Baik Aku Pergi, Berbahagialah

"Nyonya Aulia pernah mengatakan pada saya,kalau dia berfikir akan hidup lebih baik dan bahagia setelah menikah dengan tuan, karena ternyata di keluarga angkatnya dia juga di perlakukan tidak baik dan hanya memanfaatkan nya.Nyonya Aulia mengatakan dia tidak akan mendapatkan tekanan batin dan rusak mental setelah menikah dengan tuan"

Bi Nilam mengatakan nya dengan menitikan air mata,dan William melihat itu karna sejak tadi perhatian nya sudah pada Bi Nilam yang sedang menceritakan kehidupan Aulia.

"Namun ternyata harapan nya sirna tuan,kehidupan nya ternyata jauh lebih menyeramkan setelah menikah dengan tuan William,maaf jika saya harus mengatakan nya tuan",Bi Nilam menghela nafas panjang dengan perasaan yang campur aduk,namun meski begitu Ia merasa memang perlu mengatakan semuanya pada William meski Ia sendiri tidak enak hati untuk mengatakan nya.

William tidak marah meski di katakan begitu oleh seorang pelayan."Apakah sebelum dia pergi, dia ada menitipkan sesuatu yang lain selain cincin?".Tanyanya dengan tatapan berharap.

"Tidak ada tuan,hanya cincin itu", jawab Bu Nilam seadanya.

"Atau apakah dia ada mengatakan sesuatu untuk di sampaikan?"

Bi Nilam kembali menggeleng dengan tersenyum tipis,"Sayangnya tidak ada tuan,maaf jika saya harus mengatakan nya lagi,tapi Nyonya Aulia mengatakan pada saya kalau dia benar-benar sudah lelah dan menyerah dengan semuanya,dan dia juga berjanji tidak akan kembali lagi atau muncul di hadapan kita semua"

"Dia tidak ingin muncul lagi di hadapan kita semua?, memang nya dia pergi kemana sampai tidak akan muncul lagi?", William merasa tidak terima mendengar itu,apakah Aulia benar-benar tidak mau lagi bertemu dengan nya barang sekejap pun?

"Entah lah tuan saya juga tidak tau kemana nyonya Aulia pergi,dia tidak mengatakan pada saya kemana dia akan pergi dan tinggal setelah keluar dari rumah ini",jawab Bi Nilam yang memang tidak tau apa-apa kemana Aulia pergi.

Hal itu karna Aulia memang tidak memberitahu siapapun kemana tujuannya,bahkan jika orang tau pun dia berada di mana belum tentu mereka akan bisa bertemu,karna sebisanya Ia tidak ingin melihat orang-orang di masa lalunya.Ia ingin berdamai dengan dirinya sendiri,dan akan bertemu dengan mereka setelah Ia siap kembali.

William terdiam mendengar nya,raut wajahnya semakin masam dari sebelumnya, tapi dia bukan William jika hanya menerima begitu saja."Dia membawa semua barang-barang nya?", gumamnya namun masih bisa di dengar oleh BI Nilam.

"Jika dia membawa semua barang nya, kemungkinan besar dia masih berada di negara ini.Dia tidak mungkin pergi ke luar negeri membawa semua barang-barang nya",ucapnya bermonolog sendiri.Yah,dia tetap William yang keras kepala dan tidak peduli dengan perkataan larangan dan ancaman siapapun,Ia bertekad akan tetap mencari Aulia bagaimana caranya.Tidak peduli jika memang harus berhadapan dengan Mike lagi nanti.

"Tuan saya mohon pada tuan sebaiknya jangan mencari nyonya Aulia lagi, biarkan dia hidup tenang tuan.Apa anda tidak merasa kasihan dengannya?",Bi Nilam segera berdiri dan memohon pada William yang sudah beranjak dari duduknya.

"Jangan ikut campur dengan rumah tangga ku bi Nilam,Aulia masih istri ku.Kami belum bercerai secara hukum",ucap William menegaskan pada Nilam agar tidak terlalu ikut campur,hingga Ia kembali akan melangkah lagi saat Bi Nilam kembali mengatakan sesuatu.

