NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 - Sistem

"Hah?!"

Sontak Kaget dengan tampilan di hp nya.

Ding!

Suara notifikasi pelan itu terdengar dari kamar.

Layar HP Alvan berkedip cahaya putihnya memantul di wajahnya yang penasaran.

Tulisan muncul perlahan, huruf demi huruf seperti diketik oleh sesuatu yang tak kasatmata.

[Sistem Berhasil Diikat]

Alvan mengerutkan kening.

 “Sistem…? Apa-apaan ini? Ada yang meretas Hp ku kah?” Tanya bingung Alvan ke diri sendiri.

Namun sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, layar kembali berkedip.

Ding!

[Berita terkait dengan pencarian bocah itu: ketuk panah kiri]

Untuk membuka identitas dari anak itu: klik panah kanan]

Di bawah teks itu, dua simbol panah muncul perlahan, berkilat samar seperti hologram biru :

 [ «     » ]

Alvan menatap layar itu lama.

Jantungnya berdetak lebih cepat.

“Ini… mimpi, kan?” gumamnya pelan.

Alvan menatap layar itu lama. Jari telunjuknya gemetar ringan. Tapi ia berpikir kemudian apa salah di pencet dulu biar ga penasaran.

 “Entahlah... lihat aja dulu. Kalo benar ya baguslah, kalo salah apa boleh buat ga ada rekening juga di hp” gumamnya pelan.

Ia akhirnya menekan panah kiri terlebih dahulu [ « ]

Ding!

Layar HP berkedip lagi. Teks baru muncul perlahan dengan suara notifikasi yang terdengar lebih berat dari sebelumnya.

[Data Telah ditemukan.]

[Foto terakhir: Orang tua korban di depan rumah Kepala Desa Alama.]

Foto kecil muncul di layar sepasang pria dan wanita tampak berdiri dengan wajah cemas di depan rumah kayu sederhana, dikelilingi beberapa warga.

Alvan menelan ludah.

 “Jadi… mereka ini orangtua mereka? Tapi kok kayak ga kenal ya?" Alvan berpikir sejenak dan baru menyadari tulisan Kepala desa "Alama" Desa lumayan jauh jika berjalan kaki.

Setelah beberapa waktu , muncul teks berikutnya.

[Rekaman terakhir: Suara orang tua korban di rumah Kepala Desa.]

Layar menampilkan ikon berbentuk gelombang suara. Alvan menekan tombol dengan hati-hati.

Suara serak dan terburu-buru terdengar dari ponsel:

 “Tolong pak… kalau ada yang lihat anak kami, rambutnya pendek, pakai baju merah muda, rambut agak keemasan, tolong kabari. Kami udah cari keliling desa, ke jalan besar, nggak ada, berapapun saya bayar kalo ada yang nemuin ...”

Suara itu langsung terputus. Lalu muncul pesan terakhir di layar:

 [Tidak bisa menampilkan Video di dalam rumah karena melanggar hak privasi orang lain]

Alvan menatap layar HP-nya dengan mata membulat.

“Hah? Ini seriusan bisa ngasih tahu orang sejauh itu?! , walaupun untuk video ga ada sih."

Ia menggeser layar, memastikan itu bukan video editan atau pesan bohong. Tapi tampilan antarmuka sistem itu terlalu halus, terlalu rapi, bahkan ada efek cahaya yang bergerak mengikuti jarinya.

Layar masih bersinar lembut, seolah menunggu perintah berikutnya.

Angin malam dari jendela berhembus pelan, membuat tirai bergoyang dan entah kenapa, udara di kamar terasa sedikit lebih dingin.

[Sistem menunggu instruksi berikutnya.]

[Apakah Anda ingin membuka Identitas Anak Terkait?]

[Klik panah kanan [»] untuk melanjutkan.]

Alvan menarik napas panjang.

“Ya udahlah… daripada penasaran, sekalian aja di ikutin,” gumamnya.

Ia akhirnya menekan panah kanan [ » ] di layar.

Ding!

Tulisan baru muncul perlahan, berderet rapi seperti tampilan data resmi.

[Identitas Subjek Terhubung]

[Nama: Zania Wandi]

[Umur: 7 Tahun]

[Kebangsaan: Indonesia – Rusia]

[Nomor HP: – ]

[Nomor HP Orang Tua: 081919xxxxx]

Alvan berkedip beberapa kali, menatap data itu dengan dahi berkerut.

“Rusia? Seriusan?” gumamnya pelan. Ia melirik ke arah bocah kecil itu, lalu mendengus kecil.

