NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dari Zaman Modern?

Pagi itu langit ibukota Kekaisaran Giok Surgawi terlihat cerah. Di alun-alun besar, ribuan orang telah berkumpul kembali untuk melanjutkan tes penerimaan Akademi Surgawi yang sempat tertunda akibat meledaknya bola spiritual hari sebelumnya.

Sementara itu, di belakang panggung utama, Mei, Wei, dan Dao duduk bersebelahan dengan tenang.

Di hadapan mereka, Tetua Yuan Zhao, pemimpin Akademi Surgawi sekaligus guru Mei, menatap mereka sambil tersenyum hangat.

“Kalian tidak perlu repot datang lagi ke sini, Mei’er,” ucap Tetua Yuan Zhao dengan nada lembut namun berwibawa. “Kalian bertiga sudah resmi diterima. Minggu depan, kalian hanya perlu datang untuk upacara penerimaan murid baru,” lanjutnya lagi.

Mei menunduk sopan, tapi di wajahnya ada ekspresi ragu. “Guru, aku tahu. Tapi, Mei hanya ingin menemani Chen untuk ikut tes hari ini.”

Mei menatap Chen yang duduk di sebelahnya, memainkan ujung rambut panjang Mei, sambil menatap kerumunan di depan dengan polos.

Lalu Mei menambahkan, suaranya sedikit pelan, “Selain it bagaimana dengan bola spiritual itu, Guru?” tanyanya dengan ekspresi merasa bersalah.

Tetua Yuan Zhao langsung mengangkat tangannya, menyela dengan tawa kecil.

“Tidak perlu merasa bersalah, Mei’er. Masalah itu sudah selesai.”

Ia lalu emperlihatkan cincin penyimpanan ruang miliknya dan mengeluarkan bola spiritual baru yang memancarkan cahaya lembut kebiruan.

Wei spontan menatap benda itu dengan mata membulat.

“Tetua Yuan Zhao, bukankah bola spiritual yang kemarin hancur itu satu-satunya yang dimiliki kekaisaran?”

Dao mengangguk setuju. “Benar. Bukankah benda itu sangat langka bahkan di seluruh benua?”

Tetua Yuan Zhao tertawa canggung, mengusap janggutnya yang panjang.

“Ha! Ha! Ha! Ya, itu memang benar. Tapi, Yang Mulia Kaisar sangat dermawan.” Ia melirik sekilas ke arah Chen, yang kini sedang serius mencoba mengepang rambut Mei dengan ekspresi imut dan konsentrasi tinggi.

“Kaisar telah mengirimkan yang baru untuk Akademi Surgawi. Jadi kita tak perlu khawatir soal itu,” imbuh tetua Yuan Zhao.

Mei menatap Chen, lalu menatap kembali gurunya dan mengangguk sopan. “Kalau begitu, terima kasih, Guru. Mei mengerti.”

Tetua Yuan Zhao tertawa kecil, tapi dalam hatinya teringat jelas peristiwa semalam, bagaimana seseorang datang langsung ke menara Akademi Surgawi dengan aura luar biasa kuat, menyerahkan bola spiritual baru tanpa meminta imbalan, lalu pergi begitu saja.

Wajah pria itu samar, tapi kekuatannya hampir menyerupai para dewa kuno. Sebelum pergi, pria itu hanya berkata benda itu hanya sebagai ganti rugi.

Tetua Yuan Zhao berdeham kecil untuk menyingkirkan pikirannya.

Dao lalu berkata cepat, “Kalau begitu, mari kita mulai tesnya. Chen, kau boleh meletakkan tanganmu di atas bola spiritual ini.” pemuda itu sangat penasaran dengan tingkat spiritual milik Chen.

Mei menatap Chen dan tersenyum lembut. “Ayo, Chen. Supaya kau bisa ikut kami belajar di Akademi.”

Namun tiba-tiba Tetua Yuan Zhao bersuara cepat, “Eh, tidak perlu! Maksudku ... Chen sebenarnya sudah lolos!”

Wei dan Dao langsung saling berpandangan heran.

“Sudah lolos?” tanya Wei bingung. “Bukankah dia belum dites?”

Chen menatap Tetua Yuan Zhao dengan polos. “Chen harus tes dulu, kan? Kalau tidak, nanti A-Mei marah.”

Mei menatap Chen lalu menatap gurunya dengan bingung. Gadis itu semakin bingung dan juga curiga.

Tetua Yuan Zhao tertawa kaku sambil melambaikan tangan. “Ah, benar-benar anak yang rajin, ya. Baiklah, baiklah. Kau boleh tes di sini saja, tidak perlu di depan umum.”

Chen mengangguk cepat, semangat sekali.

Ia kemudian menatap bola spiritual di hadapannya dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas permukaan yang berkilau lembut itu.

Beberapa detik berlalu, bola itu mulai bersinar pelan, lalu memantulkan cahaya redup.

Tetua Yuan Zhao mengangguk sambil berkata,

“Tingkat spiritual empat, cukup bagus.”

Namun Chen menatap bola itu dengan wajah sedih. “Hanya empat? Chen tidak sekuat A-Mei.”

