Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kayden axel alexander
"Sebentar, bukan nya itu mobil sport tadi pagi ya." Gumam laura yang menajamkan penglihatan nya, lalu ia mencoba mendekati mobil tersebut.
Laura mengeluarkan ponselnya dan tak lupa tadi pagi sudah memotret plat mobil sport tersebut, laura menyamakan nomor plat mobil sport dengan yang ada difoto.
"Benar ini mobil sialan tadi!" Ucap kesal laura.
Laura segera mengempeskan ban mobil sport hitam itu untuk pembalasan kejadian tadi pagi, laura tersenyum miring merasa sangat puas bisa membalas dendam.
Laura segera pergi dari sana dan masuk kedalam kedai sebelum pemilik mobil itu datang.
"Papa..." panggil laura dengan suara riang.
"Putri kecil papa, kenapa kamu kesini?" Tanya papa charles yang khawatir.
"Ish papa, emangnya aura gak boleh kesini. Aura mau bantu papa sama nenek dikedai." Jawab laura dengan manja.
"Tapi kamu naik sepeda dari sekolah kesini itu jauh lo, lain kali jangan ya sayang." Papa charles sangat khawatir dengan putrinya meski dia tak pernah mengeluh tetap saja hatinya sedih.
"Sudah bos, lagi juga aura masih muda tenaganya masih kuat tidak seperti kamu." Sahut tino mantan gangster.
"Tapi..."
Laura tersenyum melihat papa dan tino selalu berdebat kecil karena khawatir pada nya, laura segera memakai celemek berlogo kedai mereka dan juga membereskan bekas pelanggan makan.
"Lihat putrimu sudah besar, dia tak pernah mengeluh dengan kondisi ini jadi jangan terlalu kau larang bos. Biarkan jika dia ingin membantu."
Papa charles hanya menatap sedih putrinya yang cepat sekali tumbuh, seharusnya diusianya sekarang laura bermain dengan teman-temannya.
Tapi laura memilih untuk membantu kedai milik keluarga kebanding pergi bermain bersama teman-temannya.
"Bos seharusnya senang memiliki putri seperti laura, diusianya harusnya pergi bersenang-senang tapi dia membantu mengelola kedai." Ucap tino karyawan papa charles dan mantan anggota gangster.
"Ya ada benarnya, tapi hatiku sangat sakit tak bisa memberikan barang mewah padanya."
Tino menepuk bahu papa charles untuk menguatkannya bukan sebagai bawahan dan atasan melainkan teman.
Tino seorang mantan gangster yang pernah dibantu oleh charles ketika masih berjaya dulu, saat dia tahu perusahaan charles bangkrut. Tino memberikan tabungan nya untuk biaya hidup dan membantu mendirikan kedai kecil milik charles bekerja sebagai karyawan.
"Om tino, laura laper.." ucap laura dengan manja.
"Walah, jagoan om laper tenang om masakin ya tunggu ya." Laura menganggukan kepala dan duduk dimeja sambil membantu charles mengupas kacang polong.
*****
Pemilik mobil sport hitam keluar dari tempat billiard. Saat ia hendak masuk kedalam mobil, merasa aneh dengan kondisi ban mobil miliknya mendadak kempes.
"Sial, kenapa bisa kempes!" Umpat nya dengan sangat kesal.
Kayden axel alexander, pemuda tampan, bermata biru, kulit putih bersih dan tinggi badan 180 cm.
Ia bersekolah di Astoria Heights Academy yang sangat bergengsi untuk para anak-anak yang keluarga memiliki kekuasaan. Diusianya sekarang yang ke 17 tahun, ia menduduki kelas 2 SMA.
Ia memiliki kepribadian sangat aneh dan ceria jika bersama orang-orang terdekatnya, namun sangat berbeda jika bersama orang yang dia tak sukai maupun yang tak dia kenal.
Meski kayden bersekolah ditempat bergengsi, ia sangat pemalas dan sudah menjadi model diplafom majalah anak muda. Ia seringkali bersikap seperti kanak-kanak bertingkah bodoh dan polos didepan keluarga maupun kedua teman nya.
(Oke back to topik)
Kedua teman kayden keluar dan melihat kayden tengah tantrum seperti orang bodoh.
"Kenapa?" Tanya alton sambil berjalan mendekat.
