Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03 - Pernikahan yang tidak diinginkan
Rumah Eyang putri sedang ramai oleh para Wo yang sibuk mendekor untuk pernikahan dadakan Satria dan Jingga yang akan di adakan sore hari.
Dalam setengah hari _______ Rumah pun sudah di siap untuk mengadakan pesta pernikahan kecil-kecilan dari keluarga Wijaya. tetapi bagi orang biasa itu bukanlah pesta kecil-kecilan tetapi pesta megah walau pun dengan cara yang mendadak.
"Ya Allah, Ya Gusti, Kamu ini membuat acara sangat mendadak sekali Putri, aku sampai terburu-buru pulang." ucap Eyang kakung yang baru sampai rumah.
"Kalau tidak seperti ini cucumu itu akan selalu mencari alasan untuk membatalkan pernikahan ini mas dan dia akan mengejar perempuan lacur itu." seru Eyang dengan kesal.
"Aku percaya denganmu Putri, kamu tidak akan mengambil keputusan yang besar jika kamu tidak melihat dan menyaksikannya sendiri."
"Ya jelas, orang aku melihat perempuan lacur itu masuk ke hotel bersama pria lain di sa'at Satria sedang ke luar negri apa pantas menantu dari Wijaya seperti itu, aku kurang apa kepadanya, tapi cucumu itu malah membela perempuan itu!"
"Hm... Sudah semoga Jingga gadis kesayanganmu bisa membuat Satria sadar, sudah ya jangan marah-marah lagi, ayo kita keluar aku rasa penghulunya sudah datang."
Eyang Putri pun mengangguk lalu berjalan keluar dari kamar untuk menyaksikan pernikahan Satria dan Jingga.
Eyang Putri duduk disebelah suaminya dan juga Dennis begitu pun dengan kedua cucu lainnya.
Satria sudah berada didepan penghulu dan Ayah Jingga yang akan menjadi wali. dengan perasa'an yang tidak karuan Satria ingin mengamuk namun tidak bisa.
"Saudara Satria apa anda sudah siap?" tanya Penghulu. Satria pun mengangguk. Lalu penghulu menjabat tangan Satria dan melakukan proses Ijab kabulnya. _______
Berbeda halnya dengan Jingga yang masih didalam kamar bersama Ibunya. "Nak, semoga ini jalan yang terbaik buat kamu ya, Ibu baru melihat wajah asli den Satria dia sangat tampan sekali, semoga hatinya juga setampan wajahnya dan bisa membuatmu bahagia, Ibu akan selalu mendoakanmu nak,"
Jingga pun memeluk Wina. "Terima kasih Bu, doa Ibu adalah sangat penting untukku."
Tok... Tok... Suara pintu diketuk. "Ma'af Mbak, acara Ijab kabulnya sudah selesai, Mbak dipanggil buat keluar untuk didoakan dan melakukan serangkaian adat." ucap Maryati dengan sopan.
"Ayo keluar." ucap Wina sambil menuntun putrinya.
Jingga terlihat lebih cantik yang memakai pakaian pengantin khas Jawa terlihat jelas kulit putih nya dan serangkaian kembang goyang di atas kepalanya dengan sanggul yang dibalut bunga melati.
Jingga berjalan dengan pelan untuk menuju suaminya berada. Semua tamu melihat ke arah Jingga dengan begitu kagum.
"Istrinya Den Satria benar-benar cantik ya, istri pertamanya tidak ada apa-apanya, selain cantik mbak Jingga juga masih muda sekali, wah ini sih rejeki Den Satria." Para tamu undangan berdesas desus yang melihat Jingga begitu cantik layaknya seperti anak bangsawan.
Berbeda halnya dengan Satria yang tak melirik sedikit pun ke arah Jingga ia hanya memasang wajah datarnya saja.
"Mas tengok apa, Mbak Jingga cantik sekali." ucap Raka sambil menyenggol tangan Satria.
"Biasa aja, turunkan mata kalian!" sahut Satria dengan kesal.
"Silakan duduk dan tanda tangan di sini." ucap penghulu.
