NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:111.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 19~ Dunia yang berbeda

Deru kasar mesin motor bukan menunjukan karena ia sedang batuk atau marah-marah, melainkan jenis dan karakteristik mesin 2 tak, atau mungkin...bisa jadi karena si empunya lupa perawatan sehingga ada beberapa komponen yang aus dan longgar.

Si empunya lebih sibuk senyam-senyum sendiri sekarang, jalanan lengang memberinya sedikit ruang untuk membayangkan wajah Sekar. Alamat bantal dan guling jadi korban keganasannya malam ini.

Ia ingat saja wajah lungguh Sekar sewaktu tadi ibunya membuka pintu. Ada amarah yang direda, ada kesal yang membuncah namun khawatir dan takut jelas menggambarkan perasaan ibu Sekar.

Sekar menunjukan dirinya yang apa adanya, bagaimana kondisi rumah dan ibunya. Sejauh ia bertemu dengan ibu Sekar, wanita bernama Juminah itu adalah perempuan sopan, ramah, namun ramahnya itu tidak norak dan heboh.

"Amar belum pulang?" tanya ibunda melirik jam di dinding yang sudah menunjukan pukul 10 malam.

"Belum kanjeng." jawab beberapa abdi dalem.

Lalu pertanyaannya beralih pada penghuni kaputren, "Amar belum pulang?"

Baik Somantri maupun Bahureksa menggeleng, lalu amih Mahiswar bicara, "mungkin den bagus Amar masih di jalan, Ceu. Ini bukan pertama kali, kan?"

Bunda mengerjapkan matanya sekali, kemudian berdecak. Ck! Memang hanya anak itu yang sering bikin jantung berasa tidak pada tempatnya.

"Biarkan saja bunda, dia lelaki." Bahureksa menutup file terakhir, dan mengambil kotak rokoknya bersama korek bensin beranjak dari tempatnya menuju luar kaputren untuk nyebat.

Lalu lirikan ibunda melihat Anda yang masih setia meski sudah terkantuk-kantuk, "astagfirullah, ini kenapa belum tidur? Kakangmu Wardana saja sudah masuk kamar?!" jelas bunda melirik gadis kecilnya yang masih setia tiduran di pa ha Somantri dengan tangan kakangnya itu yang menggaruk-garuk kecil kulit kepala Anda meski pandangannya fokus pada pekerjaan, "udah awas. Disuruh tidur sama bunda, besok sekolah. Kakang juga sudah lelah ..." ujar Somantri.

"Anda nunggu kang Amar, bunda. Dia janji mau bawa kue tapel." Jawabnya memelas.

Anarawati datang dengan menyisir rambutnya diantara balutan baju tidur dress putih, "jangan ditunggu, den ajeng. Kalau mau besok amih belikan saat pulang bekerja, jam segini....mana ada penjual yang masih menjajakan dagangannya."

Anda semakin manyun.

"Atau, bisa sama kakangmu Wardana besok sepulang sekolah," jawab bunda lagi.

"Anda maunya sekarang, bunda." Ia merengut, bukan---bukan karena ia yang terlalu menginginkan itu, tapi Anda memang semanja itu untuk meraih seluruh perhatian untuknya, terutama dari kakangnya Amar. Ia selalu mau jadi nomor satu, berhubung kakang Reksa dan ayahanda yang tak bisa ia gelayuti sebab sifat mereka yang cukup dingin dan kaku.

Jadi, jika tidak Somantri, dan Wardana, maka Amar lah orang yang akan meladeni sifat manja Anda.

Amar menghela nafasnya, terlupa dengan pesanan sang adik. Lagipula sepanjang jalan tadi, ia tak menjumpai pedagang itu. Ditambah, jam segini...Andayani pasti sudah tidur, pikirnya begitu sambil menenteng kunci motor.

"Kakang!"

"Mati, kan." Amar menghela nafasnya mendadak sesak, adiknya itu ternyata belum tidur, padahal sudah lewat dari jam tidurnya.

"Mana kue tapel?" tagih Anda menunjukan telapak tangannya, Amar tersenyum lebar dan menggenggam tangan Anda, "selamat. Anda kurang beruntung malam ini, sebab penjualnya mendadak pada bikin hari libur nasional."

Wajah Anda seketika kecut, "akang tukang bohong! Anda nungguin sampe dimarahin bunda, sampe bela-belain nahan ngantuk!" Anda menyarangkan pukulan-pukulan telaknya.

Somantri tertawa tertahan ketika hendak masuk ke dalam kamarnya. Begitupun amih Anarawati, "ada-ada saja. Malam sekali pulangnya den."

"Biasalah amih, anak muda. Da rah muda da rahnya para remaja."

Bunda mendengar kegaduhan itu, sudah jelas siapa pelakunya jika kaputren semarak begitu.

"Kebiasaan. Tidak usah pulang saja sekalian!" lirik bunda ke arah jam. Amar nyengir, "kebablasan ngobrol, bundaku yang cantik. Eh, bunda pakai parfum apa malam ini?" Amar membaui, lalu kembali nyengir membuat mereka yang masih ada disana memeletkan lidahnya jijik, terutama Anda dan Somantri sementara para amih hanya terkikik sambil masuk kamar.

"Gombal tuh bunda. Aslinya kakang buaya darat."

