NovelToon NovelToon
Zero Point Survival

Zero Point Survival

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / PUBG / Perperangan / Game
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yudhi Angga

Rangga, seorang pria biasa yang berjuang dengan kemiskinan dan pekerjaan serabutan, menemukan secercah harapan di dunia virtual Zero Point Survival. Di balik kemampuannya sebagai sniper yang tak terduga, ia bercita-cita meraih hadiah fantastis dari turnamen online, sebuah kesempatan untuk mengubah nasibnya. Namun, yang paling tak terduga adalah kedekatannya dengan Teteh Bandung. Aisha, seorang selebgram dan live streamer cantik dari Bandung, yang perlahan mulai melihat lebih dari sekadar skill bermain game.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Angga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21: Cahaya yang Terungkap

Malam itu, setelah percakapan panjang dengan Aisha, Rangga tidur lebih nyenyak dari biasanya. Beban di pundaknya telah terangkat, dan ia merasakan sebuah kedamaian yang asing namun menyenangkan. Ia telah jujur, dan dunia tidak runtuh. Bahkan, justru terasa lebih ringan. Kejujuran itu, di bawah penerimaan Aisha, telah memberinya kekuatan baru.

Keesokan harinya, Rangga tidak lagi merasa canggung saat mempersiapkan diri untuk event di Jakarta. Ia masih gugup, tentu saja, namun kali ini rasa gugupnya bercampur dengan tekad. Tekad untuk menjadi dirinya sendiri, untuk menunjukkan Rangga yang sebenarnya, yang kebetulan adalah Ren sang sniper legendaris.

Perjalanan ke Jakarta terasa berbeda kali ini. Di dalam taksi menuju bandara, Rangga tidak lagi merasa seperti domba yang diantar ke penyembelihan. Ia menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi dengan pandangan yang lebih tenang. Di bandara, ia bahkan sempat tersenyum ramah saat beberapa penggemar mengenalinya dan meminta foto. Ia masih sedikit kaku, namun ia mencoba merespons dengan lebih tulus.

Aisha sudah menunggunya di area kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, senyumnya cerah dan matanya memancarkan kelegaan. Ia tahu Rangga telah mengambil langkah besar.

"Ren! Kamu datang!" Aisha memeluk Rangga singkat, sebuah gestur yang dulu akan membuat Rangga sangat canggung, namun kini terasa sedikit lebih nyaman. "Bagaimana perasaanmu?"

"Lebih baik, Teteh Aisha," jawab Rangga, mencoba tersenyum lebih lebar.

"Bagus! Aku tahu kamu bisa," Aisha menggandeng lengannya, sebuah sentuhan yang lagi-lagi membuat jantung Rangga berdesir, namun kali ini bukan karena malu, melainkan karena rasa nyaman dan dukungan. "Ayo, stylist sudah menunggu. Kita punya banyak waktu untuk bersiap kali ini."

Di hotel, sesi styling terasa berbeda. Rangga tidak lagi merasa seperti boneka. Ia mendengarkan saran stylist, bahkan mencoba melontarkan beberapa komentar atau pertanyaan kecil. Ia melihat dirinya di cermin, mengenakan setelan semi-formal yang diberikan. Itu adalah Ren yang stylish dan karismatik, namun kali ini, Rangga di baliknya tidak lagi gemetar. Ia tahu, penampilan ini adalah bagian dari peran, tapi esensinya tetap dirinya.

Lokasi event terasa lebih cerah dari sebelumnya. Musik yang menghentak tidak lagi memekakkan telinga, dan lampu sorot yang terang benderang tidak lagi menusuk matanya. Rangga melangkah masuk bersama Aisha, yang tampil memukau dengan gaun malamnya. Genggaman tangan Aisha di lengannya terasa menguatkan.

"Ren, ini Xylo dari tim Vortex," Aisha memperkenalkan, ketika seorang pro player yang dulu ia temui di event Jakarta sebelumnya menghampiri mereka.

Rangga tersenyum, mengulurkan tangan dengan lebih percaya diri. "Salam kenal, Xylo. Senang bertemu lagi." Suaranya terdengar lebih mantap.

Xylo menatapnya dengan sedikit terkejut, mungkin merasakan perubahan dalam diri Ren. "Wah, Ren, kamu kelihatan... lebih lepas sekarang," komentarnya, tersenyum.

Rangga hanya mengangguk. Aisha menyikutnya pelan. "Dia sudah tidak punya rahasia lagi, kan Ren?"

Rangga menatap Aisha, senyum tipis di bibirnya. "Iya, Teteh Aisha. Tidak ada lagi."

