Hallo readers kembali ketemu di novel author yang ke 4.
kali ini ceritanya agak lain ya, author lagi pingin bawa cerita yang ada sedikit mistis nya, selamat membaca ....
Dio fandi pradika seorang cassanova yang terjebak di sebuah kampung yang jauh dari keramaian, dia di temukan oleh seorang pria yang misterius di dalam hutan, dan ia di bawa oleh pemuda itu ke luar dari hutan dan di bawa ke sebuah pondok sederhana yang berada di pinggir hutan.
pondok yang di tempati oleh seorang wanita cantik yang berhijab.
next...langsung ke episode satu ya readers
Mohon dukungannya ya ...HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDPJP 14
Dio menyorotkan lampu motornya ke arah empat pemuda yang ada di hadapannya, para pria itu semuanya membawa senjata tajam.
Hanifah melongok ke arah depan, dan hanifah langsung terkejut saat melihat ada empat orang pemuda yang salah satunya ia kenal dengan membawa clurit dan parang.
" Kang Abdul..." ucap Hanifah pelan.
" Kamu kenal mereka " tanya Dio.
Hanifah mengangguk " kang Abdul, tetangga ku di kampung, dia masih ada kerabat dengan pak lurah, tapi yang lain nya aku tidak kenal "
" Ada apa dengan kalian, kenapa kalian berdiri di tengah jalan " ucap dio lantang.
" Tinggalkan hanifah, atau kami akan memberimu pelajaran yang akan kamu ingat seumur hidup mu " sahut pemuda yang bernama Abdul.
Dio tersenyum dan menatap mereka tanpa rasa takut.
" Hanifah istriku, tak kan ku biarkan orang lain menyentuhnya dan aku tidak takut dengan ancamanmu" sahut dio.
" Bang**t kamu, berani sekali kamu menantang kami " ucap Abdul.
" Akhirnya aku menemukan lawan yang nyata, daripada berkelahi dengan setan lebih baik menghadapi lawan manusia hina seperti mereka " gumam dio.
Hanifah mendengar gumaman dio, dan menatap suaminya itu.
" Mas fandi..apa kamu akan menghadapinya?"
" terus kalau kita tak menghadapinya, apa yang harus kita lakukan, jalan kita pulang cuma arah situ " ucap dio.
" tenang saja, aku lebih suka menghadapi mereka dari daripada menghadapi hantu atau setan " ucap Dio.
" Maju kalau kamu berani orang asing " teriak Abdul.
dio menstandarkan motornya dan kemudian ia maju ke depan dan di ikuti hanifah.
" mundurlah han...ini bahaya" ucap dio .
" tapi mas mereka membawa senjata tajam, dan mereka sangat berbahaya, mereka juga yang sudah ...." ucap Hanifah khawatir dan memegangi lengan dio.
Dio menoleh ke arah Hanifah " mereka yang sudah apa ? " tanya dio.
" mereka yang sudah membuat mas hafid celaka ..." ucap Hanifah dengan nada yang begitu sedih.
" tenang saja ...aku akan baik-baik saja " Dio melepas pengangan hanifah .
Dio melangkah ke depan dengan tatapan tajam.
" Ayo...kalian ingin berkelahikan ayok aku ladeni, para tikus seperti kalian memang harus di berantas, hama hama kecil yang harus di singkirkan " ucap dio dengan senyum yang mengerikan.
Abdul yang mendengar itu langsung meradang.
" kamu orang asing berani sekali kamu berbicara seperti itu, apa kamu tak tahu siapa aku " ucap Abdul.
" Aku tak perlu tahu siapa kamu, tak penting buatku, para tikus seperti kalian hanya akan menyusahkan orang saja, dan perlu di basmi" ucap dio.
" Brengsek kamu, ayo serang dia " ucap Abdul.
Akhirnya keempatnya maju bersama dan mengayun kan senjatanya.
Dio yang sejak kecil di latih Papanya untuk menghadapi lawan siapapun, hanya tersenyum kecil sambil bergerak kesana kemari untuk menghindari serangan dari mereka, bagi dio ini adalah musuh kecil, ia bahkan sering menghadapi yang lebih kejam lagi yaitu para mafia kelas kakap yang ingin menghancurkan bisnisnya.
papanya selalu mengatakan bahwa bisnis itu kejam, saling senggol bahkan saling bunuh, maka dari itu papanya dio membekali ke dua putranya, tidak hanya ilmu bisnis tapi juga ilmu bela diri untuk mempertahankan keselamatannya.
satu lawan empat, kini dio sudah menumbangkan satu orang yang membawa parang dan kemudian mengambil parang tersebut untuk di jadikan senjatanya.
dio mengayunkan parangnya dengan ringan seperti sudah terlatih, hanifah yang melihat itu tersenyum kecil, matanya terlihat kagum dengan suaminya.
Sreett...ahhh...Abdul berteriak saat parang dio mengenai Lengannya, sehingga senjata yang di pegangnya jatuh ke tanah.
kedua teman Abdul langsung melihat ke arah Abdul yang kesakitan dan langsung menghentikan perkelahian itu dan menolong Abdul dan teman satunya yang juga sudah terluka.
Dio tersenyum tipis dan kemudian mundur perlahan.
" Hanya seperti itu kemampuan kalian..." ucap dio mengejek mereka .
