NovelToon NovelToon
Shadow Of The Seven Sins

Shadow Of The Seven Sins

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anak Yatim Piatu / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:160
Nilai: 5
Nama Author: Bisquit D Kairifz

Hanashiro Anzu, Seorang pria Yatim piatu yang menemukan sebuah portal di dalam hutan.

suara misterius menyuruhnya untuk masuk kedalam portal itu.

apa yang menanti anzu didalam portal?

ini cerita tentang petualangan Anzu dalam mencari 7 senjata dari seven deadly sins.

ini adalah akun kedua dari akun HDRstudio.Di karna kan beberapa kendala,akun HDRstudio harus dihapus dan novelnya dialihkan ke akun ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bisquit D Kairifz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JALAN-JALAN

“Bu, aku sudah pulang!” teriak Hiromi sambil menenteng tas besar di tangannya.

Begitu pintu panti asuhan terbuka, aroma familiar menyeruak. Ruangan itu masih sama seperti dulu — hangat, bersih, dan penuh kenangan. Seorang wanita paruh baya berlari kecil dari ruang makan, wajahnya langsung berubah cerah begitu melihat Hiromi berdiri di ambang pintu.

“Ya ampun, Hiromi! Ibu benar-benar kangen padamu,” ucapnya sambil memeluk Hiromi erat-erat.

Hiromi membalas pelukan itu dengan senyum lembut. “Aku juga rindu, Bu. Sudah lama ya aku nggak pulang. Bagaimana kabar semua orang di sini?”

Ibu panti melepaskan pelukannya dan tersenyum. “Kami semua baik, Nak. Anak-anak sehat, dan panti ini tetap ramai seperti biasa. Oh iya, Anzu juga sering membantu Ibu belakangan ini.”

Hiromi menatap sekeliling. “Anzu di mana, Bu?”

“Dia sedang bermain di halaman belakang bersama anak-anak. Tapi Ibu agak khawatir akhir-akhir ini. Katanya dia sering bermimpi buruk,” ujar sang ibu dengan wajah sedikit cemas.

Hiromi terdiam sejenak, lalu menepuk bahu ibunya. “Jangan khawatir, Bu. Anzu itu kuat kok. Tapi... sepertinya dia butuh hiburan.”

Wajah Hiromi berubah cerah, seolah mendapat ide. “Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan bersama anak-anak? Aku sedang cuti dua hari, jadi waktunya pas.”

Mata ibu panti berbinar. “Itu ide bagus sekali, Hiromi. Aku yakin mereka akan senang.”

Hiromi tersenyum puas. “Baiklah, aku akan bilang ke Anzu. Sekalian kita ajak semua anak kecil juga.”

 

Keesokan paginya, suasana panti dipenuhi kegembiraan. Anak-anak sibuk bersiap, mengenakan pakaian terbaik mereka. Anzu tampak di antara mereka, tersenyum malu-malu saat melihat Hiromi datang membawa beberapa tiket taman bermain.

“Ayo, semuanya sudah siap?” tanya Hiromi lantang.

“Siapppp!!” teriak anak-anak bersamaan, membuat Anzu menutup telinganya.

Setibanya di taman bermain, mata anak-anak berbinar melihat berbagai wahana berwarna-warni. “Kak Hiromi! Aku mau naik yang itu!” seru salah satu anak sambil menunjuk roller coaster.

“Serius mau yang itu dulu?” tanya Hiromi sambil melirik ke arah Anzu. “Kau ikut, kan?”

Anzu menelan ludah. “Aku... tentu saja ikut,” jawabnya meski wajahnya memucat.

Beberapa menit kemudian, roller coaster meluncur dengan kecepatan tinggi. Anak-anak berteriak penuh semangat, sementara Anzu menjerit keras sambil memegang erat pegangan kursi.

Begitu turun, wajahnya pucat pasi. “Aku... aku nggak mau lagi naik itu…” katanya dengan suara lemah.

Hiromi tertawa terbahak-bahak. “Kau ini payah sekali, Anzu. Anak-anak saja lebih berani!”

Semua orang pun tertawa riang. Setelah itu, mereka mencoba berbagai wahana lainnya — dari bianglala hingga rumah kaca ilusi. Tawa dan canda tidak berhenti sepanjang hari.

Saat matahari mulai condong ke barat, Hiromi mengajak semua makan malam di restoran dekat taman. Anak-anak makan dengan lahap, dan suasana terasa damai.

“Terima kasih, Kak Hiromi! Hari ini seru banget!” ujar salah satu anak dengan pipi belepotan saus.

Hiromi tersenyum, lalu mengacak rambutnya. “Sama-sama. Tapi jangan lupa, kita masih harus pulang dan mandi ya.”

 

Malam harinya, di kamar tidur panti, anak-anak memohon, “Kak Hiromi, Kak Anzu, tolong bacakan dongeng sebelum tidur!”

Hiromi tertawa lembut. “Baiklah. Kali ini kisah tentang Putri dari Dunia Lain.”

Ia mulai membaca dengan suara lembut, sementara Anzu duduk di sampingnya membantu menenangkan anak-anak yang mulai mengantuk.

Beberapa menit kemudian, kamar itu hanya dipenuhi napas tenang anak-anak yang tertidur pulas.

Hiromi menutup buku dan menatap Anzu. “Kau tahu? Aku hanya dapat cuti satu hari lagi. Besok aku harus kembali bekerja.”

Anzu menatapnya sedih, tapi kemudian tersenyum kecil. “Kalau begitu, kita harus pastikan hari ini jadi kenangan yang nggak akan terlupakan.”

Hiromi mengangguk pelan. “Tentu. Lain kali kalau aku pulang, kita jalan-jalan lagi.”

Mereka pun menatap langit malam dari jendela, ditemani suara jangkrik yang lembut. Malam itu, semua orang tertidur dengan hati hangat — membawa kenangan manis dari hari penuh tawa, kebersamaan, dan kasih keluarga.

1
Nagisa Furukawa
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Bisquit D Kairifz: Semangat bree, walau masalah terus berdatangan tanpa memberi kita nafas sedikit pun
total 1 replies
Rabil 2022
lebih teliti lagi yah buatnya sebabnya ada kata memeluk jadi meneluk
tapi gpp aku suka kok sama alur kisahnya semangat yahh💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!