Bapak akan tetap melangsungkan pertunangan Ayasha?" tanya Ardi membuat semua orang disana menatapnya.

Mereka seolah mendapat jalan keluar dari permasalahan yang tengah dihadapi.

"Tentu saja tidak. Tapi apa kamu yakin bisa mendapatkan investor tanpa membuat perusahaan goyah?" tanya Brian memastikan.

"Saya berani menjamin perusahaan akan mendapatkan investor pengganti dengan mudah namun perusahaan tetap stabil meski pertunangan dibatalkan," ucap Ardi dengan yakin.

Brian menatap Ayasha.

"Ayasha, apa kamu yakin akan menikah dengan Ardi?" tanya Brian.

"Ya, Daddy. Aku yakin untuk menikah dengan Ardi. Dia laki-laki yang aku cintai," jawab Ayasha.

Brian mengangguk lalu menatap Ardi.

"Baiklah. Saya terima lamaranmu tapi kamu pastikan perusahaan akan baik seperti yang kamu katakan," ucap Brian membuat Ayasha kembali tersenyum. Ia senang mendengarnya.

"Tentu saja, Pak. Saya menjaminnya," ucap Ardi yakin.

Brian mengangguk.

"Lalu kapan kalian akan menikah?" tanya Brian.

Ayasha melihat Ardi yang juga melihatnya.

"Besok," jawab Ardi dan Ayasha bersamaan.

...***...

Assalamualaikum. Jangan lupa dukungannya agar Author semakin semangat. Like, komen dan beri penilaian pada karya Author, ya.