NovelToon NovelToon
SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!

Terima kasih buat kalian yang mau suport author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENIKAH DI RUMAH SAKIT

Lima belas menit menunggu, dokter tidak kunjung keluar. Hira nampak cemas sekaligus khawatir dengan kondisi sang ayah.

" Hira duduklah! Kita berdoa saja semoga ayah kamu baik baik saja." Ujar bu Hesti.

" Iya tante." Sahut Hira. Ia duduk di samping Aarav karena memang hanya bangku itu yang tersisa.

" Aku dengar kamu menerima permintaan ayahmu."

Hira menoleh menatap Aarav. Meskipun pria ini sudah berumur namun wajahnya masih kelihatan muda. Dan ketampanannya jangan di tanyakan lagi, mirip oppa oppa Korea atau aktor Dracin yang sering ia tonton.

" Iya." Sahut Hira kembali menatap ke depan.

" Ayahmu memintaku untuk menjagamu, tapi kita tidak perlu menikah kalau kamu keberatan." Ujar Aarav pria yang terkenal pendiam dan tidak banyak bicara. Tapi entah mengapa Hira merasa saat ini Aarav terlalu banyak bicara.

" Lalu om mau menjagaku dengan status apa?" Tanya Hira.

Glek...

Aarav menelan kasar salivanya. Benar kata Hira, tidak mungkin ia menjaga Hira hanya dengan status tetangga. " Tapi aku orang miskin. Aku takut tidak bisa mengurus semua keperluanmu dengan benar. Apalagi kamu tahu kalau aku pengangguran yang kerjaannya hanya di rumah saja. Kamu juga tahu kalau biaya hidup kami hanya mengandalkan uang hasil kontrakan dari ibu." Ujar Aarav memancing Hira. Ia ingin tahu seberapa tulus Hira menerima perjodohan ini.

" Cuma punya kontrakan tapi bisa membantu kami segitu besar? Wah hebat. Mungkin tante Hesti memiliki kontrakan seribu pintu." Batin Hira.

" Aku yakin pilihan ayah tidak salah. Aku tidak peduli masalah materi, toh yang aku butuhkan hanya makan sama beli pulsa saja. Jadi jangan khawatir! Aku tidak akan menuntut apa apa darimu om." Aarav tersenyum mendengar ucapan Hira.

" Apa kamu nggak malu punya suami tua dan miskin seperti aku? Kamu masih muda, kamu bisa mendapatkan pria seperti yang kamu inginkan. Aku takut kamu menyesal karena kalau kamu menerima pernikahan ini, maka kamu tidak bisa mundur sedikit pun." Ucap Aarav menegaskan.

" Jika aku sudah membuat keputusan, aku tidak akan mundur om." Sahut Hira.

" Buktinya kamu mundur dari rencana pernikahanmu sendiri."

Deg....

Hira menatap Aarav dengan nyalang, ia tidak suka di remehkan meskipun itu kebenaran, " Itu lah kelemahanku. Jika mengenai ayah, aku tidak bisa berbuat apa apa. Hidupku milik ayah, jadi apapun yang ayah inginkan aku akan mengabulkannya termasuk kebahagiaanku sendiri. Anggap saja ini bukti baktiku kepada orang tuaku." Ucap Hira. Sebenarnya bukan hanya karena ayahnya, tapi pak Handoyo bilang menikah dengan Aarav juga keinginan almarhum ibunya. Pak Handoyo tidak tega memberitahu hal ini pada Hira sebelum ini, tapi sekarang kondisinya mendesak. Ia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi hingga ia harus memberitahu Hira sebelum pernikahannya. Mungkin ini yang di namakan takdir Tuhan, Hira setuju menikah dengan Aarav sebelum ia menikah dengan pria lain.

" Baiklah karena kamu sudah mengambil keputusan, aku juga sudah memberitahumu konsekuensi menikah dengan pria tua sepertiku, maka aku juga setuju dengan pernikahan ini. Aku akan segera mengurus surat suratnya karena lebih cepat akan lebih baik mengingat kondisi ayahmu saat ini." Ujar Aarav.

