NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Duda / CEO
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Komang andika putra

Sinopsis:

Nayla cuma butuh uang untuk biaya pengobatan adiknya. Tapi hidup malah ngasih tawaran gila: kawin kontrak sama Rayyan, si CEO galak yang terkenal perfeksionis dan nggak punya hati.

Rayyan butuh istri pura-pura buat menyelamatkan citranya di depan keluarga dan pemegang saham. Syaratnya? Nggak boleh jatuh cinta, nggak boleh ikut campur urusan pribadinya, dan harus bercerai setelah enam bulan.

Awalnya Nayla pikir ini cuma soal tanda tangan kontrak dan pura-pura mesra di depan umum. Tapi semakin sering mereka terlibat, semakin sulit buat menahan perasaan yang mulai tumbuh diam-diam.

Masalahnya, Rayyan tetap dingin. Atau... dia cuma pura-pura?

Saat masa kontrak hampir habis, Nayla dihadapkan pilihan: pergi sesuai kesepakatan, atau tetap tinggal dan bertaruh dengan hatinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komang andika putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Lama, Luka Lama

Tiga hari kemudian, Nayla dan Dimas akhirnya nyampe di kota tempat Nayla dulu kuliah—Bandung. Udara pagi masih dingin, jalanan belum terlalu rame, dan rasa deg-degan Nayla makin kuat dari detik ke detik.

“Gila, udah lama banget gue gak nginjek kota ini,” gumam Nayla pelan dari balik kaca mobil.

“Lo yakin masih inget jalan?” tanya Dimas sambil nyetir pelan-pelan.

“Masih. Tapi... ada beberapa tempat yang pengen gue hindarin juga.”

Mobil mereka berhenti di depan kampus lama Nayla. Gedungnya masih sama, mural di tembok belakang masih ada. Tapi hati Nayla kayak ditarik balik ke masa lalu.

“Kita ke perpustakaan dulu,” ucap Nayla sambil turun.

“Ngapain?”

“Kalau Rafi masih suka nulis, dia pasti masih ninggalin jejak di tempat itu.”

Mereka masuk ke perpus. Petugasnya udah ganti, tapi suasananya masih familiar. Nayla jalan pelan ke pojok kanan, deretan rak sastra. Di sanalah dulu dia dan Rafi sering duduk berdua.

Dan ternyata… di rak paling bawah, terselip satu buku catatan kecil warna hitam. Gak dikunci, tapi jelas banget sengaja ditinggal. Isinya? Coretan tangan Rafi.

“Gue nulis ini karena gue tau kamu bakal dateng ke sini. Kamu selalu mulai dari tempat yang sama, Nay.”

Nayla nelen ludah.

“Kalau kamu masih nekat bikin film itu, minimal kamu harus tau kenapa dulu gue mundur.”

Nayla langsung duduk. Tangannya gemetar pas baca kelanjutannya. Dimas ngelirik dari samping, tapi gak ganggu.

“Waktu itu gue gak sanggup nerusin nulis karena satu hal: cerita itu bukan cuma tentang fiksi, tapi tentang lo. Dan gue gak bisa bedain mana karaktermu, mana kamu yang asli. Lo terlalu masukin diri lo ke naskah, sampe-sampe gue ngerasa... kita nulis bukan buat cerita, tapi buat nyembuhin luka.”

“Dan gue? Gue gak kuat, Nay. Karena tiap kata yang lo tulis... nyakitin gue.”

Nayla nutup buku itu sambil nutup mata. Nafasnya berat. Dimas diem aja, tapi dari raut mukanya, kelihatan jelas… dia juga mulai mikir.

“Jadi, dia mundur bukan karena marah, tapi karena... gak sanggup?”

Nayla ngangguk pelan, “Iya. Gue pikir dia ninggalin gue karena kecewa. Ternyata... dia takut.”

Dimas ngusap tengkuknya, agak canggung.

“Nay...”

“Hmm?”