"Lo liat coba liat, kenapa bisa begini? Gue pulangnya gimana!" Jawab kayden yang terus merengek dan menunjuk ban mobilnya.
"Tadi lo kesini bannya kempes gak?" Ucap daniel yang berjongkok melihat ban mobil sport kayden.
"Coba gue gimana mau pulang, hari ini episode baru anime yang gue tonton." Kayden terus melompat-lompat dan merengek seperti anak kecil.
Alton dan daniel menghela nafasnya mereka berdua sudah terbiasa dengan tingkah tantrum kayden.
"Nih pake motor gue aja." Daniel menyerah motor sport kesayangan nya pada kayden.
"Gak mau!!" Rengek kayden yang duduk ditanah.
Alton memijat keningnya yang terasa pusing dengan kayden semakin tantrum. "Terus lo maunya gimana kay?" Tanya alton yang sudah kesal.
"Gue mau pulang sama si roger." Jawab kayden yang masih duduk dibawah.
Daniel mengeluarkan ponsel dan menelpon bengkel langganan mereka untuk datang kesana.
Daniel selalu bersikap sabar dengan tingkah kayden yang terkadang aneh atau seperti sekarang, berbeda dengan alton yang terkadang tak bisa menahan kesalnya pada kayden.
Tak menunggu lama montir bengkel langganan mereka datang dan mengganti ban sport kayden.
"Kok bisa kempes gini sih?" Tanya daniel yang merasa aneh.
"Aduh ini mah ada yang kempesin, nih lihat bannya ditusuk." Jawab montir sambil menunjukan bekas tusukan.
Kayden yang mendengar itu langsung bangun dan rahangnya mengeras. "Siapa yang berani usik roger gue!!!"
Montir yang sedang mengganti ban sport kayden terkejut melihat ekspresi kayden yang sedang marah, daniel dan alton sudah terbiasa jadi mereka tak terkejut sama sekali.
Kayden segera pergi dari sana yang membuat daniel dan alton panik. "Mau kemana kay?" Teriak daniel yang segera menyusul kayden.
"Lo mau kemana?" Tanya alton.
"Gue susul tuh anak bahaya kalau udah kaya gitu, lo selesain aja itu al." Jawab daniel yang menyusul kayden masuk kedalam tempat billiard.
_________
Kayden segera menemui manager tempat itu dan meminta untuk mengechek CCTV disana, rahang kayden masih mengeras dia tak terima barang kesayangannya diusik seperti itu.
"Stop!"
Semua orang terkejut mendengar suara berat kayden. "Bisa diperjelas?" Tanya kayden dengan dingin.
"Bisa kak!"
Daniel hanya diam memantau apa yang sudah terjadi gambar CCTV diperjelas dan diperbesar, tampak disana seorang gadis melainkan laura sedang beraksi membuat ban mobil kayden kempes.
"Siapa cewe itu!" Ucap kayden dengan suara berat.
"Sa-saya gak tau kak" ucap manager dengan terbata-bata.
"Kirim ke gue sekarang!"
Manager billiard segera mengirim salinan CCTV ke email kayden. "Su-sudah saya kirim."
Kayden membuka emailnya dan mengirim ke email daniel untuk mencari siapa gadis itu.
"Lo cari tuh cewe sampai dapat! Gue gak mau tau bisa-bisanya ngerusak roger gue. Apa dia gak tau siapa pemilik tuh mobil."
Daniel hanya menganggukan kepala tak berkomentar jika kayden sudah bersikap seperti itu, kayden dan daniel keluar dari sana ban yang kempes sudah diganti dengan baik.
Kayden tanpa mengatakan apapun dia masuk kedalam mobil dan pergi dari sana dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Pak ini tipsnya makasih ya pak, untuk biaya udah saya transfer ke manager disana." Ucap daniel sambil memberikan uang tips.
Alton menyenggol daniel yang tampak frustasi. "Kenapa?" Tanyanya.
"Yang ngempesin nih mobil cewe random, gue disuruh cari nih cewe. Ampun gue sama tuh anak nyokap nya dulu ngidam apa sih!" Keluh daniel.
Alton tertawa terbahak-bahak. "Gitu-gitu temen lo dan, ikuti aja lo tau tuh anak agak gila."
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️