Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17________ Raga dinas ke luar kota
Raga suami renata mendapat tugas ke luar kota selama seminggu untuk mengecek lahan baru perluasan property perusahaan tempat dia bekerja.
Malam hari sebelum keberangkatan terjadi kehebohan di ruang tengah, rani yang mewek karena memaksa ikut dengan alasan mengganti bulan madu yang kacau kemarin dan bu yuyun yang menyiapkan menu kering keringan agar raga tidak membeli makanan di luar bahkan dia menyiapkan beras supaya raga irit tidak perlu membeli nasi lagi.
" Ingat ya ga, ini semua sudah ibu siapkan ada tempe orek tahan seminggu, serondeng kelapa, abon ikan sama beras. Jadi kamu bisa hemat jadi nanti uang konsumsi mu bisa kamu simpan. Tapi kalau kamu bosan kamu bisa beli mie instan ingat ga hanya mie instan jangan yang lain. Hemat itu baik ga pangkal kaya."
" Tapi bu dari raga kecil kita selalu hemat, menurut raga kita gak kaya kaya!" protes raga.
" Loh kita punya rumah menurutmu itu bukan harta ga? Masih banyak loh tetangga kita yang ngontrak rumah artinya apa mereka belum punya uang buat beli rumah sendiri."
" Tapi bu, raga ini mau pergi kerja bukan berangkat piknik, mana sempat raga harus masak nasi segala belum tentu juga hotelnya menyiapkan rice cooker." jelas raga.
" Loh,, ngapain nginap di hotel? Mahal ga. Di Bali kan kita punya keluarga kamu nginap disana saja, gratis. Nanti uang hotelnya bisa kamu minta lumayan buat ditabung." protes bu yuyun.
" Bu, itu sudah diatur kantor mana bisa raga rubah sendiri, lagian bukan uang raga juga. Udah deah bu gak usah bawa yang aneh aneh semua sudah disiapkan kantor, dari transport, penginapan, makan sampai laundry baju. Gak akan raga keluar sepeser pun uang!" putus raga.
" Ga, nanti kalau di Bali kamu kirimin ayah foto foto patung sama pantai disana sekalian hotel tempat kamu nginap, ayah mau edit terus bagikan di medsos ayah seolah olah lagi liburan disana." pinta sang ayah.
" Yah, raga ini kerja bukan darma wisata. Ini kenapa malah semuanya aneh aneh sih. Dengar ya semua sekali raga bilang, raga itu kerja bukan piknik atau karya wisata atau cuma main main disana, jadi gak usah minta yang aneh aneh!"
Raga pun masuk kedalam kamar disusul oleh renata.
" Kenapa marah marah sih mas? Kan kamu sudah paham kelakuan ibu sama ayah seperti apa." tanya renata.
" Sebenarnya mas gak mau marah yank, lagian ini bukan pertama kali mas tugas keluar kota tapi yang ada dipikiran mas sekarang itu kita yank, makanya mas bawaanya marah aja."
" Loh kenapa dengan kita mas? Aku gak apa apa kok gak dibolehkan ikut aku janji gak bakal macam macam disini."
" Bukan itu yank, kalau kamu mau ikut sebenarnya mas gak apa tapi kan kamu baru baru aja ambil cuti nikah pasti kantormu gak acc kalau izin lagi. Tapi apa mas tahan jauh dari kamu seminggu, gak bisa main kuda kudaan selama seminggu? Sedang kamu halangan 5 hari saja mas sakit kepala apalagi seminggu." jelas raga.
" Astagaa mas, bisa bisanya kamu mikirin itu bukan mikirin progres kerjamu disana. Tapi kalau itu memang enak sih mas. Ayoo kita main kuda kudaan sebelum kamu tugas."
Akhirnya kamar mereka pun menjadi redup, lampu remang remang dihidupkan dan peredam suara dipasang dan terjadilah permainan yang penuh romansa kehangatan tetapi sedikit kekhawatiran karena akan vakum seminggu.
Pagi itu raga sudah siap dengan tas ranselnya, dia berpamitan dengan wajah penuh semangat karena sudah di charger tadi malam tetapi sedikit cemas karena meninggalkan istri dan orang tuanya dalam satu atap.
" Bu, yah...raga berangkat dulu ya? Titip renata pastikan dia tidak kurus kalau raga pulang."
