Ternyata cinta yang ia terima hanya semu, ternyata selama ini ia hanya cinta sendirian. lalu...
apa yang harus ia lakukan saat ia telah menyerahkan sagalanya sebagai bukti cintanya justru kenyataannya....
ketulusannya hanya di jadikan bahan taruhan.
Azalina Akira Sadewa,
gadis cantik berusia 17 tahun yang cinta mati kepada kekasihnya yang bernama Alexis Arron Megantara hingga bersedia menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk laki laki itu.
namun ternyata....ia hanyalah bahan taruhan Alex dan teman temannya.
Tidak ada cinta bagi Alex untuk Zalina.
apa yang di lakukan Zalina saat ia tahu kenyataan pahit itu.....?!
sementara ia sudah terlanjur menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk Alex.
ikuti kisah baru aku ya .....
" LUKA BERSELIMUT CINTA...."
Semoga suka dan tak pernah bosan selalu ngikuti karya aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2 hanya karena taruhan
Di sana...
Di tempat sumber suara yang di dengar Zalina,
Nampak berdiri empat orang pemuda dan satu orang pemuda lain yang berjongkok agak jauh dari empat orang pemuda pemuda itu.
Degh...
Jantung Zalina seolah berhenti berdetak sejenak hingga tanpa sadar ia mematung, tubuhnya membeku.
Ia mengenal suara itu.
Walau ia belum melihat seseorang itu karena ia yang masih ada di balik dinding.
Tapi ia sangat hafal suara itu, itu adalah suara Alex kekasihnya.
" mana buktinya....kau harus memberikan bukti yang akurat pada kami jika kau memang berhasil memiliki Zalina seutuhnya " sergah seseorang.
" tentu saja....kalian dengar ini...." jawab seseorang yang Zalina yakini adalah Alex. Tak lama sebuah suara dari rekaman ponsel terdengar.
( eughh.....Alex.....pe...lan pelan....eughh....shht.....Alex...sakit.....)
mata Zalina terbelalak, tanpa sadar ia membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangannya.
Matanya memerah dan berkaca kaca seketika.
Flass on
Sore itu hari jumat, tepatnya tiga hari sebelum Alex berulang tahun.
Zalina baru saja selesai mengikuti ekstra basketnya ketika Alex menghubunginya dan mengabarkan jika ia sudah menunggunya di depan gerbang sekolah.
Dengan hati riang dan bahagia, Zalina segera melangkah lebar menuju pintu keluar sekolah.
" di jemput Lina ?! " tanya Fisa sahabatnya satu kegiatan ekstra basket.
Zalina tersenyum dan menganggukan kepala mengiyakan perkataan Fisa.
" bye Fisa...aku duluan ya..." pamit Zalina sambil melambaikan tangan dan di respon hal yang sama dengan Fisa dan teman temannya yang lain.
Kemudian Zalina kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Fisa dan teman temannya yang lain.
Tak butuh waktu lama, Akhirnya Zalina sampai di depan pintu gerbang sekolah.
Hatinya semakin bahagia begitu melihat Alex duduk di atas motor sportnya.
" lama sekali " kata cowok itu dengan wajah sedikit muram.
" maaf...aku harus ganti dulu dong...nggak lucu kan kalau keluar sekolah dengan memakai kostum basket aku " jawab Zalina sambil tersenyum.
Selalu seperti itu, Alex seperti enggan bersifat lembut kepadanya.
Tapi Zalina seolah buta, ia tetap bersikap sabar dan telaten menghadapi sikap Alex.
" ckk...sudahlah, ayo naik..." jawab Alex sambil naik ke atas motornya.
Tapi Zalina tak langsung naik.
" apa ?! " tanya Alex dengan raut malas.
" pakekin..." manja Zalina minta di pakaikan helm.
" ckk...manja...pakek sendiri kenapa sih...?! " rutuk Alex kesal sambil menyodorkan helm kepada Zalina.
" pakek sendiri...jangan manja, aku bukan pembokatmu " jawab Alex ketus.
Zalina mencebik sejenak sebelum akhrinya ia pun memakai helm itu sendiri.
" buruan Zalina...lelet amat " kata Alex lagi.
" iya iya...sabar kenapa sih " jawab Zalina.
Tak lama Zalina pun telah naik ke atas motor Alex dan kemudian motor Alex nampak melaju meninggalkan gerbang sekolah dan melaju menyusuri jalan beraspal.
Kening Zalina berkerut ketika ia merasa Alex tidak membawanya melewati jalan raya menuju ke rumahnya.
" Lex...mau kemana ?! " tanya Zalina kemudian tapi Alex hanya diam tak menjawab.
Hingga akhirnya motor Alex memasuki area tempat parkir asrama.
Ya...
Selama ini Alex tinggal di asrama sekolah, padahal rumahnya juga berada di kota ini.
Tapi entah kenapa Alex malah memilih tinggal di asrama.
" Ayo turun " ajak Alex, nada bicaranya agak lembut.
Zalina menatap Alex aneh, ini memang bukan yang pertama Alex membawanya ke sini.
Tapi biasanya hanya sebentar saja.
" turun ?! " cicit Zalina
" iya..ayo turun, aku agak tidak enak badan makanya aku ajak kamu kemari " jawan Alex.
" tapi Lex....ini sudah sore...aku harus cepat pulang " jawab Zalina.
" badanku agak nggak enak Lin...aku pengen di temani kamu.