" Lakukan saja bagaimana baiknya om. Aku ikut saja." Ujar Hira. Ia menatap Aarav, " Terima kasih sudah membantu kami selama ini." Imbuhnya.

" Sama sama." Sahut Aarav. "Tapi satu hal yang ingin aku tahu." Imbuh Aarav.

" Apa?" Tanya Hira.

" Apa kau sudah memutuskan hubungan dengan ke.. Kekasihmu?" Tanya Aarav memastikan.

" Bukan kah tadi om sudah mendengar sendiri dari mulut kekasihku? Lalu kenapa om masih bertanya? Apa om tidak percaya kepadaku?" Bukannya menjawab Hira malah balik bertanya.

" Aku ingin mendengar langsung darimu. Karena ke depannya aku akan lebih mementingkan ucapanmu daripada omonganmu orang lain." Ujar Aarav membuat Hira sedikit terkejut. Benarkah Aarav akan melakukannya? Kalau benar, Hira merasa sangat di hargai oleh calon suaminya. Pikir Hira.

Hira menghela nafasnya panjang. " Ya, aku sudah memutuskan hubungan dengannya. Sekarang aku sedang tidak menjalin hubungan dengan laki laki manapun. Apa om puas dengan jawabanku?" Sindir Hira melirik Aarav.

" Ya, aku puas sekali. Dengan begitu aku tidak akan di sebut sebagai pebinor." Sahut Aarav tersenyum. Hira terpaku melihat senyuman calon suaminya.

" Ternyata senyumannya manis juga." Batin Hira. " Aish apa yang kamu pikirkan Hira." Imbuhnya dalam hati.

Tak lama dokter keluar dari ruangan, Hira segera menghampirinya.

" Bagaimana kondisi ayah saya dok?" Tanya Hira.

" Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi nona. Kuatkan hatimu dan berlapang dada jika kemungkinan terburuk terjadi pada ayahmu."

Deg...

Rasanya tubuh Hira lemas bagaikan jelli, tubuhnya terhuyung ke belakang. Beruntung Aarav segera menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

" Hati hati." Ucap Aarav.

" Anda bisa menemuinya nona, saya permisi."

" Terima kasih dok."

Bu Hesti mendekati Hira, " Kamu yang sabar ya Hira! Semua sudah di gariskan oleh Tuhan. Kita berdoa saja semoga ada keajaiban yang bisa membuat ayah kamu sembuh." Ujar bu Hesti mengelus pundak Hira.

" Aamin makasih tan. Aku masuk dulu." Ucap Hira masuk ke ruangan. Ia menghampiri ayahnya yang terlihat renta dan tidak berdaya.

" Ayah, ayah baik baik saja?" Hira duduk di bangku yang ada di tepi ranjang sambil menggenggam tangan sang ayah tercinta.

" Nak, dimana Aarav? Ayah ingin bertemu." Ucap pak Handoyo dengan kesulitan.

" Sebentar ayah!" Hira segera memanggil Aarav dan bu Hesti. Mereka bertiga kembali menghampiri pak Handoyo.

" Ada apa pak Handoyo memanggil kami?" Tanya bu Hesti.

" Saya ingin pernikahan Hira dan Aarav di lakukan hari ini bu Hesti."

" Ayah!!!" Hira terkejut dengan keinginan sang ayah. Bukan kah menyiapkan pernikahan tidak secepat memasak mie instan?

" Ayah sudah tidak kuat lagi Hira. Sebelum ayah tiada, ayah ingin melihatmu menikah dengan Aarav. Dan ayah ingin kalian berdua berjanji pada ayah, kalau setelah menikah kalian tidak akan meninggalkan satu sama lain." Ujar pak Handoyo terbata.

Hira menatap Aarav begitu pun sebaliknya.

