Keyra Alzein terpaksa mengubah penampilannya menjadi cupu, merelakan diri menjadi bahan bully-an di SMA Dirgantara demi misi kebebasan dan kejanggalan kematian saudara kembarnya yang bunuh diri satu tahun yang lalu.
Namun, siapa sangka ia malah jatuh cinta pada sosok Ketos seperti Devano.
Disaat Keyra yakin akan perasaannya, satu kenyataan pahit mengusik dimana ia tahu bahwa Devano adalah cinta pertama Arin.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Sorry, but i miss you
Setelah drama pagi tadi, Devano memilih diam, yang dikatakan Keyra ada benarnya juga. Devano harus membuktikan pada gadis itu kalau sebenarnya akhir-akhir ini hatinya sesak dipenuhi sosok Keyra, hanya Keyra.
"Napa tuh, muka kusut amat kaya jemuran emak?" ledek Aldo.
Devano hanya memutar bola matanya mendengar ucapan Aldo.
Keyra pun samar mendengar gurauan Aldo pada laki di belakangnya. Namun, tetap saja ia masih enggan menoleh pada Devano, meski Devano tak sepenuhnya salah.
"Key, abang galau nih!" ledek Aldo melirik ke arah Devano.
"Luck nut dasar," maki Devano. Ia memilih meninggalkan kegajean Aldo dan keluar kelas. Jam kosong memang bebas bagi murid melakukan apapun selagi tak mengganggu kelas lain, akan tetapi Keyra maupun yang lainnya memilih menunggu waktu istirahat tiba.
Kemana Devano? Sudah lebih setengah jam tak kembali ke kelas. Bahkan siswa lain tak ada yang berkeliaran.
"Mae..." Panggil Keyra.
"Oii? Ada apa? Kusut gitu kaya kolor bapak, galau ya? Lagi berantem sama Devano?" cerca Maya.
"Ishhh, lo tuh ya!" Desis Keyra.
Maya terkekeh, ia bukan tak tau drama pagi tadi di parkiran sekolah. Bahkan mungkin seluruh warga Dirgantara sudah tau kejadian hal itu karena ada beberapa siswa yang mengabadikannya lalu menyebar di akun lambe gosip sekolah. Dimana seputar kisah, kejadian dan gosip anak Dirgantara terekpost disana, termasuk perkara kasus Moza dan Ferdy.
"Gue lagi dilema tau," keluh Keyra.
"Pasti gegara Arin ya? Key, Arin kan udah gak ada lama jadi rasa-rasanya mustahil Devano ngejar lo cuma karena mau jadiin pelampiasan," saran Maya.
"Jadi lo udah tau kalau Devano itu mantannya Arin?" cerca Keyra.
Maya mengangguk lesu, "gak ada yang gak tau percintaan manis mereka di SMA ini. Ya, meskipun hubungan mereka bisa dibilang diam-diam. Beberapa anak sering memergoki mereka jalan bareng atau ke perpustakaan," jelas Maya.
"Oh begitu, padahal setau gue Arin gak sekelas sama Devano ya? Arin kan kelas sebelah."
"Yups, bener Key! Arin sekelas ama Moza dan itu yang membuat Devano kesulitan melindungi Arin. Kalau elo kan udah jelas, pandangannya aja gak pernah teralihkan dari lo! Meski cuma sebatas mandang punggung," jelas Maya.
Keyra menghela napas, meski begitu tetap saja ia merasa berat menerima Devano.
***
Pulang sekolah, Devano memberanikan diri mengajak Keyra pulang bareng. Rencananya ia akan mengajak gadis itu ke rumah Arin.
Devano ingin, Keyra tahu kalau dirinya sudah move on. Dan Devano rasa ia perlu banyak bicara dengan gadis itu.
"Ayo ikut gue!"
"Ogah, gue mau dijemput Aron!" jawab Keyra, meski sebenarnya ia akan pulang sendiri entah naik apa.
"Aron lagi Aron lagi, ikut gue bentaran! Kita harus banyak ngobrol," ujar Devano.
"Nggak ada yang perlu diobrolin tentang kita," kekeh Keyra.
"Ada Key, ada! Banyak," tegas Devano.
Ia meminta Keyra naik ke boncengan, melihat tatapan memohon Devano Keyra akhirnya luluh, ia naik ke boncengan Devano meski hatinya masih kesal.
Motor melaju kencang, hal itu membuat Keyra mau tak mau mengeratkan pegangan tangannya di pinggang Devano. Hingga sampailah mereka di toko bunga.
"Ngapain kesini?" tanya Keyra tak mengerti sekaligus penasaran.
Devano malah langsung menghampiri penjualnya tanpa menjawab pertanyaan Keyra.
Penasaran, ia mengikuti dan melihat apa yang dilakukan oleh Devano di toko bunga itu.
"Mbak, ada bunga yang secantik dia?" tanya Devano menunjuk Keyra.
"Aaa..." Mbaknya dibuat melongo oleh kelakuan Devano.
