NovelToon NovelToon
AKU BUKAN AYAHNYA, TAPI DIA ANAKKU

AKU BUKAN AYAHNYA, TAPI DIA ANAKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

"Mas aku pinta cerai" ucap laras
Jantungku berdetak kencang
Laras melangkah melauiku pergi keluar kosanku dan diluar sudah ada mobil doni mantan pacarnya
"mas jaga melati, doni ga mau ada anak"
aku tertegun melihat kepergian laras
dia pergi tepat di hari ulang tahun pernikahan
pergi meninggalkan anaknya melati
melati adalah anak kandung laras dengan doni
doni saat laras hamil lari dari tanggung jawab
untuk menutupi aib aku menikahi laras
dan sekarang dia pergi meninggalkanku dan melati
melati bukan anakku, bukan darah dagingku
haruskah aku mengurus melati, sedangkan dua manusia itu menghaiantiku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

Akhirnya, Doni membawa pulang Laras ke apartemennya.

'Semua ini belum jelas. Pasti ada celah untuk mendapatkan rumah itu kembali,' pikirnya dalam hati.

“Tenang, Sayang. Jangan khawatir, apa yang menjadi milikmu pasti akan kembali padamu,” ucap Doni sambil menggenggam tangan Laras, memberi rasa damai.

Namun, di balik senyum hangatnya, pikirannya berbeda.

'Apa yang akan menjadi milikmu… pasti akan menjadi milikku. Setelah itu, aku akan membuangmu.'

Tatapan Doni tetap lembut, tapi hatinya menyimpan niat yang tak pernah Laras bayangkan.

Akhirnya mereka sampai di apartemen.

Setelah memarkirkan kendaraan dengan rapi di basement, Doni dan Laras menuju lift, lalu langsung naik ke lantai apartemen Doni.

“Sayang, maaf sekali. Aku tidak menyangka kalau Paman Arsyad bisa melakukan itu,” ucap Laras penuh penyesalan.

“Yah, kamu jangan heran. Dari dulu, dunia ini tidak pernah kekurangan orang yang serakah dan licik,” jawab Doni sambil membelai rambut Laras.

Laras menggenggam tangan Doni, merasakan hangatnya sentuhan pria yang ia cintai hingga membuatnya kehilangan akal sehat.

“Maaf, Sayang… aku jadi merepotkan kamu. Tolong bantu aku mengembalikan rumah itu padaku. Aku yakin, dia juga sudah mengambil beberapa sertifikat tanah milik Bapak,” jelas Laras, suaranya bergetar.

Doni menatapnya dengan penuh perhatian, meski dalam hati ia menyimpan rencana yang tidak pernah Laras bayangkan.

'Wah, sebanyak itukah harta mertuaku? Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus mengambil semuanya. Setelah itu, aku buang saja perempuan ini,' pikir Doni.

Namun, seperti biasa, di permukaan ia bersikap manis, seolah menjadi satu-satunya penopang Laras.

“Tenang, Sayang. Aku akan berusaha mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan.”

“Terima kasih, Sayang.”

Keesokan paginya, Laras dan Doni menemui seorang pengacara, rekan dekat Doni.

Setelah mendengarkan penjelasan mereka, pengacara itu menatap serius.

“Sudah jelas, rumah itu ditempati secara ilegal oleh tantenya Laras,” ucap Heru, sang pengacara.

Doni dan Laras merasa lega karena melihat peluang untuk memenangkan perkara tersebut.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” tanya Laras dengan nada cemas.

Heru menghela napas panjang. “Kita laporkan Ibu Fitri ke polisi karena telah menempati bangunan dan tanah secara ilegal,” jawabnya mantap.

“Iya, laporkan saja. Biar dia membusuk di penjara,” ucap Laras penuh dendam.

“Oke, Bro. Lu bisa uruskan?” tanya Doni.

“Tenang saja, ini bukan hal yang susah. Percayakan padaku,” jawab Heru dengan keyakinan.

Kemudian, Heru bangkit sambil memegang ponsel.

"Bro, aku ke depan dulu, ya. Ada tamu, dia tidak tahu gedung ini," ucap Heru.

"Kamu tunggu di sini, ya," lanjut Heru.

Heru keluar ruangan dengan membawa ponsel. Tak lama kemudian, ponsel Doni berdering.

Pesan dari Heru: "Keluar dulu sebentar, Bro... Jangan ajak istrimu."

Doni mengernyitkan dahi.

"Sayang, aku mau beli rokok dulu di luar. Kamu tinggal di sini dulu, ya," ucap Doni.

Laras hanya menganggukkan kepala.

oni keluar ruangan. Tak jauh di sana, Heru sudah menunggunya.

“Bagaimana bayarannya, Bro?” tanya Heru.

“Gampang. Tanah itu nanti akan jadi milikku. Selain rumah, dia juga punya beberapa tanah. Nanti dua puluh persen untukmu,” ucap Doni.

“Kecil, Bro... Tidak usah saja, ya. Aku pasti banyak mengeluarkan modal,” balas Heru.

“Tiga puluh persen,” tawar Doni.

“Empat puluh persen sepertinya adil,” ucap Heru.

Doni terdiam menimbang banyak hal.

“Kamu modal apa? Kamu cuma modal burung saja,” batin Doni.

Doni tampak tidak senang, tetapi Heru memang licik. Terpaksa, dia harus bekerja sama dengan Heru.

“Oke, baiklah,” jawab Doni.