Sepanjang malam, Rangga berusaha keras. Ia tidak lagi menghindar dari tatapan mata. Ia mencoba berinteraksi dengan influencer lain, menjabat tangan, dan bertukar sapa. Tentu, ada saat-saat ia masih merasa canggung, kata-katanya kadang tersendat, dan ia masih merasa sedikit terintimidasi oleh aura bintang di sekelilingnya. Namun, setiap kali ia merasa ragu, ia akan melirik Aisha, yang selalu berada di dekatnya, memberikan senyum dukungan atau mengalihkan perhatian dengan obrolan ringan. Dukungan Aisha adalah jangkar baginya di tengah badai interaksi sosial ini.

Puncak acara adalah sesi wawancara di panggung. Lampu sorot menerpa wajah Rangga, dan mikrofon kembali berada di tangannya. Ia berdiri di samping Aisha, yang tersenyum penuh keyakinan.

"Ren, setelah performa luar biasa di turnamen kemarin dan juga debut live stream yang meledak, banyak yang penasaran tentang dirimu. Bisa ceritakan sedikit tentang perjalananmu yang luar biasa ini?" tanya pembawa acara.

Rangga mengambil napas dalam-dalam. Kali ini, ia tidak akan bersembunyi. Ini adalah kesempatannya untuk menunjukkan siapa Rangga yang sebenarnya.

"Terima kasih," Rangga memulai, suaranya sedikit bergetar, namun ia berhasil mengendalikannya. "Perjalanan saya memang... tidak biasa. Saya dulu bukan siapa-siapa. Hanya seorang... pekerja serabutan di Bandung." Ia bisa mendengar bisikan kecil di antara penonton, beberapa terkejut. "Saya menemukan Zero Point Survival sebagai pelarian, sebagai tempat saya bisa melupakan semua kesulitan. Di sana, saya menemukan bakat saya, sebagai sniper."

Aisha menatapnya dengan bangga, matanya memancarkan kekaguman.

"Saya akui, saya dulu sangat malu dengan latar belakang saya," lanjut Rangga, menatap lurus ke kamera. "Saya takut orang-orang, terutama para penggemar dan rekan-rekan pro player lainnya, akan kecewa jika tahu siapa saya yang sebenarnya. Saya takut tidak pantas berada di sini." Ia berhenti sejenak, menatap Aisha yang memberinya senyum menguatkan. "Tapi... berkat dukungan dari tim saya, terutama Teteh Aisha," ia melirik Aisha yang tersipu sedikit, "saya belajar bahwa itu tidak penting. Yang penting adalah siapa kita sekarang, dan apa yang bisa kita berikan."

Sorakan dan tepuk tangan pecah di ruangan itu. Rangga bisa melihat beberapa penonton yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, seolah tersentuh oleh kejujurannya. Ini bukan lagi tepuk tangan untuk skill bermain game, ini adalah tepuk tangan untuk kejujuran dan keberanian.

"Saya berterima kasih kepada semua yang sudah mendukung saya. Saya berjanji akan terus memberikan yang terbaik, tidak hanya di game, tapi juga sebagai seorang influencer yang bisa menginspirasi," Rangga menutup, sebuah senyum tulus merekah di wajahnya.

Ketika ia turun dari panggung, banyak orang menghampirinya, bukan lagi dengan pertanyaan tentang skillnya, tetapi dengan ucapan terima kasih atas kejujurannya. Beberapa influencer lain menatapnya dengan rasa hormat yang baru. Komentar-komentar di media sosial yang mengalir deras juga menunjukkan penerimaan yang luar biasa.

"Ren ini legend, tapi ceritanya inspiratif banget!"

"Dia jujur banget! Salut!"

"Dari pelayan kafe jadi pro player jutaan follower! Ini baru idola!"

Tentu, ada beberapa komentar negatif yang mencoba meremehkannya, namun kali ini, Rangga tidak peduli. Suara-suara positif jauh lebih kuat, dan yang terpenting, ia telah jujur pada dirinya sendiri.

Malam itu, di dalam mobil yang mengantar mereka kembali ke hotel, suasana terasa berbeda. Tidak ada lagi kecanggungan. Aisha menatap Rangga dengan senyum hangat.

"Aku bangga sama kamu, Ren," kata Aisha, suaranya lembut. "Kamu hebat sekali tadi. Aku tahu ini tidak mudah bagimu."

Rangga balas menatapnya. "Itu berkat Teteh Aisha. Terima kasih sudah membimbingku."

"Sama-sama," Aisha tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Rangga. Sebuah gestur yang sangat intim, dan kali ini, Rangga tidak menghindar. Ia merasakan kehangatan dari Aisha, sebuah kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memejamkan mata, merasakan detak jantungnya sendiri yang tenang.

Di tengah gemerlap Jakarta, di antara hiruk-pikuk ketenaran, Rangga akhirnya menemukan dirinya. Ia adalah Ren, pro player legendaris. Tapi ia juga Rangga, pria sederhana yang berjuang dari nol, yang kini telah berdamai dengan masa lalunya dan siap menghadapi masa depan, dengan Aisha di sisinya. Cahaya yang selama ini tersembunyi, akhirnya

1
angin kelana
awalnya blom tau menarik atw enggak lanjut aja cusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!