"Nyonya Aulia tidak membawa apapun dari rumah ini tuan, tidak ada satupun.Jika tuan ingin tau kemana semua barang itu, semuanya sudah terbakar habis dalam tempat pembakaran di belakang taman,Tuan"

"Semua barang-barang pemberian nya dan semua barang-barang yang pernah Ia beli di rumah ini, semuanya di bakar di sana...,"

"Termasuk semua foto-foto yang pernah terpajang rapi di kamarnya"

Deg...

Jantung William terasa seperti di tusuk belati.

Foto-foto yang pernah terpajang di kamar Aulia adalah foto-foto mereka,foto pernikahan mereka, foto-foto anak mereka,bahkan fotonya yang selalu terpajang di dinding kamar Aulia.

Dan sekarang Ia mengetahui kalau semua itu yang pernah membuatnya muak,dan kesal bahkan semakin jijik pada istrinya sendiri karna merasa dia terlalu obsesi padanya,padahal dia sudah selalu menolaknya dan dengan terang-terangan menyiksanya dengan alasan tidak menyukai nya.

Dan sekarang semuanya memang tinggal kenangan,semua itu sudah hangus terbakar sampai hanya tersisa abu di dalam tempat pembakaran yang sekarang ada di depan nya.

"Dia membuang semuanya tentang dirinya di rumah ini,dan membakar nya hingga menjadi abu", ujarnya dengan tersenyum tipis namun matanya memerah dan tangannya menggenggam abu dalam tempat pembakaran itu dengan kuat,menekan rasa sakit yang tiba-tiba di dadanya.

"Maaf,maafkan aku.Semua rasa sakit yang kau terima membuat mu memilih menyerah.Sekarang kau pergi dan tidak ingin kembali lagi?"

"Apa aku tidak ada harapan lagi?"

Bi Nilam menghela nafas,jika Ia menjadi Aulia pun tidak akan memberikan kesempatan kedua untuk pria seperti William dan keluarga nya."Tuan William, sebenarnya nyonya Aulia sudah sering memberikan anda kesempatan selama bertahan lebih dari 5 tahun pernikahan kalian,tapi setiap kali juga tuan selalu menyia-nyiakan itu."

William mengerti maksud bi Nilam,jadi dia tersenyum merendahkan.Namun kali ini senyuman merendahkan itu untuk nya sendiri."Jadi benar, aku tidak punya kesempatan lagi"

Cukup lama William terduduk di sana tanpa melakukan apapun, pikiran dan hatinya sangat kalut dan berantakan sekarang.

Bi Nilam juga memilih meninggalkan tuanya itu di sana sendiri,namun ketika Ia berjalan beberapa langkah tidak sengaja Ia melihat seseorang yang duduk bawah pohon yang tak lain adalah Edward.

Sejak tadi Edward berada di sana jauh sebelum William datang,namun Ia tidak duduk di kursi tapi di rerumputan dan bersandar di balik pohon yang tidak mengarah pada kolam renang,dan ketika William datang Ia juga tidak ingin menghampiri nya dan memilih diam di sana, sehingga Ia mendengar semua pembicaraan kedua orang dewasa itu sejak awal.

"Tuan Edward,anda kenapa di sini?"

"Duduk",jawab Edward dengan dingin tanpa melihat ke arah Bi Nilam yang bertanya.

Bi Nilam menghela nafas dan berniat juga akan meninggalkan Edward yang juga seperti nya butuh waktu sendiri.

"Jadi Mama Aulia tidak akan pernah kembali lagi selama nya?"

Bi Nilam sebenarnya merasa kasihan dengan bocah itu,sejak mengetahui Aulia pergi Dia terlihat sangat terpukul dan sejak pagi juga hanya diam,bahkan tidak mau makan apapun atau bicara dengan siapapun.

"Dia tidak akan muncul lagi sampai kapan pun?"

"Tuan Edward...?"

"Aku sangat jahat jadi mama Aulia tidak mau pulang lagi"

Bi Nilam kaget melihat Edward menangis,itu adalah pertama kalinya Ia melihat bocah itu menitikan air mata setelah sekian lama,bahkan sekarang bocah itu sudah sesegukan.

"Aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi?"

Hati Bi Nilam menjadi begitu sakit mendengar nya sampai Ia ikut menangis melihat Edward menangis.

***

DUKUNGAN DENGAN

LIKE

KOMEN

SUBSCRIBE

VOTE

RATE

TERIMAKASIH LOVEE💖💖💖💖💖💖