" Masalah apapun yang akan menguji pernikahan kalian nanti, kalian harus menghadapinya sama sama. Tidak ada kata perceraian dalam pernikahan kalian, apa kalian bisa berjanji kepadaku?"

" Aku janji, paman." Sahut Aarav. Hira menatap Aarav sambil melongo, ia tidak menyangka kalau Aarav akan seantusias ini.

" Hira, apa kamu mau berjanji sama ayah?" Tanya pak Handoyo menatap sang putri tercinta.

" Baik ayah aku berjanji." Sahut Hira. " Tapi untuk memastikan kalau aku menepati janjiku, maka ayah harus sehat. Agar ayah tahu kalau aku tidak akan pernah ingkar janji." Imbuh Hira.

" Semoga saja nak. Sekarang panggil penghulu dan saksi ke sini! Ayah sendiri yang akan menikahkan kalian sebagai walimu nak."

Hira menatap bu Hesti seolah meminta bantuan lewat sorot matanya.

" Baik pak Handoyo, saya akan mengundang penghulu dan beberapa saksi. Mohon tunggu sebentar." Ujar bu Hesti. Ia menatap Hira, " Hira sambil menunggu, ayo ikut tante ke butik depan untuk membeli baju pengantin." Ucap bu Hesti.

" Tidak perlu tante, karena waktunya terburu buru aku pakai baju ini saja." Tolak Hira tidak enak hati.

" Tidak bisa sayang, kita harus mengabadikan momen penting ini. Jadi kamu dan Aarav harus terlihat cantik dan tampan. Ayo! Tante akan mengutus perawat untuk menjaga ayah kamu."

" Baiklah tante." Sahut Hira pasrah. " Ayah aku pergi dulu, tunggu aku kembali." Ucap Hira di balas anggukkan kepala oleh sang ayah.

**

" Saya terima nikah dan kawinnya Zahira Kirana binti Handoyo Purwoko untuk diri saya sendiri dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." Aarav melafazkan ijab qobul dengan lantang.

" Bagaimana saksi?"

" Sah... "

" Alhamdulillah." Penghulu membacakan doa doa setelah menikah, hingga memberi beberapa wejangan kepada pengantin baru. Dan meminta mereka untuk melakukan tepuk sakinah agar kelak mereka selalu ingat dengan kewajiban masing masing.

Dalam waktu singkat, Hira telah resmi menjadi istri seorang Aarav Alaric yang ia ketahui sebagai pria tua pengangguran yang kerjanya cuma di rumah saja tanpa tahu yang sebenarnya.

Hira mencium punggung tangan Aarav dengan takzim, sedangkan Aarav mencium kening Hira sambil mengucapkan doa doa kebaikan untuk pernikahan keduanya.

Tes....

Tak terasa air mata menetes membasahi punggung tangan Aarav.

" Mas Rama, maafkan aku."

TBC...

1
Melia Gusnetty
jgn2 si della si pemuas nafsu si kakek tu bau tanah...dasar tua bangka
VANESHA ANDRIANI: hhh penggoda kayaknya bukan pemuas.. makasih suportnya kakak
total 1 replies
Melia Gusnetty
si hira bidoh juga knp mau2 aja d ajak main sm rama..gk mikiri perasaan suamu nya...pakai otak mu hira...pikir kn juga perasaan si ayu..rama udh mantan..ingat ituu..😏
VANESHA ANDRIANI: hhh lupa dia orang masih sayang... makasih suportnya
total 1 replies
partini
hemmmm ternyata buka 0
VANESHA ANDRIANI: aih apa ini... makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: udah ya kak makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Valen Angelina
rav kamu yg bikin kesalahan besar... siap kau wkwkkw
VANESHA ANDRIANI: hhh belum sadar dia.. makasih suportnya
total 1 replies
Valen Angelina
gagal deej wkkwkw
VANESHA ANDRIANI: hhh iya.. bukan malam pertama ya kak
total 1 replies
arienta fitriani
lanjoot Thor 👍👍
VANESHA ANDRIANI: siappp makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!