Inikah rasanya kesucian wanita? (Jamal)
Inikah rasanya jadi simpanan wanita? (Rizal)
Inikah rasanya diperebutkan wanita? (Iqbal)
Kisah tiga pria muda tanpa pengalaman dan berpendidikan rendah, pergi merantau untuk memperbaiki dan mengubah nasib hidupnya. Namun siapa sangka, dalam perjalanannya, Mereka justru terlibat kisah cinta yang tak biasa dan untuk pertama kalinya mereka mencicipi manisnya dosa. Kisah seperti apakah yang mereka jalani? Dapatkah mereka bertahan dalam kisah yang tak sengaja menjerat hidup mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPDD 21 (Rizal)
"Ini kan Tuan Tomi?" gumam Rizal antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rizal pun langsung merapikan kembali lembaran foto tersebut ke dalam majalah dan menaruhnya di bagasi mobil. Dengan perasaan was was, Rizal segera saja membawa dua kantung belanjaan tadi ke dapur lewat pintu samping.
Bruk!
Sari yang sedang santai sambil mainan ponsel sedikit terlonjak saat Rizal menaruh belanjaan secara tiba tiba di sebelahnya. Rizal yang tadi sempat pamit mandi juga langsung kembali duduk dengan perasaan yang tidak biasa.
Berbagai pertanyaan pun muncul dalam pikiran Rizal. Apakah ini rahasia yang dimaksud Mbak Sari? Dan jika mengamati foto yang tadi, Tuan Tomi nampak seperti model karena gayanya dalam berfoto tidak asal asalan dan terarah dengan baik juga profesional.
"Ini belanjaan dari, Tuan Tomi?" pertanyaan Sari seketika membuyarkan pikiran Rizal. dia pun menoleh kemudian mengangguk. Dan Mbak Sari ikutan manggut manggut juga.
Sebenarnya Rizal ingin bertanya sesuatu tentang Tuan Tomi dan hubungannya dengan foto itu apa, namun dia memilih mengurungkannya dan menganggap dirinya mending tak tahu apa apa karena ini urusannya sama majikan. Jadi Rizal tidak mau mencampuri kehidupan pribadi Majikannya.
Tak lama kemudian, Rizal beranjak kembali masuk ke dalam untuk meneruskan niat mandinya yang tertunda.
Kamar mandi untuk pembantu berada di dekat dapur dan deretan kamar mandi. Rizal pun akhirnya melakukan ritual mandi beberapa menit lamanya.
Setelah merasa semuanya bersih, acara mandi pun tuntas. Karena jarak kamar mandi yang cukup dekat dengan kamar tidur dan juga memang sudah kebiasaannya saat di rumah, Rizal keluar kamar mandi dengan handuk terlilit dipinggangnya.
Baru saja kedua kakinya keluar dari kamar mandi, Rizal mendengar ada yang memanggil namanya dan suaranya begitu dekat. Dia pun memutar badan.
"Ada apa, Non?" tanya Rizal begitu wajah daj badannya menghadap sang majikan wanita.
Miranda bukannya menjawab, dia malah terdiam membeku dengan mata menatap bentuk tubuh Rizal. Dada yang bidang dan terbentuk sempurna, warna kulit yang tidak terlalu putih dan eksotis, serta lekukan roti sobek sungguh membuat wanita itu kesusahan menelan salivanya sendiri.
Rizal yang merasa pertanyaanya diabaikan dan arah pandang Miranda yang tak biasa, seketika menyadari kalau dirinya hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.
"Astaga!" pekiknya, dan Rizal langsung bergegas masuk ke kamar meninanggalkan Miranda yang mengulas senyum.
Tak butuh waktu lama, Rizal pun telah berganti pakaian dan keluar kamar menemui majikannya.
"Kata Tuan tadi kamu disuruh ngangkat belanjaan, di taruh dimana belanjaan itu?" tanya Miranda begitu melihat Rizal mendekat.
Mata Rizal pun melongok ke meja makan dan dapur, namun tidak ada bungkusan yang tadi dia bawa. "Di taman belakang mungkin, Non. Tadi aku serahin ke Sari." balas Rizal. Miranda pun menganggukan kepala dan segera berbalik badan menuju taman belakang.
Dalam langkahnya, Miranda masih membayangkan keindahan tubuh sang supir yang terlihat sempurna dimatanya. Benar benar serasi dengan wajahnya yang tampan.
Hingga waktu pun terus berjalan. Sari terlihat sedang memasak sesuatu untuk makan malam sang majikan. Rizal yang memang tidak ada kegiatan, akhirnya memilih ikut membantu Mbak Sari. Rizal hanya membantu sebisanya. Seperti memotong cabe atau memotong bahan lainnya.
Hingga beberapa saat kemudian, beberapa menu telah tersaji di atas meja makan. Tak lupa juga Sari juga menyisakan beberapa menu yang dimasaknya untuk lauk makan dirinya Dan Rizal serta penjaga rumah.
Rizal diam diam memperhatikan kedua majikannya dari arah dapur. Di meja makan, suami istri itu menikmati makan tanpa ada obrolan yang berarti dan penuh kehangatan layaknya suami istri pada umumnya. Rizal tak habis pikir, kok bisa ada suami istri seperti orang asing dalam satu rumah.
Saat itu juga mereka kedatangan tamu seorang pria yang ingin bertemu dengan tuan Tomi. Tamu itu dipersilahkan masuk oleh penjaga rumah dan Tomi menyambut tamu terdebut dengan sangat hangat. Tomi memilih ngobrol bersama sang tamu dan membiarkan sang istri sendirian. Sungguh Rizal semakin heran dibuatnya. Bahkan Miranda masuk kamar pun Tomi terlihat acuh.
Setelah makan, Rizal dan Mbak Sari pun memilih istirahat di kamarnya masing masing hingga tak terasa waktu udah menunjuk pukul sembilan malam.
Rizal yang belum tidur, beranjak keluar kamar untuk mengambil air minum. Namun saat sampai di dapur, Rizal mendengar suara aneh dari arah ruang tengah. Suara rintihan rintihan nikmat membuat Rizal penasaran.
Perlahan, Rizal melangkah ke arah sumber suara. Keadaan sekitar sudah gelap. Hanya ada cahaya remang remang di ruang tengah. Bagitu sampai ditempat yang di maksud, mata Rizal membelalak sempurna melihat perbuatan tak pantas di ruang tersebut.
"Astaga! Tuan Tomi?" pekiknya lirih.
...@@@@@...