NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 3

Tok!

Tok!

Ara menurunkan kaca mobilnya dengan ekspresi malas.

“Sayang turunlah!” perintah Antony.

Tanpa menjawab, Ara lantas membuka pintu mobil dan keluar.

***

“Sayang perkenalkan ini Mrs Jasmine, beliau adalah kepala sekolah di asrama ini.” Antony memperkenalkan perempuan yang seusia dengan ayahnya itu kapada Ara.

Setelah mendengar ucapan Antony, Jasmine berinisiatif untuk mengangkat tangan terlebih dulu untuk melihat bagaimana reaksi dari Ara jika ada orang yang lebih tua mengajaknya berjabat tangan.

“Ara” ucap Ara singkat dan menjabat tangan Jasmine yang sudah lebih dulu ada di depannya.

“Selamat datang di Ace World International Ara” balas Jasmine dengan senyum ramahnya.

Dan Ara hanya memberikan tanggapan yang biasa saja.

Beberapa siswa yang saat ini tengah bersantai di halaman tengah memperhatikan gerak gerik dari Ara.

“Sepertinya ada anak baru lagi!” ucap seorang anak yang duduk di kursi taman bersama teman – temannya.

“Iya…tapi sepertinya dia anak yang sombong, lihat saja dari penampilannya!” jawab anak satunya.

“Sudah – sudah.. jangan menilai orang hanya dari penampilannya, tidak ingat setahun yang lalu kau datang seperti apa!” ucap seorang lagi menengahi.

Obrolan mereka pun terhenti saat mendengar salah satu dari mereka di panggil oleh kepala sekolah Jasmine.

“Clara! Kemarilah!”

Clara yang mendengar namanya dipanggil pun lantas segera mendekati kepala sekolah Jasmine.

“Maaf, apa ibu memanggil saya?” tanya Clara dengan sopan meyakinkan jika ia tidak salah dengar.

“Iya, ibu memanggilmu. Ibu ingin meminta tolong padamu untuk mengantar Ara, dia akan sekamar denganmu!” Jasmine menjelaskan pada Clara.

“Baik bu!”, “Ayo ikut aku!” Clara meminta Ara untuk mengikutinya.

Ara dengan wajah cuek mengikuti Clara dari belakang.

Ditengah perjalanan menuju kamar Asrama, Clara berinisiatif untuk mengajak bicara Ara untuk menghilangkan kecanggungan karena mereka nantinya akan tinggal dalam satu kamar.

“Hay, namaku Clara. Kita nanti akan tinggal sekamar! Siapa namamu?” ucap Clara.

“Ara!” Ara hanya menjawab dengan singkat dan tanpa mau berbasa basi.

Mood Ara benar – benar sedang buruk karena sang deddy benar – benar memasukkannya ke Asrama, jadi dia tidak mau memperpanjang percakapan diantara mereka.

(Kenapa aku selalu saja harus menghadapi gadis yang keras kepala seperti ini?) Clara bergumam dalam hati begitu mendengar jawaban singkat yang diberikan oleh Ara.

Mereka berdua pun tiba di kamar mereka. Saat Ara dan Clara masuk ke dalam kamar, ternyata di dalam kamar sudah ada Cloe dan Evelyn yang sedang ribut tentang make up. Sedangkan Aurel, ia tengah sibuk dengan buku bacaannya.

“Hay girl’s, kita kedatangan teman sekamar baru. Perkenalkan namamu!” ucap Clara berucap pada teman sekamarnya dan sekaligus meminta Ara untuk memperkenalkan dirinya.

“Ara!” Ara masih memperkenalkan dirinya dengan singkat. Sama seperti saat ia berkenalan dengan Jasmine dan juga Clara.

“Hai.., aku  Cloe” ucap Cloe

“Hai.., aku Evelyn” ucap Evelyn

“Aurel!” ucap Aurel yang tak kalah singkat dengan Ara.

“Tempat tidurmu ada di sana! Dekat dengan jendela!” meskipun sudah malas, tetapi Clara tetap menunjukkan dimana letak tempat tidur Ara.

Ara tidak menjawab ataupun mengucapkan kata terimakasih pada Clara. Ia langsung menuju ke tempat tidurnya dan duduk menghadap ke jendela.

Sedangkan yang lain, Cloe, Evelyn, dan Clara berbisik – bisik membicarakan Ara yang sangat angkuh dan tidak tahu kata terimakasih.

Setelah duduk terdiam selama 5 menit, Ara kemudian berdiri dan membuka lemarinya. (kosong?) batin Ara. (Dimana barang – barangku?) dia terheran karena barang bawaannya tidak ada di dalam lemarinya.

