Hujan.. 
Semua pasti pernah mengalaminya..
Ada banyak cerita dibalik hujan, ada cerita bahagia dan tidak sedikit juga yang menggambarkan hujan sebagai cerita sedih..
Hujan..
Yang pasti adalah sesuatu yang menyebalkan..
Tapi arti sesungguhnya dari hujan adalah anugerah TUHAN
HUJAN DI REL KERETA ini adalah sebagian kecil cerita dari yang terjadi dibalik hujan..
Hujan yang awalnya membawa bahagia…
Tapi hujan juga yang merenggut kebahagiaan itu..
Akankah hujan mengembalikan kebahagiaan yang pernah direnggutnya?
Sebuah kisah sederhana, berlatar belakang di sebuah desa terpencil, dengan kehidupan pedesaan pada umumnya.
Semoga bisa menambah pengalaman membaca dan menemani waktu teman-teman semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Toekidjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertukar Kotak Makan Siang
Siang itu di jam istirahat kantor Fatia sedang duduk di salah satu meja kantin yang posisinya paling pojok.
Posisi ini sengaja Fatia pilih karena hanya ingin berduaan saja dengan Eris menghabiskan waktu istirahat kerja.
Tatapan Fatia menatap lurus ke arah pintu masuk kantin berharap kekasih hatinya itu segera menampakan diri.
Sudah lumayan lama menunggu tapi tak kunjung muncul juga, membuat Fatia nampak gelisah.
Beberapa detik kemudian Eris muncul, tapi hal itu tidak seperti yang Fatia harapkan. Eris berjalan dengan seorang gadis, dan wajah gadis itu sangat dikenali oleh Fatia
“Rini, beraninya kamu” jerit Fatia dalam hati
Walaupun sebenarnya Eris tidak benar-benar bisa dikatakan sedang berjalan berduaan karena disamping Rini terlihat juga Subehan.
Tapi itu tidak cukup bisa meredakan hati Fatia yang seakan sudah terbakar api cemburu.
Rini seakan memanfaatkan hal tersebut untuk berusaha lebih mendekatkan diri ke arah Eris dengan sikap manja yang disengaja.
Eris yang menyadari hal itu segera melangkah duluan dan menghampiri Fatia
“Kamu sudah lama nungguin disini” tanya Eris
“Ngapain peduliin aku, sana urusin saja Rini kamu itu” jawab Fatia dengan ekspresi kesal dan muka cemberut
Mendapat perlakuan seperti itu, Eris terdiam kemudian tersenyum karena dalam hatinya merasa senang dan bahagia, mengetahui bahwa kekasih hatinya tersebut benar-benar tulus mencintainya.
“Iya, iya aku tahu apa yang kamu rasakan. Percayalah aku juga akan merasakan hal yang sama jika itu terjadi pada kamu” ucap Eris
Dengan tetap terdiam, Fatia memalingkan wajah sambil merapatkan kedua tangan didepan dada, layaknya anak perempuan yang sedang merajuk minta dibeliin boneka
Melihat itu hati Eris semakin merasa bahagia, karena biar bagaimanapun untuk bisa melakukan sikap seperti itu hanya bisa dilakukan kepada orang yang benar-benar dekat dihati.
“Sayang, itu tadi gak sengaja ketemu Rini didepan trus dia minta bareng kesini nya. Aku sih cuek aja, gak nyautin omongan dia satupun” ucap Eris mencoba menjelaskan
“Kamu udah ya, merajuknya.. tuh liat, Rini pasti tertawa bahagia dalam hati bisa membuat kamu jadi seperti ini” ucap Eris sembari menunjuk ke arah Rini dan Subehan yang sedang duduk berdua tidak jauh dari mereka.
“Awas aja kalau Rini berani merebut kamu dariku, aku cabik-cabik mukanya, aku jambak-jambak rambutnya” ucap Fatia yang sedang menggerutu
“Dan aku akan memeganginya saat kamu melakukan itu, biar dia tidak bisa melawan” jawab Eris
“kok kamu lakukan itu” ucap Fatia seakan tidak percaya dengan apa yang ia dengar
“Iyalah, apapun yang akan dilakukan kekasih hatiku ini aku akan selalu mendukungnya” jawab Eris
“Kamu ih..” ucap Fatia dengan pipi memerah
“Ya udah kita makan siang yuk” ucap Eris
Fatia hanya menganggukan kepala tanda setuju
“Gimana kalau hari ini kita bertukar bekal makan siang” ucap Eris
“Apa kamu yakin, bekalku ini pastinya makanan cewek. Dan pastinya beda porsinya dengan bekal kamu, udah gitu rendah protein. Aku kan gak pengen badanku jadi gemuk kalau kebanyakan makan protein” jawab Fatia
“Emm.. aku juga belum tau nenek masakin apa untuk bekal makan siang ku kali ini. Tidak apa deh sekali-sekali aku makan rendah protein” jawab Eris
“Ok kalau gitu, gak boleh berubah pikiran ya. Dan harus dimakan” ucap Fatia
“Ok” jawab Eris sembari menukar kotak bekal makan siang mereka
Setelah bertukar Eris lebih dulu membuka bekal kotak makan siang Fatia yang sudah di tangannya.
