Aku tidak menduga, Suami yang aku cintai selama ini ternyata bermain gila di belakang ku,
Rumah tangga ku yang kubangun dengan kokoh, harus hancur karena datangnya orang ke tiga dalam rumah tangga ku,
Dia berhasil merebut suami ku,
dan sampai dengan tega nya dia juga membuat ku harus berpisah,
penceraian yang tidak pernah aku fikirkan, tapi sekarang aku harus menerimanya.
Dan sayangnya..
Di saat aku ikhlas berdamai dengan keadaan, mencoba melepas semuanya, memulai hidup yang baru,
Cobaan datang kembali saat aku mengetahui aku hamil anak dari suamiku.
Haruskah aku menggugurkannya..???
Atau harus menerima semua ini dan melupakannya lagi..???
TIDAKKKK...!!!!
Aku bukan tuhan yang mempunyai sabar yang tinggi..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RuQi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Setelah keluar dari mansion Davis cerry langsung menuju rumahnya, sekitar 30 menit perjalanan akhirnya cerry masuk ke halaman rumah, dengan buru buru cerry memarkirkan mobilnya, dan ternyata Angga sudah pulang,
Cerry langsung masuk kedalam karena badannya yang lengket setelah seharian diluar,
"Dari mana kamu.." suara Angga menyambut cerry yang baru saja membuka pintu,
"Kenapa aku harus memberitahumu," jawab cerry, dengan cuek cerry langsung naik kelantai atas menuju kamarnya,
Angga mengikuti dari belakang sampai kekamar cerry, angga langsung menerobos kamar cerry dengan kesal, dan menguncinya
"Kenapa kamu kekamarku" teriak cerry kearah angga dengan marah, cerry tidak habis fikir Angga akan masuk ke kamarnya, bila dia tau mungkin dia akan menguncinya,
"Ini juga kamar ku," jawab Angga
"Tidak lagi setelah kamu membawa wanita itu kerumah ini" marah cerry
"Dia cintaku cerry, maafkan aku yang egois, tapi dialah cinta ku yang selalu aku tunggu," Angga menghampiri cerry yang hanya diam,
cerry tidak menyangka Angga ternyata selama ini membohonginya, tapi kenapa dia mau menikah dengannya, apa tidak ada sedikit pun cinta untuk Cerry..??, itulah yang ada didalam fikiran cerry saat ini,
"Cinta...????, kalo seperti itu, lepaskan aku..??" cerry menatap angga dengan yakin, cerry sudah yakin dengan keputusannya, walau dia masih sangat mencintai angga, tapi dia lebih memilih mengobati hatinya yang terluka sekarang,
"Tidak ada kata cerai..." Angga menekan kata katanya,
"Dan tidak ada yang harus dipertahankan lagi disini Angga," jawab cerry dengan lesu, cerry duduk disamping ranjangnya dengan lemas, Angga langsung duduk didepan cerry dengan berjongkok didepan cerry,
"Kau telah menghancurkanku angga, cintaku, perjuanganku, bahkan selama 6 tahun aku mencintaimu, dan sekarang, kau hancurkan semuanya, jadi apa yang harus dipertahankan Angga," keluh cerry yang membuat Angga sedikit tidak enak hati,
cerry terlalu baik dan polos, bahkan dia tertipu dengan Angga selama lebih dari 6 tahun, ada sedikit tidak rela melepaskan cerry dihari Angga, tapi dia takut kehilangan Melisa dan calon anaknya lagi, dia harus tega untuk calon anaknya,
"Maafkan aku cerry, tapi bisakah kau janji padaku," tanya Angga dengan serius,
"Aku tidak akan memberikan apapun lagi untuk mu, termasuk janjiku," jawab cerry
"Kumohon.. bisakan kamu selalu ada di dalam pengawasanku, setelah aku melepasmu, kamu tidak boleh pergi jauh dari pengawasan ku," ucap Angga memohon,
Cerry tidak menjawab dan hanya memalingkan muka, Angga berfikir itu bertanda jawaban iya dari cerry, Kalo Angga tau cerry memalingkan muka karena dia muak dengan Angga
"Aku akan mengurus berkas penceraian kita, dan aku mohon kau tidak menolak," kata Angga lagi
cerry jelas tidak menolak, apa lagi bila dia akan terbebas dari Angga, angga langsung menelfon pengacaranya dan menyuruh dia membawa berkas yang angga minta,
"Sekarang pergilah dari kamar ini," perintah cerry, cerry langsung masuk kekamar mandi untuk berendam, sedangkan Angga, dia langsung kebar mini yang ada dilantai bawah, Angga merasa kalut malam ini, dia membutuhkan sedikit minum untuk menyegarkan fikirannya,
Melisa yang melihat Angga keluar dari kamar cerry sedikit marah, dia langsung bergegas untuk menghampiri Angga,
"Sayang.." panggil Melisa
"Kenapa kamu keluar dari kamar Mbak cerry," selidik Melisa, dia takut kalo kalo Angga menyukai cerry,
"Tadi hanya memberitahu cerry, bahwa aku akan menceraikannya," jawab angga
Melisa langsung senang mendengar Angga akan menceraikan cerry, dia akhirnya bisa bernafas lega setelah ini,
"Terus kata mbak cerry..???" tanya Melisa lagi
"Dia setuju, dan tidak keberatan," jawab Angga dengan membelai wajah Melisa lembut, Angga menyakinkan dalam hati hanya Melisa dihatinya, dan tidak ada cerry,
Melisa tersenyum dan mencium telapak tangan Angga dengan lembut, Angga yang melihat Melisa begitu menggoda malam ini, dan Angga langsung mengajak Melisa untuk masuk ke kamar mereka,