" Yank, mas berangkat dulu ya, sabar sabar ya ngadepin keabsurdan ayah dan ibu." kata raga sambil memeluk renata yang sudah mewek bahkan hingus yang mulai keluar.
"Aman, Mas. Aku akan jadi menantu teladan versi keluarga sakinah."
" Udah berangkat sana ga. semakin lama kamu pergi semakin drama india kalian ini, tinggal semprot air nari nari di dekat pohon!" usir bu yuyun.
Akhirnya raga berangkat ke bandara menggunakan ojek online. Renata pun langsung masuk ke kamar melanjutkan nangisnya selama 5 menit dan kemudian bersiap untuk pergi ke kantor.
Keesokan harinya setelah raga dinas, renata pun bangun seperti biasa dia bermaksud membuat nasi goreng untuk sarapan.
" Ren, kalau mau buat nasi goreng pakai minyak sisa goreng ikan asin saja biar lebih gurih, terus minyak jangan disiram seperti turun badai gitu kalau mau menggoreng telur. Minyak 2 liter itu harus bisa hemat sampai lebaran haji 3 bulan lagi.
" Iya bu.. Mulai sekarang rena goreng telur langsung dibawah panas matahari saja biar gak pakai minyak dan gas lagi." balas renata.
" Ran, bantu ayah cari kabel donk, ayah mau baikin lampu kamar mandi yang konslet.
" Yah itu bukan kabel nya yang bermasalah tetapi bohlam nya yang sudah putus harus diganti."
" Bisa itu ren disambung sendiri, biasa ayah begitu kok dan hidup lagi."
" Terserah ayah saja lah, tapi hati hati kesetrum. BPJS tidak menanggung pengobatan akibat kelalaian sendiri yah, bukan karena sakit yang memang sakit dari sananya.
Hari berikutnya bu yuyun mengajak renata ke pasar subuh sebelum renata kerja, tapi niatnya bukan untuk belanja hanya mau lihat-lihat.
" Kita ke pasar bukan buat belanja, tapi buat cek harga. Kalau harga cabe, tomat dan bawang sudah turun besok kita baru belanja."
" Jadi kita mau jadi detektif saja hari ini yang survei harga pasar bu?"
Bu yuyun pun mengangguk.
Malamnya, mereka nonton sinetron bareng. Tapi bu yuyun tiba-tiba curiga.
" Kok kamu serius sekali nontonya ren? Kamu penggemar sinetron ini?
“Enggak, Bu. Rena cuma penasaran siapa bapak biologis bayi episode 127 ini. Kok tiba tiba dia bisa hamil tanpa ada pernikahan!"
" Iya ya ren, ibu juga baru sadar. Apa jangan jangan dia tidak sadar hamil sama gunderuwo." cetus bu yuyun.
" Bisa jadi bu, kan di depan rumahnya ada pohon beringin itu. Pasti gunderuwo nya nyamar jadi lee man hoo biar si wanita terhipnotis kegantengannya."
Akhirnya mertua dan menantu tersebut malah sibuk menebak nebak alur ceritanya.
Hari berikutnya setelah renata pulang kerja demi mengisi kesepian karena sang suami masih tugas ke luar kota, dia pun mencoba membuat spaghetti carbonara menyontek resep di tutub
“Apa ini? Mie instan dimasak gaya kebarat-baratan?” tanya bu yuyun melihat hasil masakan renata.
“Ini spaghetti, Bu. Makanan Italia.”
“Kalau nggak bisa dimakan pakai sambal, itu belum masuk standar makanan keluarga.”
Tapi pak roman doyan. Malah minta dibungkus buat cemilan malam.
Tetapi karena memang perut yang sudah di setting makanan kampung akhirnya keesokan paginya. Pak roman setia nangkring di kamar mandi hampir satu jam karena tidak berhenti buang air besar.
" Ya ampun ren, lain kali jangan kasih ayah si bonara bonara itu lagi ya..ayah nyerah." kata pak roman yang segera berlari lagi ke kamar mandi karena ampasnya sudah berada di ujung tanduk.
" Ayahhhh!!!!! Ini kamu tepecirit..." teriak bu yuyun kesal karena harus membersihkan lagi kotoran suaminya dengan pewangi lantai yang akan menghabiskan takaran lain dari biasanya.