Bentar aja ya...aku juga udah minum obat kok, paling bentaran doang istirahat kau udah baikan. Terus aku antar kamu balik....hemmm...." kata Alex lagi lembut.
Zalina yang selalu luluh dengan Alex akhirnya pun tak bisa menolak.
Ia turun dari motor Alex dan kemudian mengikuti langkah kekasihnya itu menuju kamarnya.
Cklek...
Alex membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Zalina masuk.
Zalina menatap ke segala ruangan, ini adalah kali pertama ia masuk ke dalam kamar Alex.
Cukup rapi dan wangi, Zalina suka.
Sepertinya Alex adalah tipe cowok yang menyukai kebersihan dan ruangan yang wangi. Penataan barang barang di kamar ini pun cukup tertata rapi.
Ada bingkai foto berisi dirinya dan cowok itu dengan posisi Alex yang berdiri di belakangnya dan memeluk lehernya.
Zalina ingat itu adalah foto pertama dan satu satunya ia dan Alex.
Dan foto itu di ambil saat mereka keluar dari masjid sekolah.
Hati Zalina menghangat melihat foto itu, gadis itu lalu menoleh menatap Alex yang masih berada di ambang pintu dengan posisi jongkok.
Wajah dan ekspresi Alex memang cenderung dingin dan datar.
Tapi melihat fotonya di pajang di dalam kamar cowok itu.
Zalina sangat bahagia.
" ehh...kenapa sepatu aku di masukin ke dalam Lex...?! " tanya Zalina ketika Alex memasukkan sepatu Zalina ke dalam kamar.
" tak apa..." jawab Alex singkat sambil meletakkan sepasang sepatu cads Zalina ke dalam ruangan kemudian ia menutup pintu kamar asramanya kemudian menguncinya.
" Alex..kenapa di tutup sih ?! Di kunci lagi ?! " Zalina bersuara agak meninggi hingga Alex menoleh padanya.
Seketika Zalina menjadi gugup.
" maksudku kenapa di tutup, bagaimana kalau ada orang yang mellihat kita dan mengira kita berbuat apa apa " Zalina menjelaskan kenapa suaranya meninggi.
Memang sebucin itu Zalina kepada Alexiz, Alex menarik nafas dalam dalam kemudian melangkah mendekat ke arah Zalina.
" sudah aku bilang...aku agak tidak enak badan, aku ingin istirahat di temani kamu " kata pemuda itu sambil melangkah ke arah tempat tidur dan meraih tangan Zalina agar gadis itu mengikutinya.
Zalina pun mau tak mau mengikuti langkah kaki Alex.
Tak lama Alex mendudukkan Zalina di sisi tempat tidur kemudian ia berbaring dengan meletakkan kepalanya di pangkuan sang kekasih.
Aroma wangi dari tubuh Zalina segera menyapa gendang penciuman seorang Alex.
Zalina semakin gugup, ia memang mencintai Alex dan bucin akut dengan kekasihnya itu.
Tapi berada di posisi seperti ini baru kali ini terjadi di antara keduanya.
Selama ini keduanya hanya sebatas saling menyapa dengan senyuman dan berbincang sebentar ketika tak sengaja bertemu.
Atau saat Zalina memiliki waktu luang dan mendatangi kelas Alex saat jam istirahat, karena Alex sendiri sangat jarang mendatangi Zalina ke kelasnya.
Bahkan bisa di hitung jari pemuda itu mendatangi sang kekasih ke kelasnya.
Begitupun untuk pulang bersama mereka juga sangat jarang.
Seakan akan Alex memang tak memiliki inisiatif untuk mengantar gadis itu pulang.
Dan setahu Zalina...
Kekasihnya itu lebih sibuk dengan ke empat sahabatnya.
Makanya saat tadi mendapat pesan jika di jemput oleh pemuda itu, Zalina sangat antusias.
" Alin..." panggil Alex sambil memejamkan matanya.
" hemm...." jawab Zalina
" apa kau mencintaiku ?! " tanya Alex
" apa ?!? " cicit Zalina
" apa kau mencintaiku ?! " Alex mengulang pertanyaannya.
Kali ini pemuda itu membuka matanya dan menatap Zalina yang saat ini juga tengah menunduk menatapnya.
" Alin...kenapa diam ?! Aku bertanya....apa kau mencintaiku ?! "
harusnya jika km punya rahasia,ungkapin dan jujurlah..ehh ini malah di sembunyikan.
kasiannya km,jika ini terungkap..di buang Alex,Arthur gak akan Sudi,bahkan Zakia gak akan ngenal km..Mampus!!
sama² egois,yg Alex jg oon.
ternyata yg murah bojo mu Dewe lex,pilihan e papa mu,orang yg ingin km Buat Bangga.
sudah baik Arthur mau tanggung jawab,tapi kembali lagi..mungkin Alex lebih kaya raya di bandingkan Arthur,Cello,dan Marikh.
eeeee tp justru zoya yg sll di prlakukn bak ratu... trnyata parah kelakuannya🤣🤣🤣
pleasee jgn balik k barng bekas
Dan pada akhirnya???Mantan ku jadi guru Anak ku..tapi bukan anak ku🤭🤭🤭
Aihsss..siapa yaa!!Cowoknya Zalinaa,apa jangan² Marik 😍😍 kalau di cermati satu² zalina pernah mengajar di daerah pelosok dan besar kemungkinan Marik yg anak seorang jendral ngikuti jejak bapaknya yg seorang Abdi Negara.
jangan² ketemu pas tugas di pelosok.
lanjut kak,ndk sabar sdh ini,penasaran polll