“Ya… masuk akal sih. Mukanya putih banget, mata juga agak terang ke biruan. Kalo bukan campuran luar, ya aneh banget.”

Terus Alvan beralih pandangan ke arah teks berikutnya, yaitu no telepon 081919xxxxx

Alvan menggaruk kepala, wajahnya menegang setengah kesal.

“Kenapa disembunyiin segala sih?!” serunya.

Lalu ia mendengus, menatap layar sistem.

“Terus gimana gue nelpon kalo nomornya aja digituin? Dasar nanggung!”

Belum sempat berpikir lebih jauh, layar kembali berkedip.

Ding!

[Subjek - Nomor HP telah terikat. Ingin menelpon?]

Alvan mendengus pelan.

“Nah, baru dibilangin… udah nongol aja, gini kan enak.” Ucap Alvan.

Tulisan berikutnya muncul, seolah sistem itu benar-benar bisa mendengar ucapannya.

Ding!

[Kuota Nelpon: 5 Koin]

[Saldo Saat Ini: 0 Koin]

[1 Koin \= Rp.10.000]

[Ingin Top Up?]

Alvan melongo melihat tulisan itu.

“Walah… nyuruh top up segala. Ini sistem pasti dari developer Exxxxx itu, kikir pake baaaaaanget.”

Layar langsung berubah lagi, menampilkan daftar baru:

[Atau ingin memilih opsi lain?]

“Nah, kalo gini kan enak… tinggal kerja dapet koin. Mirip game grinding di hp .”

Alvan menekan [Ya]

Ding!

[Misi Pemula Di buka]

[Selesaikan Misi: Mencuci Piring - 2 Koin]

[Selesaikan Misi: Membersihkan Kamar - 1 Koin]

[Selesaikan Misi: Menyapu Rumah (dari dalam sampai teras) - 2 Koin]

Alvan menatap layar HP-nya yang masih menampilkan daftar misi itu.

Matanya menyipit, lalu bibirnya terangkat geli.

 “Oalah… misi gini doang, kirain grinding raid dungeon?” katanya sambil terkekeh pelan mengingat novel favoritnya.

Ia menggeser jarinya ke bawah, memastikan tak ada misi lain tersembunyi siapa tahu ada “bonus level” macam melawan bos akhir di dapur, misalnya kecoa atau tikus.

Tapi ternyata, yang muncul cuma daftar pekerjaan rumah biasa.

Rasa penasaran mulai menggelitik.

Soalnya sistem ini nyatanya bisa ngasih data orang sejauh itu masa iya cuma bercanda perihal misi?

 “Tapi yah... kalau beneran dapet koin, ya lumayan,” gumamnya.

“Daripada top up 50.000, mending kerja beneran. Sekalian bantu ibu.” Ucap Alvan dan melirik ke luar kamar tepatnya dapur.

Terlihat piring yang baru selesai dipakai makan siang masih terlihat samar di baskom merah.

Senyumnya makin lebar.

 “Hehe… yaudah, kita coba quest pemula ini dulu lah.” gumam Alvan.

Dengan langkah ringan, Alvan menuju dapur, sementara layar HP nya tetap menyala menampilkan misi aktif :

[Misi Aktif: Mencuci Piring — 0/2 Koin]

[Status: Belum Dimulai]

[Expired : Hari Ini Jam 24.00]

Ibunya sempat menatap heran dari meja makan, sendok nya masih di tangan.

“Lho, Alvan kamu mau ngapain ke dapur? Makan dulu gih, nanti keburu dingin.”

Alvan menoleh sebentar sambil tersenyum canggung.

“Gak dulu, Bu. Mau Nyuci piring dulu aja.”

Nada suaranya terdengar agak tergesa, seperti orang yang mau balapan. Ia langsung melangkah cepat ke dapur, HP diselipkan di kantong celana.

Ibunya mengerutkan kening, antara bingung dan geli.

“Aneh banget tuh anak… biasanya disuruh nyuci piring aja susah,” gumamnya pelan, tapi tersenyum kecil.

Sementara itu di dapur, Alvan menatap tumpukan piring kotor seperti menghadapi ujian penting. Ia menarik napas dalam-dalam.

“Oke, misi satu dimulai…” bisiknya penuh semangat, menggulung lengan bajunya ke atas.

Keran air dibuka, byurrr!

Suara air mengalir memenuhi baskom.

Di dalam kantong, HP-nya bergetar pelan.

[Misi Dimulai: Mencuci Piring — 0/2 Koin]

[Sistem sedang memantau progres...]

Ding!

[Progres 0%]

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!