NovelToon NovelToon
AKADEMI WAKTU

AKADEMI WAKTU

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ADHIWARNA_AUTHOR

Di sebuah akademi rahasia yang tersembunyi dari pandangan dunia biasa, para siswa diajari cara mengendalikan waktu. Ada yang bisa melihat masa depan, yang lain mampu mengubah masa lalu, dan beberapa memiliki kemampuan untuk hidup di antara detik-detik yang hilang. Namun, ada legenda tentang seorang murid yang berhasil melarikan diri dari batas waktu dan menjadi abadi—dan sekarang, dia berencana mengubah sejarah manusia sepenuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADHIWARNA_AUTHOR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKADEMI WAKTU CREDIT SCENE

mari kita selami kisah tersembunyi tentang perpisahan Akademi Meulaboh, sebuah cerita yang berakhir dengan kesedihan yang mendalam, tersembunyi di balik layar waktu yang terus berputar.

**Kisah Tersembunyi: Senja di Lembah yang Memudar**

Berabad-abad berlalu setelah kejatuhan Konsorsium Tempus. Akademi Meulaboh terus berdiri kokoh di lembah tersembunyi, menjadi mercusuar pengetahuan dan penjaga aliran waktu. Kirana, yang kini telah menjadi seorang tetua yang bijaksana, telah melatih banyak generasi Penjaga Kunci Temporal. Namun, seiring waktu, tantangan baru muncul, bukan dari musuh eksternal, melainkan dari sifat waktu itu sendiri yang tak terhindarkan.

Inti Resonansi, sumber energi yang menjaga stabilitas temporal di sekitar akademi, mulai melemah. Perlahan namun pasti, getarannya memudar, menyebabkan anomali-anomali kecil semakin sering terjadi di sekitar lembah. Kilasan-kilasan masa lalu dan masa depan muncul tanpa terkendali, mengganggu ketenangan dan bahkan membahayakan para siswa.

Para tetua akademi, termasuk Kirana, mencurahkan seluruh pengetahuan dan energi mereka untuk mencoba memulihkan Inti Resonansi. Mereka mempelajari catatan-catatan kuno, melakukan ritual-ritual yang terlupakan, dan bahkan mencoba menggunakan Kunci Temporal untuk menstabilkannya. Namun, upaya mereka sia-sia. Inti Resonansi terus melemah, seolah kelelahan setelah berabad-abad menjaga keseimbangan.

Seiring dengan melemahnya Inti Resonansi, kemampuan para Perasa Waktu pun ikut terpengaruh. Visi-visi mereka menjadi kabur dan tidak dapat diandalkan. Mereka kesulitan merasakan anomali temporal, dan bahkan perjalanan waktu menjadi semakin berbahaya dan tidak terduga.

Generasi muda akademi, yang tidak pernah mengenal masa-masa kejayaan Inti Resonansi, mulai merasa cemas dan tidak pasti tentang masa depan mereka. Beberapa di antara mereka mulai mempertanyakan tujuan akademi jika fondasi kekuatan mereka terus memudar.

Orion, yang kini juga telah menjadi tetua yang dihormati, mencoba untuk menjaga semangat para siswa. Ia menceritakan kisah-kisah heroik masa lalu, tentang perjuangan melawan Anomali Waktu dan Konsorsium Tempus, untuk mengingatkan mereka akan pentingnya peran mereka sebagai penjaga. Namun, bayangan keputusasaan mulai menyelimuti akademi.

Alana, yang kemampuannya memanipulasi aliran waktu semakin tidak stabil, mulai menarik diri. Ia merasa bersalah karena tidak mampu membantu memulihkan Inti Resonansi. Aisyah, yang biasanya memiliki insting yang tajam, merasa kehilangan arah dalam kekacauan temporal yang semakin meningkat. Farhan dan Arya mencoba untuk tetap kuat, tetapi mereka juga merasakan keputusasaan yang sama.

Kirana, meskipun usianya semakin lanjut, tetap menjadi sumber kekuatan bagi akademi. Namun, di balik ketenangannya, ia menyimpan kesedihan yang mendalam. Ia merasa gagal menjaga warisan para perintis, gagal melindungi tempat yang telah menjadi rumah dan tujuannya selama berabad-abad.

Pada suatu malam yang sunyi, Kirana berdiri di depan Inti Resonansi yang cahayanya hampir padam. Kristal purba itu tidak lagi berdenyut dengan energi yang kuat, hanya memancarkan cahaya redup yang menyedihkan. Ia menggenggam Kunci Temporal, mencoba untuk mencari jawaban atau harapan dalam resonansinya. Namun, Kunci Temporal terasa dingin dan sunyi, seolah mencerminkan keputusasaan akademi.

Perlahan, kenyataan pahit mulai diterima oleh semua orang. Inti Resonansi tidak dapat dipulihkan. Kekuatan yang menjaga Akademi Meulaboh telah mencapai akhir masanya. Keputusan sulit harus diambil: bagaimana cara menghadapi perpisahan yang tak terhindarkan?