“Kalo lo ketemu dia nanti... dan ternyata dia masih suka sama lo, lo bakal balik, ya?”

Nayla langsung noleh. Matanya nabrak mata Dimas. Hening.

“Gue ke sini bukan buat balikan. Gue ke sini buat nutup cerita yang belum kelar.”

Tapi di dalam hati Dimas... udah ada retakan kecil. Karena selama ini, dia mikir dia yang nemenin Nayla dari nol. Tapi Rafi? Rafi kayak masih punya satu bagian hati Nayla yang belum bisa dia gantikan.

Dan itu bikin dia resah.

Setelah keluar dari perpustakaan, Nayla dan Dimas langsung meluncur ke satu tempat yang ditulis Rafi di buku catatannya—sebuah rumah kos tua di daerah Dago atas. Jalanannya kecil, mobil mereka sampe harus parkir agak jauh dan jalan kaki.

> “Ini beneran tempat dia terakhir tinggal?” tanya Dimas sambil jalan pelan.

“Iya, dulu dia pernah bilang dia suka tempat yang sepi, yang bisa denger suara angin lebih jelas daripada suara orang.”

Sesampainya di sana, rumahnya udah kayak kosong lama. Tapi ada satu orang bapak-bapak tua yang lagi nyapu halaman. Ternyata dia pemilik kos-nya.

> “Oh, Rafi ya? Anak itu udah pindah dua hari lalu. Tapi dia titipin ini,” kata si bapak sambil nyodorin amplop coklat.

Nayla langsung nerima amplop itu. Tangannya tremor. Dimas cuma diem di samping, ngelihatin tanpa ngomong apa-apa.

---

Pas amplop dibuka, isinya cuma satu lembar kertas dan satu flashdisk. Tulisan tangan Rafi masih sama: rapi, bersih, tapi ada bekas ditekan kuat.

> “Nayla, gue tau lo dateng nyari jawaban. Tapi kadang, jawaban gak selalu harus lo dapetin dari gue langsung. Makanya gue tinggalin ini: potongan naskah terakhir yang dulu pernah kita tulis bareng. Tapi yang ini... gue selesain sendiri.”

> “Kalau lo baca, dan lo ngerasa kisah itu masih lo banget, berarti lo belum berubah. Tapi kalau lo ngerasa asing sama tulisan itu... berarti lo udah jadi Nayla yang baru, dan lo gak perlu nyari gue lagi.”

---

Nayla duduk di trotoar depan rumah kos itu. Matanya gak kedip liat tulisan Rafi. Dimas berdiri deket pagar, nunduk sambil ngelus-ngelus tengkuk.

> “Dia ngajak lo milih ya?”

“Iya. Tapi gue bahkan gak ngerti, apa yang dia pengen sebenernya. Balik? Maaf? Atau sekadar diinget?”

Dimas jalan pelan ke arah Nayla, duduk di sebelahnya.

> “Lo tau gak kenapa gue ikut lo sejauh ini?”

“Kenapa?”

“Karena gue pengen buktiin... walaupun gue bukan bagian dari masa lalu lo, gue bisa jadi masa depan lo.”

Nayla gak langsung jawab. Dia cuma mandangin flashdisk itu.

> “Tapi... kalau masa lalu gue masih belum selesai, apa gue pantas dapetin masa depan, Dim?”

---

Angin sore mulai kenceng. Daun-daun berguguran di halaman rumah kos itu. Dan di tengah kebingungan itu, Dimas akhirnya narik napas panjang.

> “Gue gak akan maksa. Tapi kalau setelah lo baca naskah itu, lo tetep milih ninggalin semuanya, termasuk Rafi… gue bakal tunggu lo di basecamp. Gak ke mana-mana.”

Dimas berdiri, ngelangkah pelan pergi ninggalin Nayla sendirian di trotoar, dengan amplop di tangan dan flashdisk di pangkuan.

1
Ko Mengzz
alur cerita bagus
Ko Mengzz
mantap author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!