WARNING!!
Kita akan berkelana ke Dunia Fantasi, Karena itu, ada beberapa lagu yang akan di rekomendasikan di awal cerita untuk membawamu ke sana. Putarlah dan dengarkan sembari kamu membaca >>
___
Di sebuah kerajaan, lahirlah dua putri kembar dengan takdir bertolak belakang. Satu berambut putih bercahaya, Putri Alourra Naleamora, lambang darah murni kerajaan, dan satu lagi berambut hitam legam, Putri Althea Neramora, tanda kutukan yang tak pernah disebutkan dalam sejarah mereka. kedua putri itu diurus oleh Grand Duke Aelion Garamosador setelah Sang Raja meninggal.
Saat semua orang mengutuk dan menganggapnya berbeda, Althea mulai mempertanyakan asal-usulnya. hingga di tengah hasrat ingun dicintai dan diterima sang penyihir jahat memanfaatkannya dan membawanya ke hutan kegelapan. Sementara itu, Alourra yang juga berusaha mencari tahu kebenaran, tersesat di tanah terkutuk dan menemukan cinta tak terduga dalam diri Raja Kegelapan, makhluk yang menyimpan rahasia kelam masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perangkingan Tahun Pertama akademi Stevia
‧˚♪ 𝄞 :
...ᝰ.ᐟ...
Satu Tahun Kemudian
Satu tahun telah berlalu. Segalanya berjalan lancar tanpa masalah yang berarti. Meski insiden waktu itu tak mengubah kenyataan bahwa Putri Caelis masih kerap mencari celah untuk menjatuhkan nama baik Althea dan Alourra, namun kebanyakan orang tak lagi menggubris. Tuduhan dan intriknya dianggap tak lebih dari sekadar bisikan angin tak berdasar, dan tak layak dipercaya. Tentu saja, itu bukan berarti Putri Caelis akan menyerah.
...───✦───...
Hari pengumuman perangkingan akhirnya tiba. Acara digelar megah di aula utama Bangunan Stevia—gedung pusat akademi yang agung dan penuh wibawa. Para guru besar hadir lengkap, menyaksikan momen penting ini dengan penuh perhatian. Namun, Alourra tak bisa menahan pandangannya yang mencari sosok yang biasanya selalu jadi sorotandan paling menonjol
“Aku tidak melihat Kepala Sekolah di sini,” bisiknya pada Althea.
Arzhel, yang duduk di sebelahnya, menjawab santai, “Dia memang selalu datang terlambat.”
“Benarkah?” Althea menatap dengan penasaran.
“Iya, sudah biasa begitu, bahkan pernah tidak hadir sama sekali,” jawab Arzhel sambil tersenyum kecil.
Acara berjalan lancar, hingga tibalah saat pengumuman kategori penghargaan. Ada empat kategori utama:
1. Terbaik,
2. Terpintar,
3. Terhebat, dan
4. Terinspirasi.
Mereka diumumkan mulai dari tingkat tertinggi.
Pengumuman pertama adalah Magna Graduate
Peringkat paling prestisius sekaligus paling sulit didapatkan. Namun, yang terjadi justru mengejutkan semua yang hadir. Nama untuk kategori tertinggi itu dinyatakan...
Kosong.
Tidak ada satupun yang berhasil mencapai standar Magna Graduate tahun ini.
“Apa memang sesulit itu?” tanya Althea dengan nada takjub.
“Wajar saja,” ujar Arzhel, tetap tenang.
“Wajar?” Alourra tak habis pikir.
“Sudah sepuluh tahun ini tidak ada yang mencapai posisi itu. Bahkan jika ada, biasanya hanya satu orang saja,” jelas Arzhel.
“Lama sekali ya,” gumam Althea, masih terpana.
Selanjutnya diumumkan kategori Regalist dan Virelion. Beberapa nama disebut dan naik ke panggung. Alourra mengenal beberapa dari mereka, meski tak terlalu dekat.
Kemudian tibalah pengumuman untuk tingkat Aristelle – tingkat di mana Arzhel berada.
Kategori Terinspirasi dan Terhebat sudah diumumkan, menyisakan dua kategori terakhir yang membuat suasana tegang.
“Kategori dengan nilai sempurna dan mendapat dua plakat: Terpintar dan Terbaik, diraih oleh Arzhel Fizelvania dari Kerajaan Virelvania,” suara pengumuman menggema di aula.
Teriakan dan sorak sorai mengguncang ruangan, terutama dari para lady yang duduk sekelas dengan Arzhel. Althea dan Alourra menoleh cepat ke arahnya, melihat senyum tipis muncul di wajah Arzhel.
“Hehe…” jawabnya ringan sambil berdiri.
“Ayo, silakan naik ke panggung!” seru pengumum.
Arzhel membungkuk hormat, lalu berjalan ke atas panggung dengan percaya diri. Althea dan Alourra hanya bisa saling bertukar pandang, sulit berkata-kata.
Dari kejauhan, tepuk tangan dan tawa riuh mengiringi penghargaan itu, namun ada juga tatapan sinis yang tajam. Putri Caelis duduk tak jauh, matanya menyipit penuh kebencian.
