NovelToon NovelToon
Gadis Magang Milik Presdir

Gadis Magang Milik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Demi melanjutkan pendidikannya, Anna memilih menjadi magang di sebuah perusahaan besar yang akhirnya mempertemukannya dengan Liam, Presiden Direktur perusahaan tempatnya magang. Tak ada cinta, bahkan Liam tidak tertarik dengan gadis biasa ini. Namun, suatu kejadian membuat jalan takdir mereka saling terikat. Apakah yang terjadi ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecupan Singkat

Lagu berganti menjadi lebih pelan, melodi klasik yang lembut namun menyimpan ketegangan samar. Ballroom dipenuhi cahaya keemasan dari lampu kristal yang berpendar seperti bintang. Orang-orang berdansa dengan pasangan mereka, tetapi secara perlahan, satu per satu kepala mulai menoleh.

Semua mata tertuju pada Liam dan Anna.

Anna yang malam itu tampil begitu berbeda—anggun, lembut, dengan gaun hitam yang memeluk tubuhnya tanpa berlebihan. Dan Liam, presdir muda dingin yang hampir tidak pernah terlihat dekat dengan wanita mana pun, kini menuntun gadis itu di tengah lantai dansa, seolah Anna adalah pasangan gala resmi yang sudah lama ia persiapkan.

Namun Liam tidak peduli sorotan itu. Bagi lelaki itu, dunia seakan menyempit pada satu titik saja: tangan Anna yang berada di genggamannya. Hangatnya, ringan namun memberi efek yang aneh di dadanya.

Langkah mereka seirama. Anna berusaha mengikuti meski lututnya bergetar. Tapi Liam membimbingnya dengan mantap, membuat gadis itu seolah melayang di antara para tamu yang terdiam menyaksikan mereka.

Di akhir putaran melodi, tempo musik semakin melambat… semakin intim.

Dan saat itu jarak di antara mereka hilang begitu saja.

Wajah Liam berada sangat dekat—terlalu dekat—hingga Anna bisa merasakan hembusan napasnya menyentuh pipi. Aroma parfum Liam menguar lembut, menenangkan sekaligus menegangkan.

Anna menelan ludah. Nafasnya tercekat.

Liam sendiri tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Ada sesuatu yang bekerja dalam dirinya—sesuatu yang tidak pernah ia izinkan menguasai pikirannya. Bukan karena anggur, bukan karena pencitraan, bukan pula karena mantannya yang menatap dari seberang ruangan.

Ini… reaksi yang muncul begitu saja.

Musik berhenti di nada terakhir.

Liam memandang Anna. Anna memandang Liam.

Waktu seperti berhenti.

Lalu, tanpa peringatan apa pun, Liam mencondongkan tubuh.

Dan mengecup bibir Anna.

Hanya sepersekian detik. Ringan. Penuh kebingungan.

Bukan ciuman bergairah, bukan ciuman pemaksaan—lebih seperti sesuatu yang terlepas begitu saja dari pikirannya, suatu dorongan spontan yang tidak pernah ia bayangkan akan dilakukan.

Anna membelalakkan mata. Tubuhnya membeku. Ia tidak berani menolak, tidak berani bergerak. Di tengah begitu banyak orang penting yang menatap, ia takut gerakan sekecil apa pun akan mempermalukan Liam.

Liam baru tersadar ketika musik benar-benar mati, digantikan suara bisik-bisik menggemparkan di seluruh ballroom.

Ia menjauh cepat. Napasnya terhenti.

Kegilaan apa yang barusan aku lakukan…?

Anna melepaskan tangannya dari genggaman Liam. Jemarinya gemetar.

“P–permisi, Pak… saya… saya ke toilet dulu.”

Tidak menunggu jawaban, Anna melangkah pergi dengan cepat, hampir berlari. Kakinya goyah, tetapi ia tidak berhenti. Ia melewati kerumunan yang masih terpaku, lewat tatapan-tatapan kaget, terkejut, bahkan iri.

Begitu sampai di lorong menuju toilet, ia menutup mulutnya.

Air mata jatuh begitu saja.

Ia tidak mengerti apa yang ia rasakan. Dadanya sesak, seakan ada sesuatu yang ditarik paksa darinya. Seperti kehilangan—padahal ia tidak tahu apa yang hilang. Bibirnya masih terasa hangat meski hanya disentuh sebentar.

Ini pertama kalinya seseorang melakukan itu padanya. Dan orang itu adalah… Liam.

Boss-nya.

Orang yang selama ini hanya ia kagumi dari jauh, tanpa pernah berani berharap apa-apa.

Anna menangis sesenggukan, tubuhnya bergetar.

“Kenapa… kenapa harus gue…?” bisiknya pada diri sendiri.

Sementara itu, di tengah ballroom yang mulai ribut, Liam berdiri mematung. Ia tidak mendengar musik baru yang mulai diputar. Tidak melihat tamu-tamu yang mendekat ingin berbasa-basi.

Ia hanya menatap kosong ke arah Anna menghilang.

“Lo pasti gila.”

Suara Gema memecah lamunannya.

Liam menoleh setengah kesal. “Apa maksud lo?”

Gema memandangnya tanpa belas kasihan. “Lihat gue, Li.”

Liam hanya diam.

“Kenapa lo cium gadis itu?”