"Cari bunga yang lebih jelek dari dia, aku nggak mau kekasihku kalah cantik sama bunganya!" ujar Devano lalu meminta Keyra mendekat.
Keyra yang mendapat serangan gombal itu pun seketika merona. Bisa-bisanya cowok itu malah menggombal disaat dirinya sibuk menahan kesal.
"Nggak jelas banget," gerutu Keyra berusaha menahan senyum di bibirnya.
"Tumben, Mas! Biasanya mawar putih?" tanya penjual itu yang merupakan langganan Devano tiap minggunya satu tahun terakhir ini.
"Beda Mbak, tapi mawar putihnya juga ya!"
Setelah mendapatkan bunganya dan membayar ke penjual, Devano meminta tolong Keyra untuk membawakan dua buket bunga itu.
"Ck!" Keyra berdecak akan tetapi menurut dan membawa dua buket itu di tangannya.
"Makan dulu kita ya," ajak Devano.
Mau tak mau Keyra mengangguk, sebab cacing-cacing di perutnya juga mulai berdemo ria minta diisi.
"Pengen apa?" tanyanya sekali lagi.
"Terserah."
jawaban Keyra membuat Devano hanya bisa menghela napas. Tanpa pikir panjang ia membelokkan motornya ke sebuah kedai kekinian. Alih-alih ke caffe layaknya pasangan muda lain. Devano malah mengajak Keyra jajan makanan receh.
"Gimana? Apa mau ke tempat lain?" tawar Devano. Meski bukan orang yang susah, keluarganya juga bukan orang yang kaya raya. Yang bisa seenaknya 'Pa, Mom bagi duit!'
"Sini aja udah, capek aku!" keluh Keyra padahal hanya untuk menghindari Devano.
Devano meminta keyra duduk dan memesan makanan yang ia mau.
"Mbak, Bobanya dua yah!" pesan Devano setelah Keyra menunjuk minuman yang ia ingini, ia juga menyebutkan beberapa makanan tanpa ragu dan hal itu malah membuat Devano tersenyum.
"Lo nggak akan ilfill kan kalau makan gue banyak?" tanya Keyra.
"Nggak, kan gue pernah bilang kalau lo terlalu kurus! Makan aja yang banyak, gue malah seneng liatnya," ujar Devano. Diam-diam ia mengambil gambar Keyra dengan ponselnya, lalu menjadikan foto mereka berdua sebagai wallpaper. Siang tadi, ia sibuk mengutak-atik ponsel, menghapus sebagian kenangannya bersama Arin dan sebagiannya lagi akan ia lanjutkan setelah sampai di rumah.
Pesanan datang, mereka pun makan berdua karena rasa lapar yang melanda.
"Ehm, sebenarnya lo mau ajak gue kemana?" tanya Keyra sambil mengusap bibirnya dengan tisu.
"Sorry," kata Devano sambil mengusap sudut bibir Keyra karena masih ada noda bekas makan dikit disana.
Sejenak Keyra terpaku dengan sikap Devano hingga Keyra memalingkan wajah ke sembarang arah demi menghindari tatapan Devano. Namun, yang terjadi ia malah melihat ponsel Devano yang masih menyala dengan foto mereka berdua di tampilan layar.
"Dev! Sejak kapan lo ngambil foto kita?" tanyanya menatap tak percaya bahkan sampai melototi ponsel Devano.
"Barusan. Lo marah karena gue masih masang foto Arin kan? Atau lo udah tau kalau sebenarnya gue dan Arin pernah pacaran?"
"Ehm, iya!" singkat Keyra berusaha cuek lagi.
"Key, sorry! But i miss you. Sorry kalau semisal gue lancang ngambil foto lo dan untuk masalah kita, gue ngerti kok kalau lo butuh waktu. Biarin foto ini jadi kenang-kenangan buat gue," mohon Devano.
"Tapi..."
"Key, gue sama Arin memang cuma masalalu!"
"Gue ngerti, Dev! Masalahnya andaikan kita pacaran, serius dan kemudian..." Keyra terdiam.
"Menikah?" tanya Devano.
Keyra mengangguk, "gue gak akan pernah siap, seumur hidup gue akan merasa bersalah karena ngambil posisi Arin di hati lo."
"Ck! Lo terlalu mikir berlebihan!" Devano mengusap rambut Keyra yang tertiup angin. Beruntung suasana kedai sepi jadi mereka lebih leluasa mengobrol, palingan si penjualnya bakal geleng-geleng mendengar kisah mereka.
manissss bangeeeet 😘😘😘😘
terima kasih ka
maaf ya ka mimah aku banyak nuntut.abis suka bgt sama sama devano dan keyra.pokoknya novel2 ka mimah keren2 semua 👍👍👍👍👍
Key ngmbeknya jangn lama2 keburu Devano di gondol yg lain😁😁🤣
seperti temen ku yang kembar. ya begitu sikap dan sifatnya. 🤭🤭🤭
kalau ngambek suka ngilang ya, 😁😁😁
CATAT ITU!!!!!!