YES!! I'Am Mermaid

Di dapur, terlihat dua orang yang begitu sibuk menyiapkan sarapan pagi. Ryn yang melihat Nany akan membuatkan minuman rutin Lucas pun segera mendekati wanita tua itu. Dengan cengengesan, Ryn mencoba bicara dengan Nany.

"Ehem!" Ryn berdeham kecil. "Nany, apa aku juga boleh minum itu"

Nany menatap, memandangi wajah Ryn dengan bingung. "Minum ini?" Tanya Nany sambil menenteng gelas blender di depan wajah cantik Ryn.

"Iya, sepertinya enak! Lucas bilang, kalau aku ingin mencobanya tidak masalah, dia mengijinkan"

Nany menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Tentu saja tuan akan mengijinkan, karena dia ingin semua orang rumah sehat bugar dengan meminum minuman ini"

"Wah! Benarkah?! Tolong buatkan aku satu gelas dengan ukuran yang sama ya?" Ponta Ryn dengan riang. "Aku jadi semakin penasaran dengan rasanya"

"Hohoho, sebentar lagi kau tidak akan penasaran lagi Ryn" jawab Nany ramah, Nany lantas mengambil beberapa bahan lagi dari dalam kulkas untuk membuatkan Ryn Jus itu juga. "Apa kau tidak membawa Suri untuk sarapan?"

"Ah! Iya, aku akan memanggil Suri dan membawanya kemari"

Ryn berlarian kecil sambil melompat-lompat, ia terdengar menyenandungkan nyanyian duyung lagi, yang membuat Nany memperhatikan gadis itu dengan cukup lama.

Wanita tua itu mencoba mengintip Ryn dari arah dapur, lantunan lagu itu benar-benar terdengar dengan jelas di kedua telinga Nany.

"Astaga! Sebenarnya, siapa gadis itu?" Cepat-cepat Nany menggelengkan kepalanya pelan, ia mencoba untuk kembali fokus ke pekerjaan nya.

Ryn menaiki anak tangga sambil terus bernyanyi, saat hampir tiba di anak tangga terakhir, hidung gadis itu berkedut. Ia mencium aroma aneh yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Ryn menghentikan lantunan nada yang ia senandungkan, dan ia berjalan mengikuti aroma yang tercium oleh hidungnya.

"Lucas?!" Kedua mata Ryn mendelik setelah dia berpapasan dengan Lucas, si pria tampan namun menyebalkan di mata Ryn.

Tanpa permisi, Ryn menyentuh kedua lengan Lucas, gadis cantik itu berjinjit dan mengendus bagian leher, wajah, dan dada Lucas. Benar! Aroma aneh itu ditimbulkan oleh Lucas yang baru saja selesai mandi. Buru-buru Ryn melangkah mundur dan menutup hidungnya rapat-rapat.

"Cih! Bau tidak enak apa ini?" Ujar Ryn tanpa sungkan. Gadis itu mengibas-ngibaskan tangan kirinya untuk menyuruh Lucas minggir. "Kau mengganti merek sabun mu ya?"

Gadis ini benar-benar membuatku hilang kesabaran - Lucas.

Kedua tangan Lucas terkepal erat, ia menghela nafas panjang dan menatap Ryn dengan serius. "Kau bilang, kau tidak menyukai bauku yang sebelumnya. Dan sekarang kau bilang aroma ini aneh??"

"Itu benar, aku lebih tidak menyukai yang ini" Ryn mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kembali lah pada merek yang sebelumnya!"

"Saranku, pergilah ke dokter dan periksakan hidung mu itu! Aku rasa benda yang menempel di wajahmu itu sudah tidak berfungsi seperti yang seharusnya" ledek Lucas kesal, pria itu melewati Ryn begitu saja dan turun untuk sarapan.

Kenapa dia mengganti merek sabunnya? Padahal aku menyukai yang sebelumnya - Ryn.

Gadis cantik itu berjalan menuju kamar tidur Suri, ia menyapa Suri yang sudah siap untuk pergi sarapan. Dengan cekatan, Ryn menggendong tubuh kecil Suri dan membawanya turun. Sebelumnya, Ryn sudah menurunkan kursi roda Suri terlebih dahulu.

"Ada apa dengan wajahmu Ryn?"

"Eh? Kenapa dengan wajahku?" Ryn menyentuh pipi kanannya sendiri. "Apa ada yang aneh?"

Suri tertawa, gadis kecil itu menggeleng pelan. "Sepertinya wajah ini sedang menyesali sesuatu, apa aku salah?"

Sebenarnya, berapa usia Suri? Kenapa dia seakan mengetahui isi hati orang dewasa? - Ryn.