“Mmmm.., Ara.. Kenapa kau tidak menata barangmu? Apa kau tidak membawa satu barang pun?” Cloe bertanya dengan hati – hati dan nada sedikit takut kepada Ara.

“Menata? Bukankah sudah ada yang bertugas menata barang – barang!”

Mereka semua langsung terbengong begitu mendengar ucapan Ara. Dan tak lama, Clara tertawa dan berucap “Ha ha ha ha… kita ini di Asrama! Kita di sini diajarkan untuk hidup mandiri! Jadi jika kau tidak mau menata barang mu, maka lemarimu selamanya akan kosong!”

Meskipun ucapan Clara terdengar sedikit kasar tetapi Ara tidak merasa tersinggung sama sekali.

“Lalu dimana barangmu?” tanya Cloe

“Aku tak tahu!” jawab Ara dengan enteng.

“WHAT?” teriak Cloe secara reflek mengetahui Ara tidak tahu barang bawaannya ada dimana.

“Dimana terahir kali kau melihat barang bawaanmu?” kali ini Evelyn yang bertanya.

“Ada di halaman!” Ara berucap dengan santai.

“Oh God!” mereka secara bersamaan berucap dan menepuk jidat mereka, kecuali Aurel yang hanya diam dan menyimak saja.

“Memang kenapa?” tanya Ara dengan nada polos yang tanpa sadar mulai berinteraksi dengan mereka.

“Kenapa katamu! 10 menit lagi akan ada pemeriksaan kamar. Ambil barangmu sekarang!” Clara sangat geram dengan kebodohan Ara.

“Kenap___” ucapan Ara terpotong dengan teriakan teman sekamarnya yang sudah dengan tingkat Ara.

“TAKE YOU’RE STUF, NOW!”

“Oh Shit” ucap Ara

Tanpa sadar Ara langsung berlari keluar kamar dan mengambil barangnya yang ia perkirakan masih ada di halaman asrama.

Dan sesuai perkiraan, barang Ara memang masih teronggok di sana. Untungnya hujan belum turun, karena langit sudah terlihat gelap tertutup awan mendung.

“Huh!” dengus Ara karena melihat betapa banyak barang bawaannya.

“Ayo cepat Ra!”

Ara terkejut dengan kehadiran teman sekamarnya yang datang membantu mengangkat barang Ara.

Diam – diam Ara tersenyum dan berkata dalam hati

(Ternyata mereka tidak dendam dengan perlakuan sombongku tadi)

“Thank’s”

Ara mengucapkan kata terimakasih pada teman sekamarnya dengan tulus setelah barang – barangnya diletakkan oleh teman sekamarnya di samping tempat tidurnya.

“You’re welcome. Ku kira kau tidak bisa berucap terimakasih” jawab Evelyn sekaligus menyindir Ara.

Ara tidak menyangkal, ia hanya menjawab dengan senyuman yang sangat tipis.

Tepat saat Ara hampir selesai menyusun barangnya, Mrs Hilda yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa datang memasuki kamar mereka.

“Buka lemari kalian dan keluarkan ponsel kalian masing – masing!” bu Hilda memberikan komando.

Dengan patuh semua anak segera membukakan lemari meeka dan mengeluarkan ponsel mereka juga, kecuali Ara. Dengan berani ia mempertanyakan apa yang dilakukan oleh bu Hilda.

“Kenapa harus mengecek lemari kami? Itu melanggar privasi! Dan untuk ponsel, kenapa juga harus dikumpulkan? Ini sudah Era Modern.”

Mereka bertiga langsung melongo mendengar apa yang diucapkan Ara. Sedangkan Aurel, ia hanya menggelengkan kepalanya.

“She’s crazy.” Bisik Cloe pada Clara dan Evelyn

“Siapa kamu? Berani mempertanyakan aturan di sini!” jawab Mrs Hilda mulai tidak suka karena Ara adalah yang pertama kali berani melakukan protes terhadap aturan yang selama ini telah berjalan di Asrama AWI.

“Dia murid baru di sini madam! Namanya Ara.” Clara mencoba untuk mencairkan suasana.

“Oh… Jadi anak manja yang dipindah kesini gara – gara susah diatur adalah kau! Pantas!”

Madam Hilda adalah guru yang bermulut pedas. Ia tidak akan tanggung – tanggung jika melihat ada murid yang berbuat kesalahan di depan Matanya.

“Pantas juga aku dipindahkan kemari, ternyata memang pengasuhnya juga tidak jauh berbeda dariku! Tidak punya atitud!” Ara membalas tak kalah pedas dari Madam Silvi.

Madam Silvi yang mendengar balasan dari Ara sangat marah sampai mukanya memerah. Baru satu kali ini ada siswa yang berani dengan dirinya.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!