Beberapa tetua mengusulkan untuk mencari tempat baru, simpul waktu lain yang mungkin bisa menjadi sumber energi pengganti. Namun, perjalanan waktu yang semakin berbahaya dan tidak pasti membuat rencana ini tampak mustahil. Yang lain mengusulkan untuk menyebarkan pengetahuan akademi ke seluruh dunia, berharap bahwa warisan mereka akan tetap hidup meskipun tempatnya menghilang.

Kirana memiliki pandangan yang berbeda. Ia percaya bahwa Akademi Meulaboh terikat pada lembah ini, pada tanah yang telah menyerap energi dan sejarah mereka selama berabad-abad. Memindahkannya sama dengan mencabut akarnya. Ia mengusulkan agar mereka menerima takdir mereka dengan damai dan fokus untuk mewariskan semua yang telah mereka pelajari kepada generasi berikutnya sebelum akademi memudar sepenuhnya.

Dengan berat hati, usulan Kirana diterima. Akademi Meulaboh mulai mempersiapkan perpisahan yang menyedihkan. Para siswa yang tersisa diajarkan semua yang mereka bisa serap tentang waktu, tentang cara mendeteksi anomali dengan kemampuan yang tersisa, dan tentang pentingnya menjaga keseimbangan meskipun tanpa kekuatan penuh Inti Resonansi. Kronika Waktu disalin dan didistribusikan, artefak-artefak kuno diwariskan kepada para penerus dengan harapan mereka akan terus dipelajari dan dipahami.

Hari perpisahan tiba dengan suasana yang suram. Inti Resonansi kini hanya memancarkan cahaya yang nyaris tidak terlihat. Anomali-anomali temporal semakin sering terjadi, menciptakan pemandangan yang kacau dan menyedihkan di sekitar lembah.

Para siswa dan pengajar berkumpul di halaman utama akademi untuk terakhir kalinya. Kirana berdiri di depan mereka, dengan wajah yang tenang namun mata yang berkaca-kaca.

"Waktu... adalah sungai yang tak pernah berhenti mengalir," katanya dengan suara pelan namun jelas. "Akademi ini telah menjadi rumah dan pelindung bagi kita semua selama berabad-abad. Namun, segala sesuatu memiliki akhir. Inti Resonansi telah menyelesaikan tugasnya. Sekarang, giliran kita untuk membawa warisan ini ke dunia luar."

Satu per satu, para siswa dan pengajar mulai meninggalkan lembah. Mereka membawa serta pengetahuan, artefak, dan kenangan tentang Akademi Meulaboh. Orion dan para tetua lainnya tetap tinggal bersama Kirana, menyaksikan saat energi temporal di sekitar akademi semakin memudar.

Saat terakhir tiba, Kirana berdiri sendirian di depan bangunan utama akademi. Cahaya Inti Resonansi akhirnya padam sepenuhnya, dan anomali-anomali temporal mulai merobek realitas di sekitar lembah dengan lebih agresif. Akademi Meulaboh mulai runtuh, bukan karena serangan musuh, tetapi karena kelelahan waktu itu sendiri.

Kirana menggenggam Kunci Temporal erat-erat. Artefak itu kini terasa dingin dan mati di tangannya. Ia menutup matanya, mengenang semua yang telah terjadi di tempat ini, semua pelajaran yang telah dipelajari, semua pertempuran yang telah dimenangkan dan dikalahkan.

Dengan hembusan angin terakhir, Akademi Meulaboh menghilang sepenuhnya, larut dalam kekacauan temporal yang diciptakannya sendiri. Lembah tersembunyi kembali menjadi hutan belantara yang sunyi, tanpa jejak keberadaan tempat yang pernah menjadi pusat penjagaan waktu selama berabad-abad.

Kunci Temporal, tanpa resonansi Inti Resonansi untuk menstabilkannya, menjadi tidak aktif, kehilangan kekuatannya. Kirana, bersama dengan Orion dan para tetua yang tersisa, menghilang bersama akademi, menjadi bagian dari sejarah yang terlupakan.

Namun, warisan Akademi Meulaboh tidak sepenuhnya hilang. Para siswa yang telah pergi membawa serta pengetahuan dan artefak akademi, menyebarkannya ke seluruh dunia. Mereka menjadi penjaga waktu dalam bayangan, bekerja sendiri-sendiri atau dalam kelompok-kelompok kecil, meneruskan tradisi Akademi Meulaboh meskipun tanpa pusat yang terorganisir.

Kisah tentang Akademi Meulaboh menjadi legenda samar, bisikan di antara para pengkaji waktu yang langka. Beberapa percaya bahwa tempat itu masih ada, tersembunyi di lipatan waktu, menunggu saatnya untuk kembali. Namun, bagi sebagian besar, Akademi Meulaboh hanyalah kenangan pahit tentang sebuah era kejayaan yang telah berakhir, sebuah pengingat bahwa bahkan waktu pun memiliki batasnya, dan perpisahan adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan abadi. Kesedihan atas hilangnya Akademi Meulaboh terus bergema dalam aliran waktu, sebuah elegi tersembunyi untuk para penjaga yang telahDedicated hidup mereka untuk menjaga keseimbangan yang rapuh.

1
Jhylara_Anfi
mampir kak/Smile//Pray/
ADITYA_: siap kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!