Tidak! Bukan seperti itu konsepnya, pada dasarnya, Ryn lah yang tidak pernah mampu menyembunyikan raut wajahnya ketika senang, sedih, takut dan bingung. Bisa dibilang, ekspresi yang diberikan Ryn adalah murni dari hatinya. Jika dia sedih, maka dia akan menunjukkan nya, Ryn adalah tipe manusia yang tidak bisa menahan rasa sesak di dada terlalu lama. Belum! Belum ada orang yang mampu membuat Ryn merasakan itu, sehingga ia harus menahan rasa sesak yang ditimbulkannya.

"Kau benar! Ini soal sabun Ayahmu" jawab Ryn jujur.

"Sabun?" Suri mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa dengan sabun Ayah??"

"Apa aku harus meminta maaf pada Lucas? Awalnya, aku bilang padanya bahwa aku tidak tertarik dengan aroma yang ditimbulkannya" ungkap Ryn, ia menundukkan kepalanya. "Tapi, waktu itu aku berbohong! Aku suka, hanya saja aku tidak ingin membenarkan ucapan Ayahmu yang berkata bahwa aku tertarik kepadanya"

"Kau tidak tertarik pada Ayahku?" Begitulah Suri, gadis kecil itu malah hanya menangkap sebagian cerita Ryn.

"Kenapa kau malah menanyakan yang itu?" Ryn mencubit hidung mancung Suri dengan gemas. "Bagaimana menurutmu? Apa aku harus minta maaf?"

"Tidak perlu, aku akan membantumu"

Ryn terkejut, ia sampai menghentikan langkah kakinya, setelah itu dia kembali meneruskan langkahnya. "Bagaimana?"

"Aku akan bilang pada Ayah, bahwa aku tidak menyukai sabun barunya, lalu aku akan meminta Ayah untuk kembali pada merek yang lama" jawab Suri sumringah, itulah solusi yang diberikan oleh Suri kecil. "Aku pintar kan?"

"Ya, Suri memang pintar!" Puji Ryn dan mencium pipi kanan Suri. "Terima kasih sudah mengatasi masalahku"

"Lalu, kapan kau akan membantuku mengatasi masalahku?"

"Eh? Memangnya apa masalah anak seusia mu selain PR dari sekolah?" Tanya Ryn penasaran. "Coba ceritakan!"

"Kapan kau akan berpacaran dengan Ayahku?"

Pertanyaan dari Suri mampu membuat Ryn kehilangan setengah nyawanya. Gadis bermata biru itu segera menutup bibir Suri dengan jari telunjuknya, Ryn buru-buru mengusap wajahnya yang terasa panas itu.

"Dengar ini, aku tidak bisa mengatasi masalahmu yang itu, maafkan aku" jawab Ryn dengan lembut.

Kau akan mengatasinya Ryn... - batin Suri senang.

Gadis itu teringat cerita dari Nany yang memergoki Ayahnya dan Ryn yang saling berpelukan, entah ada kejadian apa? Hingga pada akhirnya, Ayahnya yang terkenal tak pernah dekat dengan wanita itu sampai memeluk Ryn, yang baru dikenalnya.

Sudah kubilang kan Ayah, Ryn itu berbeda... - Suri.

Ryn mendudukkan Suri tepat disebelah Lucas, gadis cantik itu menyiapkan sarapan Suri, sedangkan sarapan untuk Lucas disiapkan oleh Nany. Ryn melihat Lucas yang meminum Jus itu tanpa ekspresi, Ryn menelan ludahnya sendiri, ia juga tak sabar menunggu giliran untuk minum Jus nya.

Setelah menyiapkan sarapan Suri, Ryn berjalan cepat menuju meja dapur dan mengambil segelas Jus miliknya. Gadis itu membawa nya ke meja makan, dan duduk di samping Suri.

"Kau minum itu Ryn??" Tanya Suri dengan raut muka tak percaya. Bukan hanya itu, seperti ada raut wajah jijik juga di wajah gadis kecil tersebut.

"Iya! Aku lihat Ayahmu sepertinya enak waktu minum ini, jadi aku juga ingin mencicipinya"

Kedua mata Nany dan Suri tidak berkedip sama sekali ketika melihat Ryn mulai mengangkat gelasnya, Suri kecil menutup kedua matanya saat Ryn mulai menenggak Jus hijau tersebut.

Gila! - Suri.

BERSAMBUNG!!!

Halo, terima kasih sudah membaca cerita saya! Jangan lupa klik tombol Like, Ikuti, Favorit, Vote dan Komentar ya? Dukungan dari kalian sangat berarti buat saya ☺️🙏♥️