Tapi ia adalah bunda, permaisuri keraton yang tak goyah meski sang putra merayunya dengan sejuta kata cinta, "bunda pake minyak sirih, sama cengkeh, wangi ya?"

Anda tergelak paling kencang. Tapi Amar tak kehilangan akal, "wangi dong...pasti malam ini bunda dan ayahanda mau kencan. Jawab saya bunda, bunda mau bikin adik baru buat Anda, ya?"

Anda langsung menyeru, begitupun bunda yang langsung menggeplak punggung berbalut jaket bomber itu. Bahureksa baru saja kembali masuk dengan wajah kusamnya, melihat interaksi dan keramaian. Memang hanya Amar yang bisa membuat suasana keraton sehangat rumah. Memang hanya Amar yang bisa membuat jokes gombalan jadi tak garing.

Pernah sekali waktu ia coba begitu, jatuhnya justru ayahanda memarahinya sebab menyangka gurauannya itu serius mencibir.

Sekar membaringkan badannya di kasur tipis, semampunya ia meminimalkan gerakan agar bunyi deritan dipan tidak mengganggu Laksmi dan Widuri yang telah tertidur nyenyak tanpa beban.

Jayadi bahkan sudah menjelajahi habis ruang depan berbalut sarung.

Sekar tau, pertemuan demi pertemuannya dengan Amar sedikitnya membuat hati resah. Raden bagus Amar Kertawidjaja, putra menak itu sudah berhasil mengacaukan tatanan hidupnya yang terarah dan teratur. Merebut sedikit ruang kosong di pikirannya yang penuh dengan daftar impian masa depan.

Gorden terlihat disingkapkan dan sosok mak masuk dengan wajah resahnya, "Kar. Mak harap, kamu cukup tau diri. Tau batasan sampai mana harus melangkah. Jika hanya kekaguman itu wajar, tapi tidak untuk lebih dari itu. Kita harus tau posisi."

Sekar tau apa maksud mak, dari tempatnya berbaring Sekar tak mencoba untuk bangkit, ia terlalu lelah dan kepalanya terlalu berat untuk semua kejadian hari ini.

"Iya mak. Pertemuanku dengan Raden bagus hanya sebuah kebetulan saja. Kebetulan beliau orang baik yang tak tega melihatku berjalan sendirian sebab terpisah dari Imas tadi."

"Kebetulan aku pernah mengisi hiburan di pabrik kerupuk yang dipegang kasepuhan."

"Benar. Hanya kebetulan, jangan biarkan kebetulan itu lebih sering lagi terjadi, yang menyebabkan kita menggali liang kubur sendiri."

Sekar mengangguk.

"Kita bukan dari trah manapun yang sampai kaki saja mesti disembah sujud orang. Mak tidak akan melarang apapun hal yang kau sukai, kejarlah ..tapi tidak dengan yang satu itu. Bukan mak yang melarang, tapi da rah kita tidak cocok. Duniamu berbeda dengannya. Tapi Mak yakin, dunia kita jauh lebih *membahagiakan*."

Sekar kembali mengangguk.

"Ya sudah istirahat saja. Bagaimana tadi pementasan ngibingnya, siapa yang jadi primadona?" tanya mak sebelum benar-benar meninggalkan kamar.

Sekar terhenyak lagi sampai-sampai harus menghela nafas dalam-dalam, "teh Fatma, mak." Bohongnya. Mak mengangguk dan keluar.

Sekar menarik selimut tipis itu lebih tinggi lagi.

Amar

Ia masih terkekeh-kekeh melihat langit-langit kamarnya, seolah-olah wajah Sekar ada disana.

Tangannya melipat menjadi bantalan kepala, "Sekar Taji." Bibirnya kembali tersungging sempurna.

.

.

.

.

1
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
Fitria Syafei
Yang sabar ya Sekar 🥹 Amar kejar terus ambil hatinya 👌 Kk cantik terimakasih 😘
Attaya Zahro
Meski anda membuat rencana indah tapi kalo Alllah tidak meridhoi,semua tak akan terwujud.Ingat..manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Allah yang menentukan,cam kan itu kanjeng.Kalo anda ingin dihormati maka jangan berlaku semena-mena kepada orang lain
'Nchie
sombong amat dah bunda ini🤭🤭
Maria Kibtiyah
emang kasian yg jd mantu sekar contoh ya alvaro
Attaya Zahro
Katanya orang berpendidikan tapi mulutnya bak sampah,asal jeplak aja.Kalo berpendidikan harusnya tau etika dan tata krama 👊👊
𝐙⃝🦜ᵏᵉʳᵃᵏ_🆂🆄🅻🆃🅸🅽
nenek lampir, hanya karena Menak jadi bisa menghina orang lain sebegitu nya, menganggap orang lain sebagai tikus
Attaya Zahro
Seharusnya sebagai Raden Ayu bersikaplah yang bijak dan jangan merendahkan seseorang hanya karena derajat yang berbeda karena pada sejatinya dimata Tuhan semua sama.Jangan mentang² punya kekuasaan lantas bersifat angkuh dan sombong.Ingatlah didunia ini tak ada yang kekal abadi,roda kehidupan pasti berputar.Selagi berada diatas bertindaklah yang bijaksana karena suatu saat pasti akan dibawah juga.
isni afif
🥰🥰😻😻☺️🤭🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh sin....
Helmi Yulianto
bagus banget👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!