Melihat wajahnya yang kecewa, Mei segera menepuk bahu Chen dengan lembut dan berkata dengan suara lembut. “Tidak apa-apa, Chen. Itu sudah sangat hebat. Ingat, semua orang memulai dari bawah.”

Chen menatapnya ragu. “A-Mei tidak kecewa pada Chen?”

Mei tersenyum manis dan menggeleng. “Tentu saja tidak. A-Mei bangga padamu.” Sambil mengelus pucuk kepala Chen.

Wajah Chen langsung berubah cerah. Ia menatap Mei dengan mata berbinar dan berkata keras, “A-Mei memang yang terbaik!”

Wei dan Dao hanya tersenyum geli melihatnya, sementara Tetua Yuan Zhao berdeham keras, pura-pura sibuk.

“Baiklah, cukup. Aku harus ke depan sekarang, para peserta sudah berkumpul. Kalian tunggu di sini saja,” kata tetua Yuan.

Mei berdiri dan memberi hormat. “Baik, Guru. Hati-hati.”

Tetua Yuan Zhao mengangguk lalu melangkah keluar dari paviliun kecil di belakang panggung.

*

*

Seminggu kemudian.

Suasana pagi di Gunung Langit Abadi, tempat berdirinya Akademi Surgawi, begitu indah dan megah. Tempat itu bahkan dipenuhi energi spiritual yang kuat.

Hari ini adalah hari besar yaitu Upacara Penyambutan Murid Baru Akademi Surgawi.

Hanya seratus murid terbaik dari seluruh Kekaisaran Giok Surgawi yang berhasil diterima tahun ini.

Di tengah lapangan luas yang dikelilingi pilar batu raksasa berukir simbol-simbol kuno, para murid berdiri berbaris rapi dengan jubah putih kebiruan khas Akademi.

Mei berdiri di barisan depan, di samping Chen. Tatapannya tenang, matanya memandangi Tetua Yuan Zhao yang berdiri di atas panggung batu, memberikan sambutan dengan suara tenang dan penuh wibawa.

“Selamat datang di Akademi Surgawi. Kalian semua adalah kebanggaan kekaisaran, dan mulai hari ini, kalian bukan lagi murid biasa.

Kalian adalah penerus masa depan dunia kultivasi!”

Para murid serempak menunduk hormat, sorak semangat menggema dari belakang.

Setelah sambutan selesai, para murid diarahkan menuju asrama masing-masing.

Gunung tempat Akademi berdiri terbagi menjadi beberapa tingkatan, dan setiap murid ditempatkan sesuai potensi spiritual mereka.

Wei dan Dao ditempatkan di asrama murid umu. sementara Me berbeda. Karena hasil tesnya dan statusnya sebagai murid langsung Tetua Yuan Zhao, ia mendapat asrama pribadi sebuah paviliun kecil yang megah, terletak tepat di bawah kediaman sang tetua.

Bangunannya berwarna putih dikelilingi taman spiritual dan kolam teratai yang memancarkan energi lembut.

Begitu sampai di sana, Mei menatap sekeliling, kagum tapi tetap sederhana.

Ia lalu mengeluarkan barang-barangnya dari cincin penyimpanan ruang, menata semuanya rapi di dalam paviliun.

“Sepertinya tempat ini terlalu besar untukku sendiri,” gumamnya pelan sambil tersenyum kecil.

Setelah selesai menata, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks akademi, menikmati udara segar dan pemandangan indah. Angin gunung berembus lembut, membuat rambut hitam panjangnya berayun halus.

Tapi langkahnya terhenti ketika dari arah taman spiritual, muncul dua sosok perempuan. Salah satunya memakai gaun biru berhiaskan batu giok Putri Zhu Shu, putri pertama Kaisar Zhu Wan dan Permaisuri.

Di sampingnya berdiri seorang gadis lain, berpenampilan anggun namun matanya tampak tajam, jelas bukan orang sembarangan.

Mei berhenti, lalu menunduk sopan. “Salam hormat, Putri Zhu Shu.”

Suara Mei terdengar tenang. Ia kemudian melangkah hendak pergi tanpa berniat basa-basi. Sikapnya sopan tapi tidak menjilat, berbeda dengan kebanyakan orang yang biasanya akan berusaha menarik perhatian sang putri.

Namun baru beberapa langkah ia berjalan, suara ringan tapi tajam terdengar dari belakang.

“Tunggu.”

Mei berhenti, tapi tidak berbalik sama sekali. Hanya diam menunggu.

“Kau pasti berasal dari zaman modern bukan?”

Deg!

1
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
Chauli Maulidiah
walah... lanjut po o Thor..
Tiara Bella
okey lanjut
ratu
penasaran Thor tambah lagi dong please
Zea Rahmat
penasaran karna nya apa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Flashbacknya agak panjang dkit kak. Biar dapet feelnyaa 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
wah enak ada bestie didunia kuno bisa ngerumpi bareng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Fkpg
tiga sahabat sejati dipertemukan didunia kuno
Ririn Santi
oh syukurlah ternyata bestiannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!