Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.
Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Nad, kenapa, Nad? Kok seledrinya ditinggal? Nadia, mau kemana?!" teriak Aditya ketika Nadia pergi meninggalkannya.
Aditya mengejarnya. Namun, kalah cepat. Nadia sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.
Aditya bingung, kenapa tiba-tiba Nadia pergi dengan wajah cemberut begitu. Apa salahnya?
"Nad, kenapa? Halo, Nadia?" tetapi sayangnya, pintu kamar perempuan itu dikunci dari dalam. Apa dia masih kesal karena kejadian pagi tadi?
"Nad, ini seledrinya gimana?"
"Selesain Aa aja!" saut Nadia dari dalam.
"Jadi, ini aku potekkin, ya?"
"Mau dimasak apa?"
"Nad?"
"Nadia, ini mau dimasak apa?" tanya Aditya tak henti di depan pintu kamar Nadia.
"Sup." jawab Nadia.
"Okey, aku masakin, ya?" Namun, Nadia tidak lagi menjawab.
Namun, belum dia kembali ke dapur, pintu unit nya ada yang mengetuk. Bel berbunyi.
"Hai, Bro!"
"Oh, Mal, masuk, Mal."
Kemal, teman Aditya yang dimintai tolong untuk membat surat izin usaha.
"Sorry agak lama. Agak ribet, soalnya bisnis impor ekspor punya lo."
"So, key. Tapi udah, kan? Beres?"
Kemal memberikan berkasnya. Aditya mengangguk-angguk sambil mengecek isi surat itu. Semua sudah benar, dia bisa launching usaha barunya itu dengan segera.
"Thanks, Mal." katanya sambil melempar berkas itu di meja.
"Kenapa? Kok kayak gak seneng? Ini susah, lo. Sebulan gue urus, udah dapat malah dilempar," Kemal berceloteh.
Aditya mendekat, mencondongkan tubuhnya sembari berbisik.
Tubuh Kemal ikut condong ke depan seolah Aditya akan membicarakan sesuatu hal yang penting dan rahasia.
"Lu udah punya istri, kan? Gue mau tanya, kalau tiba-tiba istri lo ngambek, itu kenapa?"
"Ah, parah, lu! Gue kira apa."
"Shhh, jangan keras-keras. Dia di dalam, tiba-tiba badmood, kunci pintu dari dalam."
"Biasanya sih yang pertama karena dia cemburu. Atau bisa juga karena tersinggung, bisa juga karena lu gak peka, atau karena dia lagi capek," terang Kemal.
Aditya mengangguk-angguk. Kemungkinan-kemungkinan itu memang benar adanya.
"Terus, satu lagi," bisik Kemal.
"Apa?"
"Kalau gak lagi PMS (Pra menstruasi), ya berarti dia lagi hamil," ucap Kemal
"APA?!!!"
Aditya terperanjak, dan lagi dia menutup mulutnya seketika.
"Maksudnya, gak mungkin kalau yang itu."
"Yang mana?" tanya Kemal.
"Yang dia hamil."
"Kok gak mungkin? Istri gue waktu hamil anak kedua, doyan banget marah ke gie tanpa sebab. Katanya bawaannya enek saja lihat muka gue. Itu bisa saja, Bro."
Aditya menolak kemungkinan yang itu. Karena itu tidak mungkin, berhubungan saja baru semalam, dan dia belum sempat menuntaskannya.
"Emang napa? Lu impoten?"
Plak! Dislepetnya wajah Kemal dengan berkas itu.
"Gak, ngawur!" ucap Aditya tidak terima.
"Terus kenapa gak mungkin? Pakai pengaman, gitu? Gak itu gak jamin, kalau iya, anak gue gak akan sampai 5!" kata Kemal anti mainstrem juga.
"Udah, ah. Thanks buat infonya," kata Aditya menyudahi semuanya.
Sepeninggal Kemal, dia kembali ke dapur, memetik daun-daun seledri sebisanya. Yang penting kelar.
Dia menyalakan kompor dan merebus air, sambil memotong wortel dengan potongan besar tak beraturan. Ia mengikuti tutorial memasak sup di yutub.
Sambil menunggu air sup mendidih, dia berpikir. Di antara kemungkinan yang Kemal sebutkan, mana yang paling benar menjadi penyebab Nadia tiba-tiba menjadi sosok yang berbeda lagi. Dia biasanya selalu ceria penuh senyuman.
Sup sudah masak, nasi sudah tanak.
"Nad, sudah matang. Ayo kita makan, Nadia?"
"Nad, Sayang...."
Nadia keluar, semangkuk sup sudah di depan mata. Di tangan Aditya tampilan supnya menarik, sayuran hijau yang ada masih segar sepertinya tutorial memasak yang Aditya tiru dari yutub berhasil adanya.
"Makan dulu, yuk?"
Nadia menurut berjalan berdampingan. Bak tuan puteri, Aditya mendorong kursi khusus untuk wanitanya.
"Sup kimlo ala chef Aditya untuk tuan puteri tercinta," kata Aditya sambil menarik lengannya, setelah meletakkan semangkuk sup untuk Nadia.
Tangannya terlipat di depan dada. Tubuhnya menyamping, dan Aditya dengan gagah berkata.
"Sekarang jangan panggil aku Aa, tapi panggil aku chef Aditya, mengerti?" ujar pria itu dengan tinggi hati. Bangga dengan hasil masakannya yang pertama kali.
semangat /Determined/
ayuk Up lagiih hehee
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran