Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa kamu benar-benar menyerah
Arinda menatap kepergian Marco dengan hati bimbang, entah mengapa hati nya kecewa saat Marco berkata tak akan memaksanya lagi
" apa aku masih mencintainya, seharusnya aku senang dia berhenti mengejar ku tapi kenapa aku justru kecewa " batin Arinda
2 hari kemudian Arinda pulang ke jakarta. sejak kejadian di bali itu ia tak pernah melihat Marco muncul di hadapan nya lagi
" malam mah pah " sapa Arinda yang baru tiba di rumahnya pukul 7 malam
" pagi sayang, gimana liburannya? " tanya mama
" lumayan " jawab Arinda
" oh iya, apa Marco menyusul mu ke Bali? " tanya papa.
Arinda mengangguk dan duduk di sofa bergabung dengan orang tua nya
" sebelum ke Bali sebenarnya dia kesini bertemu papa dan mama, dia nangis-nangis minta papa untuk membujuk kamu agar mau rujuk dengan nya " ujar papa
" iya nak, Marco sepertinya memang masih sangat mencintaimu dan juga menyesali perbuatannya " kata mama
" oh ya? " Arinda terenyuh ternyata usaha Marco untuk meraih kembali cintanya begitu besar
" iya... Papa sangat mengenal Marco, dia pria yang dingin, angkuh bahkan sangat tegas dan kejam dalam dunia bisnis, papa sampai heran dia bisa menangis untuk kamu " kata papa
" mungkin benar kata pepatah di tinggalkan saat sayang-sayangnya sangat menyakitkan sampai orang seperti Marco pun bisa menangis karena wanita " ujar papa lagi
" dan kamu tau Marco membuat Amanda menjadi gila sebagai balasan atas perbuatan Amanda " ujar mama
Arinda terlihat berfikir
" apa kamu ga berniat memberikan kesempatan untuk Marco? " tanya papa menatap intens sang putri semata wayang
" Arin bingung pah, Marco memang sangat baik pada Arin, tapi bayangan pengkhianatan itu terus ada di kepala Arin " ujar Arinda
" Rin... Sebagai seorang wanita mama tau perasaan kamu, tapi apa kamu akan terus berada dalam rasa trauma seperti ini, kamu masih muda dengan Marco atau tidak kamu harus bisa memulai hidup yang baru, kamu berhak bahagia " kata mama
" tanya pada hati kamu, apa masih ada cinta untuk Marco, jika tidak mulailah hidup baru cari orang yang bisa buat kamu bahagia nak " ucap mama lagi
Arinda termenung
" Arin butuh waktu mah, tapi Arinda janji akan berusaha menghilangkan rasa trauma ini " kata nya
Mama tersenyum
" Arin ke kamar dulu ya " ucap nya
" iya nak " jawab mama
" oh iya Rin, besok ada meeting dengan perusahaan Marco membahas tentang progres pembangunan proyek, mau kamu atau papa? " tanya papa nya
" mm... Arin aja pah " kata nya
Papa mengangguk
Arinda masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuh lelah nya dengan pikiran yang terbang entah kemana
Otak yang penuh pertimbangan di pengaruhi oleh hati yang penuh dengan keraguan membuat Arinda merasa sangat pusing.
ia bangkit dan menarik laci di samping tempat tidurnya lalu meraih sebuah album foto, di pandangi sampul biru muda itu dengan hati campur aduk
satu persatu lembarnya di buka, berjajar foto-foto pernikahan nya bersama Marco, senyum lapas dan wajah penuh kebahagiaan tergambar di semua fotret yang ada
Marco yang tampan dan gagah bersanding dengan dirinya yang terlihat cantik dan anggun menggambarkan pasangan yang sangat serasi dan harmonis
" apa aku sanggup jika kamu bersama wanita lain? " gumam nya
ada sebuah foto dimana Marco menciumnya dengan mesra
senyum manis terukir di wajah Arinda saat melihat foto tersebut
" bisa-bisa kamu menciumku begitu mesra padahal kita belum saling cinta, dasar mesum " ujar nya
...
Esok pagi
Arinda sudah duduk di kursi meja makan.
" bi... aki pergi dulu, nanti sampaikan pada mama dan papa aku udah sarapan ya " kata nya pada art nya
" iya non "
Arinda memacu kuda besinya dengan semangat baru setelah semalam ia mengenang banyak momen indah bersama Marco
" Marco aku sudah putuskan untuk memberikan kesempatan kedua untuk kamu " gumam nya
Tak berapa lama mobilnya tiba di kantor, Arinda masuk dan langsung menuju ruangan nya
Luna sudah siap di meja kerja nya dengan setumpuk map yang menunggu tangan Arinda
Ia mengikuti langkah Arinda masuk ke ruangan CEO.
" Bu... Ada email dari luar negeri atas nama Aluna Lestari " kata Luna
" oh iya, itu sahabat saya waktu SMA " kata Arinda
" apa isi email nya? " tanya Arinda
" Katanya dia akan pulang ke Indonesia " kata Luna
" biar nanti saya yang balas email nya " kata Arinda
" baik Bu "
" jadwal saat hari ini apa saja? " tanya Arinda
lalu Luna membacakan semua jadwal Arinda yang cukup padat
" meeting hari ini bersama Mandala praja akan berlangsung satu jam lagi Bu " ujar Luna
" oke, persiapkan " kata Arinda
Satu jam berlalu kini Arinda sedang duduk di kursi ruang meeting perusahaan Marco karena untuk meeting kali ini Marco meminta di lakukan di perusahaan nya
" selamat pagi semuanya " sapa Marco saat masuk ke ruang meeting
" pagi Bu Arinda " sapa nya datar
" pagi " jawab Arinda
Arinda merasa Marco sangat dingin kepadanya tak seperti biasanya yang selalu tersenyum hangat saat menyapa dirinya.
Meeting berlangsung hingga hampir satu jam
" saya rasa meeting hari ini sudah cukup, terimakasih atas perhatian nya, untuk progres kedepannya akan selalu saya report berkala " ucap Marco
Lalu keluar dari ruang meeting tanpa menyapa Arinda
Arinda hanya bisa melongo melihat kelakuan Marco
" dingin sekali, apa kamu benar-benar menyerah? " batin Arinda
Sedikit rasa kecewa di hati Arinda tapi ia mencoba berfikir positif mungkin Marco sedang banyak kerjaan sehingga moodnya sedang buruk hari ini