Setelah kesepakatan tercapai, mereka kembali ke ruangan. Tampak Laras setia menunggu

"Maaf ya, sudah menunggu lama," ucap Heru.

"Iya, tidak masalah, Bro," jawab Doni.

"Jadi, hari ini kita akan melaporkan Ibu Fitri ke polisi?" tanya Doni.

"Iya, ayo siap-siap," ajak Heru.

Hari itu juga, mereka melaporkan Fitri ke kantor polisi.

"Laporan kami terima," ucap seorang polisi.

"Bapak tunggu saja berita selanjutnya dari kami," lanjut polisi itu.

"Apa tidak bisa langsung hari ini, Pak?" tanya Laras kesal.

"Ya, tidak bisa dong. Ini perkara perdata yang harus diteliti dulu. Laporan sudah kami terima dan akan kami periksa dengan saksama," jelas polisi.

"Mbak Laras, tenang saja. Percayakan semuanya pada Pak Polisi," ucap Heru.

Laras menganggukkan kepala.

…..

Kita kembali ke kehidupan Riko dan Melati.

Kehidupan tak selamanya berjalan mulus, meski kita sudah banyak berbuat baik. Artinya, berbuat baiklah tanpa pamrih. Walaupun hidup seolah memojokkan, tetaplah menjadi orang baik.

Riko kurang baik apa? Ia mengurus anak yang bukan darah dagingnya dengan sepenuh hati, bahkan merawat jenazah mertua yang selama ini menghinanya. Namun, apakah kehidupan Riko baik-baik saja? Ternyata tidak.

Setelah diusir dari kos almarhumah Bu Zuleha, Riko menyewa kamar di Jakarta Timur. Demi menjaga Melati, ia berhenti menjadi tukang ojek dan memilih berdagang di kosannya, menjual mi rebus dan aneka makanan.

Riko yang ramah berhasil mengundang simpati banyak orang.

Dengan modal kompor gas, wajan, mangkuk, sendok, garpu, saputala, dan mi instan, ia mulai berjualan sambil tetap mengasuh Melati. Suasana kosan pun menjadi lebih ramai.

Namun, di dunia ini tak pernah kekurangan orang julid. Mirna, yang berjualan kue di kosan, merasa tersaingi meski jenis dagangan mereka jelas berbeda.

Rasa iri memang tak memerlukan alasan logis untuk berbuat jahat. Perlahan, Mirna mulai mencari cara untuk menjatuhkan Riko, tanpa memikirkan bahwa yang ia hadapi hanyalah seorang ayah yang berjuang demi anaknya.

Siang itu, saat Riko sedang salat Zuhur, Mirna datang diam-diam ke kosannya. Dengan jarum, ia melubangi selang gas. Tindakan iri yang dilakukannya bukan hanya jahat, tapi juga membahayakan banyak orang.

Usai salat, Riko kembali ke lapak dagangannya. Tak lama, anak Mirna datang memesan mi rebus.

'Tumben anak ini mau beli daganganku. Kemarin dia bilang ke mana-mana kalau makananku tidak enak,' pikir Riko.

Namun, sebagai penjual yang profesional, ia tetap melayani dengan ramah. Riko memasang wajan di atas kompor, lalu memutar knop gas.

“Cletak…” suara pemantik berbunyi.

“Boommm!” Ledakan keras terjadi, mengguncang seluruh kosan.

Api menyembur dari selang gas.

“Kebakaran!” teriak Mirna sambil membawa anaknya pergi. Bukannya membantu memadamkan api, ia malah berteriak-teriak.

Riko bergegas masuk ke kamar mandi, mengambil handuk dan membasahi handuk dengan air

“kebakaran” mirna terus berteriak, mengundang banyak penghuni kosan keluar kosan, semua berkerumun di depan kosan Riko, Banyak orang sudah berkumpul dan akan memadamkan api denga air.

“Stop! Jangan disiram, nanti apinya kemana-mana!” teriak Riko. Yang baru keluar dari kamar mandi sambil membawa handuk basah

Ia segera melemparkan handuk basah ke arah gas. Api pun padam, lalu ia mematikan aliran gas. Semua orang bernapas lega.

1
Tismar Khadijah
Banyak riko2 dan melati2 lain di dunia nyata, ttp berjuang dan berharap
Inyos Sape Sengga
Luar biasa
Sri Lestari
thor....aku salut akan crita2mu...n othor hebat ngegrab kog bs sambil nulis....mntabbb/Good/
adelina rossa
astagfirullah laras...belum aja kamu tau aslinya doni ...kalau tau pasti nyesel sampe.nangis darah pun rahim kamu ga bakalan ada lagi...lanjut kak
SOPYAN KAMALGrab
tolong dibantu likekom
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
menunggu karma utk laras
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
dari sini harusnya tau donk, kalo gada melati, gakan ada riko
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
teruslah maklumi dan dukung anakmu yg salah.. sampaii kau pun akan tak dia pedulikan
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
salahin anakmu yg bikiinyaa buuukkk
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ayah
Su Narti
lanjutkan 👍👍👍👍💪💪💪💪💪💪💪
mahira
makasih kk bab banyak banget
Nandi Ni
Bersyukur bukan dari darah para pecundang yg menyelamatkan melati
SOPYAN KAMALGrab
jangan fokuskan energimu pada kecemasan fokus pada keyakinan
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
alhamdulillah
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
apa? mau duit ya?
mahira
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
apalagi ini..? mau dijual juga laras?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
dirumah doni thoorrrr
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
untung mood anak cewek gampang berubah 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!