Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Nicole merapikan bajunya yang berantakan, dan menyisir rambutnya menggunakan jemarinya. Ia berjalan ke pintu dan membukanya.
“Selamat pagi mama,” Nicole cukup terkejut melihat ibu mertuanya yang membunyikan bel.
“Ini bukan pagi lagi Nico, sudah hampir jam sembilan. Mama paham kalau kalian pengantin baru, tetapi kita ada jadwal sarapan pagi bersama. Cepatlah turun ke restoran di bawah.” Perintah Syvia sambil melipat tangannya di depan dada.
“Mama bisa sarapan dulu, aku dan Nicole harus mandi dan pastinya membutuhkan waktu lama.” Kata Nando yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Nicole, ia bahkan merangkul bahu Nicole dengan sangat akrab.
Jika saja tidak ada Sylvia, Nicole pasti sudah menyingkirkan tangan Nando dari bahunya lalu memberikan tendangan sebagai pelajaran untuknya.
“Nando, kita sudah sepakat kan? Ini jadwal keluarga, papa juga sedang menunggu, Ruella juga, Elva juga-”
“Sudah cukup mama, aku akan sarapan berdua dengan Nicole.” Kata Nando menekankan setiap kata-katanya. Ia tidak mau dibantah untuk kali ini.
Nicole hanya diam sambil memperhatikan ibu dan anak itu berdebat. 'sepertinya hubungan Nando dan ibunya kurang baik.’
“Baiklah.” Sylvia mengangkat bahunya. Mengalah. Lalu pergi tanpa berkata-kata lagi.
“Dengar Nando, jangan coba-coba menciumku lagi!” Nicole mengancam Nando setelah menutup pintu. Ia menatap tajam sambil menunjuk ke dada Nando. “Kalau kamu berani melecehkanku lagi, akan aku habisi kamu.”
“Oh, Really?” Nando tampak tidak terpengaruh dengan ancaman Nicole. Ia secara sengaja memajukan wajahnya sambil memasang senyum menggoda. “Bagaimana caramu menghabisiku?”
“Mengirimmu ke neraka. Itu tempat yang cocok untukmu bukan?” Nicole bertanya mengejek.
“Aku lebih tertarik pergi ke surga bersamamu,” Nando mendekatkan mulutnya ke telinga Nicole, lalu berbisik dengan suara serak. “Kita bisa pergi ke surga dunia secara bersama Nico.”
Nicole mematung. Sebodoh-bodohnya ia dalam hal romantis, ia tetap saja mengerti kemana arah pembicaraan ini.
“Tidak akan.” Nicole mendelik, dan berbalik. Ia merasakan pipinya memanas, ia menggelengkan kepala kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Nicole berdiri dibawah shower, mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Otaknya kembali mengingat ciuman panas yang baru saja mereka lakukan.
Ia bertanya-tanya apakah setiap suami istri memang selalu berciuman di pagi hari? Rasanya aneh, namun semakin lama Nicole merasakan ada rasa nikmat. Lidah Nando yang bergerak menuntut dalam mulutnya sungguh menggairahkan.
“Argh! Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku harus melupakannya,” Nicole berteriak dibawah guyuran shower.
Tadi itu cuma kesalahan, Nicole hanya kaget dan tidak tahu cara membebaskan diri. Ia akan pastikan tidak akan ada lagi kesalahan setelah ini.
\=\=\=\=
Hari ini, setelah sarapan pagi, Nicole dan Nando di paksa ikut oleh Sylvia dan Elva menjelajahi situs cadas kuno yang dikenal sebagai Twyfelfontein, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal dengan koleksi petroglif (ukiran batu) Suku Bushman yang sangat banyak.
Twyfelfontein menampilkan ribuan ukiran batu yang menggambarkan hewan, manusia, dan simbol, memberikan wawasan tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat Namibia kuno.
“Wah… indah sekali. Nando, apa kamu ingat dulu kita berdua sangat menyukai sejarah?” Ruella dengan gencar mendekati Nando, ia menggandeng lengan kekar pria itu dengan tidak tahu malu.
'Tahan Nicole. Kamu tidak perlu cemburu sama dia.’ kata Nicole mengingatkan dirinya agar tidak bertindak gegabah. Mereka hanya sepupu, dan lagipula kelihatannya Nando tidak tertarik pada Ruella.
“Tentu saja aku ingat, sejarah selalu menarik kan?” Ujar Nando, ia melirik Nicole sambil tersenyum penuh arti.
Nicole mendelik, tidak suka dengan cara pria itu yang terkesan menyiratkan antara mereka berdua punya sejarah.