" Brengsek kamu, akan aku habisi kamu ...ayo serang dia lagi, jangan biarkan dia hidup dan lempar tubuhnya ke hutan " ucap Abdul yang terlihat marah.
tapi saat mereka mau berdiri dan menyerang lagi, mereka berhenti terpaku dan mata mereka langsung terbelalak dan senjata yang mereka pengang terlepas.
Tubuh mereka berdiri kaku dan mata mereka terlihat ketakutan saat melihat sosok yang berdiri di belakang Dio.
Dan tiba-tiba Angin kencang seketika menghempaskan tubuh mereka berempat.
Keempatnya terpelanting keras ke belakang, tubuh mereka menghantam tanah dengan keras.
Dan sebuah bayangan putih besar berdiri di hadapan mereka berempat, mata merah menyala dan bayangan itu membuat tubuh mereka bergetar.
Abdul yang sudah terluka semakin kesakitan, ia meringis kesakitan dengan tubuh yang meringkuk kesakitan di tanah, darah terus keluar dari lengannya.
" bang**t kamu hafid ,sudah jadi bangkai masih merepotkan " gumam Abdul pelan sambil melirik ke arah bayangan besar itu.
Ketiga teman Abdul langsung berdiri dan membantu Abdul untuk berdiri dan akhirnya membawa abdul berlari.
Ke empatnya langsung berlari terbirit birit, tapi pelarian mereka tak terlihat mulus karena sekali kali terlihat mereka terjatuh karena bayangan putih besar terus mengejar dan sekali kali menyerang mereka .
" Cek...menganggu kesenangan orang saja, dasar hantu kepo ..." ucap Dio pelan, saat dia melihat bayangan itu pergi mengejar para brandalan itu.
Hanifah yang hanya melihat itu langsung mendekati fandi dan memindahi seluruh tubuh suaminya itu.
" Mas fandi apa ada yang terluka?" kata Hanifah.
" Aku tidak apa-apa, ayo kita balik nanti semakin malam "
" Astagfirullah aku belum magriban mas, ayo...tunggu sebentar mas, parangnya biar aku bawa, besok buat berkebun " kata hanifah sambil mengambil parang dan clurit yang tergeletak di atas tanah, dio hanya menggelengkan kepalanya melihat hanifah mengambil sajam itu.
Saat tiba di rumah waktu isya sudah berlalu, mereka berdua masuk ke dalam rumah mereka.
Hanifah mengeryitkan dahinya saat dia menyalakan Lampung dan melihat ada noda darah di bahu kiri suaminya.
" Mas fandi tunggu sebentar " Hanifah mendekati suaminya dan melihat ada goresan kecil di bahu dio.
" Mas fandi kamu terluka " kata hanifah panik .
" gak apa-apa hanya luka kecil " jawab dio.
" Mas bersihkan diri dulu habis ini aku obati " .
Dio mengangguk " oh iya aku tadi beli baju buat kita bukalah plastik itu " Hanifah melihat beberapa bungkus plastik yang di letakkan dio di atas kursi kayu.
kini setelah mereka membersihkan tubuh mereka dan hanifah sudah menjalankan ibadahnya, hanifah membawa sebuah tatakan kecil dan di atasnya ada sebuah tumbukan daun daunan yang di buat oleh hanifah untuk mengobati luka goresan di bahu dio.
" lukanya memang tidak lebar mas, tapi ini cukup dalam, kalau nggak di obati nanti bisa infeksi, tadi katanya tidak apa-apa, ternyata ada luka di bahu mu, tapi ngomong ngomong mas fandi sangat hebat, bisa mengalahkan mereka " ucap Hanifah sambil menempelkan obat itu di bahu dio.
keduanya duduk berhadapan di atas tempat tidur Hanifah, dio menatap wajah manis hanifah, dan menatap bibir hanifah yang berbicara dan sekali kali hanifah tersenyum tipis.
mata dio tak lepas dari bibir hanifah yang berbicara lembut, perlahan tangan dio yang satunya bergerak pelan menyentuh lembut bibir hanifah.
Hanifah langsung terlonjak dan terpaku menatap mata dio yang juga sedang menatapnya, tak ada suara apa pun di sana hanya keheningan yang tercipta.
perlahan dio mendekatkan wajah nya ke arah wajah Hanifah yang masih diam terpaku, dengan perlahan bibir dio menyentuh bibir hanifah, mata hanifah langsung membola dan tubuhnya menegang.
perlahan tangan dio meraih tengkuk Hanifah dan menekannya.
Praaanggg ......
#####
Assalamualaikum readers HAPPY READING jangan lupa jejak cintanya.
intip juga karya otor yang lain ya.
istri sang pewaris
mengejar cinta istri tetangga
Aku yang kau lamar dia yang kau nikahi.
TERDAMPAR DI PONDOK JANDA PERAWAN.
hanifah kasian banget hidupnya dikelilingin orang" toxic, parahnya lagi mau diusir karena menyebabkan malapetaka/kesialaan bagi warga desa...
tapi dio akan ada selalu bersama hanifah menjadi garda terdepan untuk melindunginya.....
Semoga permasalahan dio cepat selesai bawa pergi hanifah ketempat yang aman....
seru nih pengalaman reyhan dan nino dihutan wingit hahaha berasa uji nyali
lanjutkan Thor, tetap semangat ngajarnya 💪
ternyata apa yang dbilang dio itu benar mama nya penakut...
semoga saja dio bisa kembali bertemu dgn ortuanya dengan membawa hanifah...