Jingga dan Satria pun menandatangani surat-surat nikah tersebut lalu Jingga menyalami tangan Satria. Setelah selesai akad, tamu mulai memberikan selamat kepada Jingga dan Satria.
Tamu yang datang adalah hanya orang tertentu saja terutama pegawai dekat Satria dan teman bisnis Eyang Kakung, karena pernikahan tersebut belum dipublikasi.
Jingga dan Satria diatas pelaminan benar-benar tanpa expresi tidak ada senyuman dan kebahagia'an diwajahnya mereka saling membuang wajahnya sampai acara selesai.
"Eyang aku akan tinggal di rumah sebelah nanti aku akan tetap kerumah utama." ucap Satria.
"Baik lah, Jingga kamu kenapa sayang?" tanya Eyang Putri yang melihat Jingga begitu gelisah.
"Kepalaku pusing Eyang, aku tidak bisa bertemu banyak orang dengan cukup lama." balas Jingga dengan lemas.
"Ya sudah, Satria bawa istrimu istirahat!"
Satria mengangguk lalu melenggang pergi sedangkan Jingga di tinggal begitu saja. Jingga berjalan dengan pelan sambil mengangkat gaunnya. Jingga berjalan menunduk. Bruuk... Jingga pun terjatuh.
"Ck... Kamu punya mata tidak? main tabrak saja, dan yah kamarmu disana, aku tidak mau sekamar denganmu dan ingat jangan sampai tahu Eyang Putri tentang ini!" kata Satria lalu melenggang pergi menuju kamarnya.
Jingga pun hanya diam dan masuk ke kamarnya hatinya begitu senang karena ia bisa tidur sendiri, karena Jingga tidak suka disentuh Ia lebih menyukai sendiri dikamar karena baginya itulah adalah sebuah ketenangan.
Jingga membersihkankan dirinya lalu rebahan diatas tempat tidur. Ia merasa energinya terkuras setelah berinteraksi dengan banyak orang.
Sedangkan Satria sedang membasuh wajahnya tiba-tiba ponselnya berdering. Satria mengangkat panggilan tersebut.
"Sat, keluar aku di bawah kamarmu!" ucap Viona.
Satria langsung bergegas keluar untuk menemui Viona.
"Kamu tega Sat, kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu akan menikah." Ucap Viona sambil menangis.
"Vio, ini diluar kendaliku, ini semua keinginan Eyang, kamu jangan salah paham dulu oke, sabar lah aku sedang mencari bukti."
Viona pun mengangguk lalu memeluk Satria. Tanpa Satria sadari ia berpelukan dengan mantan istrinya terlihat oleh Jingga dari lantai atas. Jingga hanya melihat suaminya sambil meneguk minuman kalengnya, Jingga pun merebahkan tubuhnya kembali.
"Aku akan memanfa'atkan sebagai menantu Wijaya, aku tidak mau hidup dalam ketergantungan, aku akan mengembangkan bisnis bursa sahamku, jika sewaktu-waktu aku di tendang aku sudah sukses." gumamnya.
putus asa nya di nikmatin dulu wkwkwk🤣
ntar kalau sudah waktu nya mb jingga bakalan balik kok mas duda 🤭
mb jingga jangan nangis atuch sini aku cerita in kalau mas duda mu merindukan mu 🤣
kamu jangan pulang dulu yaw tunggu dulu sampai kamu sukses 😍😍😍
akhirnya mas arya dan mb gea selamat yaww😍😍
pak sat aku bahagia kamu lagi galau 🤭🤭
istri kecil mu akan sukses kamu akan semakin galau 🤣
akhirnya kang arya dan mb gea akan berlabuh juga nich kapal ahh gak sabar 😍😍😍
mb jingga semangat ya buat bang duda ini makin klepek klepek sama kamu 😍😍😍
bang duda sich salah sendiri bikin mb jingga marah besar kan 🤣
kesempatan ya arya di dalam kesempitan 😍😍😍
kesempatan bisa nikahin pujaan hati nya 😍😍😍
ayoo arya gasss💪💪
pak sat nikmatin dulu noh galau nya 🤣
aku puas pak sat kamu galau salah sendiri istri kecil nya di cuekin 🤭