“Gue…” Liam mengusap wajahnya keras, seolah ingin menghapus kejadian itu dari pikirannya. “Gue nggak tahu. Itu… terjadi begitu saja.”

“Lo sadar nggak sih akibatnya?” Gema mencondongkan tubuh, suaranya ditekan. “Satu ballroom liat. Semua orang. Dan sekarang mereka mikir Anna punya hubungan khusus sama lo.”

Liam menatap sekeliling. Bisik-bisik itu jelas.

“Siapa dia?”

“Itu sekretarisnya?”

“Kok bisa dekat begitu?”

“Lihat cara Liam ngejaganya tadi…”

“Pacaran?”

“Jangan bilang Liam akhirnya buka hati lagi?”

Semua komentar itu seperti suara bising yang menusuk kepala.

Gema geleng-geleng. “Lo bikin gempar satu ruangan, Li. Dan lo tau apa yang paling parah?”

“Apa?”

“Anna. Dia pasti kaget setengah mati.”

Wajah Liam berubah tegang. Ia ingat bagaimana Anna gemetar sebelum pergi. Mengingat itu saja membuat dadanya sesak—perasaan asing yang belum pernah ia alami sebelumnya.

“Dia… dia takut?” tanya Liam lirih.

“Takut? Jelas terkejut, Li,” gantian Gema menatapnya bosan. “Dari semua orang yang lo bisa bikin rusuh, lo mutusin buat cium sekretaris lo sendiri. Dan itu… bukan langkah kecil.”

Liam mengalihkan pandangan, menatap arah Anna menghilang.

“Tapi gue…” ia menelan ludah, “gue nggak bermaksud nyakitin dia.”

“Masalahnya bukan itu,” Gema menepuk bahu Liam. “Masalahnya, lo nggak ngerti gimana lo keliatan barusan.”

“Gimana?”

“Kayak orang yang takut kehilangan dia.”

Liam tercekat.

Gema mendecak kecil. “Liat deh mantan lo di sana. Dia keliatan kaget. Bahkan tunangannya juga bingung. Dan lo tau apa? Momen itu ngasih liat siapa yang bener-bener lo liat malam ini.”

Liam menoleh cepat pada mantan dan tunangannya yang memandang dengan campuran gagal menyembunyikan keterkejutan. Namun yang lebih membuatnya gelisah adalah…

…kenapa ia tidak peduli?

Kenapa satu-satunya hal yang mengganggunya sekarang hanyalah…

…Anna yang menangis entah di mana.

Gema mendorong punggungnya. “Kejar dia, Li. Beresin. Sebelum makin parah.”

Liam menghela napas panjang, lalu melangkah cepat—tidak mempedulikan siapa yang memanggilnya, tidak mempedulikan reputasinya, tidak mempedulikan tatapan yang mengikutinya ke mana pun.

“Mungkin lo gila,” gumam Gema sambil menyandarkan punggung. “Tapi gue rasa… lo gila karena dia.”

Di lorong, Anna berusaha mengatur napas di depan wastafel toilet wanita. Tangisnya mereda sedikit, tapi matanya masih basah.

Ia menatap wajahnya di cermin. “Kenapa gue begini…”

Namun langkah kaki berat di koridor membuatnya berhenti.

Suara itu tidak asing.

Nama yang ia takut dengar malam ini terucap pelan namun kuat:

“Anna.”

Liam.

Suara itu terdengar… genting.

Dan untuk pertama kalinya, Anna merasa detak jantungnya bukan karena takut dimarahi bosnya—melainkan karena tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Malam itu menjadi titik balik.

Bukan hanya bagi Anna.

Tetapi bagi Liam…

…yang baru menyadari sesuatu yang selama ini ia tutupi.

1
Evi Lusiana
liam sm ana yg galau,aku yg baper thor,di tunggu up ny thor🙏
Evi Lusiana
ana gk peka dg perasaan liam
elistya suci
up lagi dong thor🙏🙏🙏
Evi Lusiana
gengsi lo gdein liam
Noer Edha
karya ini membuat kita masuk dalm arus ceritqnya...setiap kalimatx tersusun..dan memuaskan bagi sqya yang membacanya..
Evi Lusiana
sial bner nasib ana thor punya boss ky gk puny hati
Evi Lusiana
dasar boss aneh,msih mencari² titik lemah ny seseorang yg bnr² cerdas
Evi Lusiana
kesempatan datang bwt ana
Drezzlle
udah jatuh tertimpa tangga ya rasanya pasti
Evi Lusiana
betul kt lusi,ceo kok gk profesional
Evi Lusiana
egois gk sih si liam,jd bos besar hrsny profesional kko pun mo memberi hukuman sm ana y gpp tp jgn smp smua org jd mengucilkany krn kmarahan liam sm smuany
Evi Lusiana
bagus critany thor,perusahaan yg tdk hny mnilai fisik lbih k kmampuan calon karyawan ny
Evi Lusiana
percayalah ana tiada perjuangan gg sia2
Evi Lusiana
mewek bacany thor,bayangin hdp merantau sndr menanggung beban sndri
Evi Lusiana
semangat ana kebahagiaan menantimu
Valen Angelina
makanya Liam jgn jahat2 ..nnti jatuh cinta gmn wkwkwkw🤣
Valen Angelina
bagus ceritanya...moga lancar ya 💪💪💪
Valen Angelina
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!