“Waktu yang tepat,” bisiknya dingin, “Kalian lakukan sesuai rencana kita.”
Di sampingnya, dua gadis lain mengangguk patuh. “Baik, Putri.”
Setelah acara usai, Arzhel kembali duduk. Althea menghampirinya dengan penuh kekaguman.
“Arzhel, kau benar-benar luar biasa,” puji Althea.
“Aku tak menyangka kau bisa meraih dua gelar sekaligus,” tambah Alourra dengan rasa takjub.
“Ah, itu sudah biasa,” jawab Arzhel dengan nada sombong kecil.
“Benarkah?” tanya Althea tak percaya.
“Namun, belum ada yang pernah seperti aku sebelumnya,” katanya sambil tertawa pelan.
“Itu artinya langka, lho,” Althea menyungut kesal.
“Haha... Mau pegang plakatku?” tanya Arzhel sambil menyerahkan satu kepadanya.
“Bolehkah?” Althea tersenyum.
“Tentu saja, tapi kau pasti akan punya milikmu sendiri nanti,” balas Arzhel yakin.
“Tentu! Aku percaya itu,” sahut Alourra penuh semangat.
“Semoga...” Althea menghela napas, sedikit ragu.
Saat itu, tibalah pengumuman tingkat Noviette.
“Baiklah, kembali hadir kategori dengan dua plakat…”
Suara riuh memenuhi aula, semua penasaran.
“Kategori Terhebat dan Terinspirasi diberikan kepada... Putri Althea Neramora dari Kerajaan Eamora!”
Tepuk tangan bergemuruh mengguncang seluruh ruangan. Dua sosok yang sudah naik ke panggung dengan memperoleh dua pelajar sekaligus, mengguncang Akademi Stevia dengan prestasi mereka.
“ Kakak!” suara Althea yang dipanggil oleh Alourra.
Tanpa kata, Alourra langsung memeluk sang adik erat-erat. “Aku bangga, sangat bangga padamu,” lirihnya penuh haru.
“Hei, hei, jangan menangis dulu! Penghormatan itu belum selesai, lho,” ujar Arzhel sambil tersenyum penuh semangat. Sebenarnya ia juga senang melihatnya.
“Silakan naik ke panggung, Putri Althea,” suara pengumuman memanggil.
Althea melangkah mantap menuju panggung utama aula, diiringi sorak sorai penonton.
Di sudut aula, Putri Caelis menyipitkan mata, bibirnya mengerut kesal.
“Cih, aku benar-benar tak terima!” gerutunya lirih.
“Lihat saja nanti, akulah yang pantas jadi kategori terbaik.”
“Selanjutnya, kategori Terpintar…” pengumuman bergema.
“Diraih oleh Putri Caelis Terielle dari Kerajaan Alvirelle, selamat!”
Mendengar namanya disebut, mata Caelis melebar. “Rangkingku? turun…” batinnya tak percaya.
“Ayo, silakan ke panggung, Putri Caelis,” undangan itu mengalir lembut.
“Selamat, Caelis,” ucap dua teman dekatnya, tapi tatapan Caelis tetap dingin dan penuh dendam.
“Diam kalian! Cukup lakukan apa yang aku perintahkan,” perintahnya dingin pada mereka.
“A... Baik, Putri Caelis,” sahut mereka patuh.
Dia melangkah ke depan dengan senyum yang dipaksakan.
“Selanjutnya, kategori Terbaik diraih oleh Putri Alourra Naleamora dari Kerajaan Eamor. Selamat kepada Putri Alourra!” pengumuman menggema.
Althea yang sudah menunggu di panggung langsung tersenyum lebar menyambut sang kakak. Tanpa ragu, mereka berpelukan erat di atas panggung.
“Kakak, kategori Terbaik!” seru Althea dengan penuh kebahagiaan.
“Kamu dapat dua plakat sekaligus,” sahut Alourra.
“Kita hebat!” kata keduanya kompak, seolah tak percaya momen itu benar-benar terjadi.
Namun, tatapan sinis dari Putri Caelis tetap membekas. “Dih, tunggu saja nanti,” gumamnya penuh dendam.
Ketika penghargaan kategori Terbaik diterima Alourra, dan Terpintar jatuh pada Caelis, tiba giliran penghargaan kategori Terhebat dan Terinspirasi yang diraih oleh Althea.
“Selamat ya,” ujar sang pemberi hadiah dengan senyum hangat.
Namun, sebelum hadiah diserahkan, tiba-tiba terdengar suara dari kerumunan penonton.
“Maaf, Guru Besar!” teriak seseorang sembari berdiri dan mengangkat tangan.
Caelis mengerutkan dahi, matanya berbinar penuh harap melihat temannya itu maju. “Lakukanlah,” batinnya penuh semangat.
“Ada apa?” tanya seorang guru besar, menatap ke arah yang bersuara.
“Saya keberatan, Guru Besar,” suara itu menggelegar dan segera menarik perhatian semua yang hadir.