NovelToon NovelToon
Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.

Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Pukul menunjukkan setengah sepuluh, lntan sudah bersiap untuk pergi ke balai desa. Kali ini Intan akan pergi dengan menggunakan angkutan umum, yang biasa mangkal di depan pertigaan.

Dia memutuskan naik angkot karena tidak akan memungkinkan untuk berjalan kaki ke balai desa. Jarak balai desa ke rumahnya cukup memakan waktu yang lama, jadi Intan terpaksa mengeluarkan uang lima belas ribu rupiah untuk membayar angkotnya nanti.

Intan juga menyiapkan air mineral dan jajanan ringan yang di belikan oleh Tante Santi kemarin, sisa jajannya di raknya masih cukup banyak. Ada susu sama sireal seduh juga. Jadi, dia bisa sarapan dengan menyeduh itu dan membawa snack ringan buat ke sekolah juga.

Intan mengambil ponselnya yang sudah dia charger tadi. Sengaja dia charger saat Intan mandi, agar saat berangkat dia sudah bisa pakai. Intan mengirim pesan ke kedua temannya bahwa dia bakalan berangkat sekarang.

{ Van, Gea, aku berangkat sekarang naik angkot! Kita ketemu disana ya} Tulis Intan pada pesannya.

{ Oke Tan, Gue sama Vania bakalan nyusul sebentar lagi } balas Gea. Mereka berangkat masing-masing, Intan berangkat dengan angkot sementara Vania dan Gea berboncengan berdua, sebab rumah mereka berdekatan.

Tak menunggu waktu lama, tibalah Intan di balai desa. Disana masih belum cukup ramai warga yang datang buat belajar. Hanya baru beberapa anak-anak yang datang untuk bermain dahulu di perosotan dan ayunan yang di sediakan oleh pak kades.

“Baru anak-anak aja yang datang Tan, tadi sekretaris desa datang kesini ngasih buku panduan, sama makanan ringan untuk di bagikan ke warga yang datang.” Ucap Vania saat Intan baru saja turun dari angkotnya. Mereka sampai lebih dahulu, sebab jarak rumahnya lebih dekat dengan balai desa.

“Oke Van, gimana kalau kita atur dulu buat meja belajarnya. Sama kita angkat papan tulisnya? Biar saat warga datang lagi langsung pada bisa mulai belajarnya?” Tanya Intan kepada kedua temannya itu.

Vania dan Gea serentak mengangguk setuju dengan ucapan Intan. “Biar aku yang nyapu Tan. Kalian angkat-angkat saja ya, soalnya sapunya cuma ada satu” Sahut Gea, lalu mengambil sapu yang terletak di pojok.

“Okeee tan, lo nyapu saja, takut kalau ikut ngangkat lo malah ke tiban papan.” Ejek Vania ke sahabatnya itu dan di balas prengat-prengut oleh Gea.Tubuhnya memang lebih mungil dan pendek dari Vania juga Intan. Jadi dia tidak terlalu kuat untuk mengangkat beban berat seperti Intan dan Vania.

“Iya tau, aku badannya kecil” Gerutu Gea sebal. Vania dan Intan hanya tertawa melihat Gea kesal.

“ Hahaha jangan gituin Gea, nanti dia ngambek terus pulang sendiri” Goda Intan, mereka sering menggoda Gea karena Gea orangnya lucu dan imut, terlebih lagi Gea orangnya santai. Walapun seperti itu mereka tetap saling menyayangi satu sama lain.

Setelah berberes, balai desa pun terlihat semakin bersih dan siap untuk menampung para pelajar. Jam pun sudah menujukan pukul sepuluh dan anak-anak yang datang juga semakin ramai.

Mereka memulai dengan berdoa kepada Allah agar dilancarkan dan dipermudahkan segala urusannya. Setelahnya, Gea lebih dahulu bersiap untuk mengajar anak-anak, dia ditugaskan untuk mengajar anak-anak membaca, menulis dan berhitung. Sementara para lansia yang tuna aksara akan diajar oleh Vania juga Intan.

“Alhamdulillah… sampai juga saya” ucap perempuan tua yang ringkih datang untuk belajar. Beliau terlihat begitu semangat untuk belajar. Intan melihat itu nampak malu karena dirinya sering mengeluh soal tugas sekolah, sedangkan di luar sana banyak orang yang begitu menambahkan untuk bisa belajar.

“ Biar Intan bantu nek, silakan duduk di sebelah sini. Nenek siap buat belajar? Nenek umurnya berapa nek? “Tanya Intan, dia memberikan bangku buat nenek itu duduk. Vania juga sibuk menujukan tempat duduk karena warga sudah mulai ramai untuk datang.

“ Ya Allah, neng cantik sekali, kamu yang akan mengajar kami sekarang? Wah kalian bertiga pasti anak-anak pintar, rajin dan hebat. Nenek doakan kalian sukses selalu. Umur nenek sudah 78,tapi kalau tidak untuk khawatir nenek masih sehat buat ikut belajar. Sama nenek juga sudah bawa kaca yang dibelikan oleh cucu nenek” ucap Nenek itu antusias dia mengeluarkan kaca dari kantong kain yang beliau bawa.

Nenek ini adalah ibu dari pemilik toko sembako yang ada di kampung sebelah, beliau datang karena merasa bosan jika berdiam di rumah. Dan kecintaannya terhadap belajar menumbuhkan semangat beliau untuk datang. Sungguh mengagumkan dan menjadi tauladan bagi kaum muda.

Intan dan kedua temannya segera memulai pelajaran, biar tidak menunggu terlalu lama lagi. Pertama mereka akan membagikan makanan ringan untuk pendamping belajar, dalam bungkusan plastik yang berisi jajanan tradisional, roti, dan air mineral. Mereka membagikan rata pada setiap orang yang datang hingga masih tersisa delapan bungkus lagi.

“Nak, apa ibu telat?” Ucap seorang wanita yang datang dengan ngos-ngosan, sepertinya ibu itu berlari tergesa-gesa agar tidak telat.

“Belum bu, baru akan mulai, silakan masuk Bu” Ucap Intan tersenyum manis mengarahkan ibu itu untuk duduk. Perempuan itu tersenyum ke arah Intan.

“Nak, disini kamu bisa ngajarin ibu membaca tidak? Ibu sangat perlu buat bisa membaca, ibu tidak kuat di bohongin suami ibu lagi. Karena Ibu tidak bisa membaca” lirih perempuan itu kepada Intan. Intan membalas dengan mengangguk.

“Tentu Bu, disini kita akan belajar membaca, menghitung dan menulis. Ibu tenang saja ya, kita akan belajar bersama-sama disini” ucap Intan meyakinkan ibu itu. Namun, perempuan yang berusia sekitar empat puluh tahun itu mengeleng dan berbisik pelan.

“Tidak nak, tolong ajari Ibu sendiri sampai bisa, Ibu mohon, nanti Ibu bayar kamu, Ibu mau membaca isi pesan di ponsel suami Ibu dan seseorang. Ibu mohon nak” ucap perempuan yang bernama Wina itu. Intan sedikit terkejut dengan penuturan ibu itu. Namun, dia segera mengangguk lagi.

“Ibu tidak usah bayar ya, kami disini akan mengajari ibu sampai ibu bisa membaca” Ucap Intan meyakinkan ibu itu. Lalu dia kembali melajutkan untuk memulai membuka bab pertama.

1
Diajeng Ayu
alah taik" naif bgt jdi orang cih
Nadira Bugis
kapan updet lagi thor
Tu_
Menarik
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!