Dengan sedikit kaget saat kotak itu terbuka, terdapat beberapa sekat di dalam kotaknya yang berisi nasi putih dengan porsi yang cukup kecil, kemudian sayuran segar yang diiris tipis, ada juga saus berwarna putih kemungkinan mayonaise, dan disekat terakhir ada dua potong sosis berukuran kecil serta ada potong gorengan sejenis nugget.
“Hayo loh, gak boleh nyesel ya..” ucap Fatia seakan meledek
Eris hanya bisa menghela nafas pendek kemudian menundukan wajahnya
“Iya deh, mau gimana lagi, sekarang giliran kamu membuka kotak makan siang ku” ucap Eris
Dengan perlahan Fatia membuka kotak makan siang Eris yang kini sudah berpindah ke tangan nya.
Kotak makan siang Eris bentuknya tidak jauh beda dengan milik Fatia yang membedakan adalah dimana begitu kotak dibuka aroma sedap makanan langsung tercium menggoda.
Ada tumis genjer, ada tiga ekor ikan kembung goreng, ada tiga iris tempe goreng berukuran sedang, dan di sekat terakhir yang berukuran lebih kecil berisi sambal goreng.
“Hemmm, “ suara terdengar dari mulut Fatia seakan hidungnya sedang mendengus sesuatu yang lezat
“Itu makanan kesukaanku, maafkan cucumu ini nek telah mengecewakan perjuanganmu” ucap Eris setelah mendapati makanan kesukaanya berpindah tangan
“Gak boleh ngomong gitu, perjuangan nenek gak sepenuhnya sia-sia. Setelah menikah nanti kan aku cucunya juga” ucap Fatia dengan wajah berseri-seri
Eris mulai menyantap bekal makan siang Fatia yang kini di tangan dengan wajah lesu seakan tidak bergairah
Kondisi berbeda terlihat bagaimana Fatia dengan lahapnya menyantap bekal makan siang milik Eris yang sekarang sudah menjadi miliknya.
Seolah dia melupakan semua program diet yang sedang dia jalani.
Melihat Eris yang begitu lesu Fatia seakan tidak tega dan juga karena bekal Eris ini porsinya kelewat banyak menurut Fatia.
“Jangan cemberut gitu dong, ini aku bagi deh porsinya kebanyakan aku gak mungkin mampu menghabiskan” ucap Fatia sembari memberikan bekal milik Eris tersebut setengahnya.
“Benarkah, terima kasih” Eris yang semula tampak lesu kini menjadi bersemangat
“Kamu ini, gampang banget berubah ekspresinya. Sedetik yang lalu tampak lesu, sekarang coba lihat” ucap Fatia keheranan
Eris hanya membalasnya dengan meringis menampakan gigi kelinci.
Di Meja lain yang tidak jauh dari mereka duduk, Rini yang sedari tadi tidak melewatkan sedetikpun tingkah laku Fatia dan Eris terlihat geram.
“Fatia,.. awas saja kamu” teriak Rini dalam hati
Subehan yang melihat ekspresi Rini seperti itu mencoba untuk menenangkan
“Sudah, namanya juga orang pacaran ya pasti bakal begitu. Lebih baik kamu berhenti berharap pada Eris. Masih ada aku disini” ucap Subehan dengan sedikit malu
“Ndak usah ikut campur urusanku, urus saja urusanmu sendiri” jawab Rini kemudian berlalu pergi
Subehan masih duduk terpaku di tempatnya semula, kemudian menengok ke arah Eris.
Terlihat Eris memberikan kode untuk mengejar Rini, dengan bergegas Subehan pergi mengejarnya
“Rini, tunggu aku.. ini bekal kotak makanmu ketinggalan” ucap Subehan sambil berlari mengejar Rini
Fatia yang melihat kejadian itu hanya tersenyum
“Temen kamu itu suka sama Rini?” Tanya Fatia
“Sepertinya iya, tapi karena dari dulu Rini ngejarnya aku Subehan tidak berani memperlihatkan” jawab Fatia
“Kalau sekarang?” Tanya Fatia lagi
“Sekarang, dia sedang mencoba menaklukan mawar liar tersebut” jawab Eris
“Kamu rela?” Tanya Fatia
“Rela?? Aku justru ikut bahagia seandainya mereka bisa bersama, mereka itu seperti sangat serasi. Yang satu pemarah, yang satunya penyabar” jawab Eris
“Kalau kita bagaimana, serasi gak?” Tanya Fatia
“Emmmm… kalau kita, yang satunya anak kecil yang suka merajuk yang satunya bapak-bapak” jawab Eris sambil tertawa kemudian berlari
“Kamu ih… “ ucap Fatia sambil mengejar Eris
Begitulah siang itu dilalui oleh kedua insan yang sedang dimabuk cinta.
Setelah itu kembali ke ruang kerja dan melakukan pekerjaan masing-masing.