“Bagaimana kalau lain kali kita keliling dunia untuk mengunjungi situs bersejarah?” Ruella menawarkan, matanya berbinar penuh harap.
Nando tersenyum mendekati Nicole lalu dengan sengaja melingkarkan tangannya di pinggang Nicole membuat wanita itu tersentak kaget. Ia mendongak, menatap tajam pada Nando. Ia menuntut penjelasan kenapa tiba-tiba memeluk pinggangnya.
“Bagaimana menurutmu, istriku? Haruskah kita menyetujuinya untuk berkeliling dunia?” Tanyanya manis.
Nicole memutar bola matanya ke atas, ia hendak mendorong Nando menjauh namun Nando mengeratkan pelukannya. Nando berbisik. “Bantu aku,”
Sementara itu, Ruella mengepalkan tangannya. Ia marah dan cemburu, seharusnya ia yang ada disana. ‘aku harus menyingkirkan dia secepatnya.’
Nicole yang melihat api kemarahan di wajah Ruella terdorong untuk menambah bahan bakar. Nicole setuju untuk membantu Nando membebaskan diri dari wanita ini.
“Bukan ide buruk, tetapi aku lebih suka kalau kita berdua saja yang pergi.” Nicole balas meletakan tangannya di pinggang Nando. Sekarang mereka terlihat seperti pasangan serasi yang saling mencintai.
Ruella melotot padanya seakan-akan hendak menelannya hidup-hidup. Nicole membalasnya dengan lengkungan mengejek di wajahnya. Puas sekali melihat wajah marah Ruella.
Ruella menghentakkan kakinya, kemudian menyusul Sylvia yang sudah jauh di depan. Ia berjalan cepat sambil memikirkan rencana untuk menyingkirkan Nicole secepatnya.
Rain yang melihat itu ikut tertawa, sudah lama sejak Ruella menemukan lawan yang sepadan dalam memperebutkan Nando. Terakhir Cindy yang berduel dengannya, keduanya sama-sama licik dan penuh intrik. Namun, Nicole tampaknya tidak berada dalam level yang sama dengan mereka. Rain memang melihat ada sedikit ketertarikan Nicole pada Nando, tapi melalui pengamatannya Nicole tidak ingin merebut hati Nando.
'huft! Aku harap Nando bisa melupakan kak Siena sepenuhnya.’ kata hati Rain penuh harap, diam-diam ia menjauh pasangan itu yang sepertinya akan mulai berdebat.
“Lepaskan aku sekarang, dia sudah pergi.” Kata Nicole berusaha melepaskan tangan Nando dari pinggangnya.
Cup!
Namun secara tidak terduga Nando malah mencium pipinya, setelah itu barulah ia menjauhi Nicole.
“Berhenti disitu Nando!” Nicole berteriak, Nando yang berlari menjauh sambil tertawa keras. Melihatnya tertawa membuat Nicole semakin marah.
“Aku akan menghajarmu,” Nicole menggertakkan giginya lalu berlari kencang menyusul Nando.
Terjadilah aksi kejar-kejaran antara Nicole dan Nando. Nicole mengejar sambil membawa segenggam pasir merah yang siap ia lemparkan ke wajah Nando.
“Hai Nico, cepatlah atau kamu tidak akan bisa lagi mengejar ku. Kamu tahu, kaki pendekmu tidak akan bisa menyaingiku dalam hal berlari.” Ejek Nando sambil tersenyum lebar.
“Sialan! Kakiku tidak pendek, kakimu saja yang kepanjangan. Bukankah lebih baik kamu berdiri diam disana, jadilah tiang listrik yang berguna!” Nicole balas mengejek. Ia tidak pendek, hanya saja memang tidak setinggi Nando. Nicole masih yakin kalau tingginya normal, dan Nando lah yang tidak normal.
Nando berhenti seperti yang Nicole minta, ia berbalik dan merentangkan tangan. Siap menyambut Nicole dalam pelukannya.
Oh tidak! Nicole berlari sangat cepat, ia mencoba untuk berhenti namun ia tidak bisa mengendalikan kakinya.
“Minggir!” Satu-satunya cara menghindari kontak fisik dengan Nando adalah menyuruh minggir dan memberinya jalan. Namun bukannya menurut, Nando sengaja menghalangi jalan Nicole. Jadilah Nicole menabrak Nando, keduanya jatuh ke tanah. Nando dengan sigap memeluk Nicole, melindunginya dari batu.
...***...
...Like, komen dan vote....
...💗💗💗...
kasihan kaivan 🥲🥲