Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 10
Terjadi sedikit percekcokan hingga membuat Grey menaikkan suara nya, lalu kemudian ponselnya di tutup dengan segera, saat itulah datang sebuah mobil menjemputnya.
*
*
Satu bulan berlalu, keadaan Sella masih tetap sama, namun Victoria tak pernah berputus asa, selalu mendampingi putrinya siang dan malam, berbicara hal-hal indah yang sudah di lalui bersama.
"Maaf Nyonya Victoria, penawaran tertinggi sudah dilakukan" seseorang yang baru saja bertemu di ruangan tunggu Rumah sakit itu menjelaskan.
"Baik, Jual Rumah itu, aku sudah tidak punya aset yang tersisa, hanya itu" ucap Victoria memutuskan dengan cepat.
Tagihan Rumah Sakit, Pelunasan hutang yang harus segera di bayarkan, membuat Victoria akhirnya memutuskan menjual semua asetnya tanpa sisa.
Victoria menatap Sella yang masih terbaring dengan peralatan medis terpasang seperti biasanya, ada senyuman di berikan, Victoria tak patah semangat.
"Mommy akan berjuang untuk mu sayang, tolong Sella juga jangan menyerah, Mommy membutuhkan mu, tolong" ucap lirih Victoria sambil memegang tangan putrinya dan menciumi nya.
Saatnya Beristirahat, Victoria bergantian dengan salah satu pelayan yang masih mau bekerja padanya dengan gaji yang jauh sedikit dari sebelumnya, hanya seorang saja, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membantunya.
Kaki jenjangnya keluar dari ruangan ICU, berjalan menyusuri lorong satu ke satunya hingga melewati beberapa ruang pemeriksaan lainya.
Namun beberapa saat kemudian dirinya berhenti, melihat seseorang yang di kenalnya, tepatnya seorang wanita yang entah bagaimana bisa berkhianat dengan merebut Restoran besar milik suaminya.
"Gracia?" ucap lirih Victoria dan segera merapat ke dinding di sebelahnya.
Bukannya takut untuk bertemu, tapi Victoria ingin tau apa yang dilakukan wanita tak tau diri itu periksa di sebuah ruangan yang khusus untuk pemeriksaan Kandungan.
Tak berselang lama, saat Victoria masih terdiam di tempatnya, tiba-tiba saja mendengar suara yang memanggil nama Almarhum suaminya.
"Nyonya Ricardo?" ucap lirih Victoria saat melihat Gracia berdiri dan masuk ke dalam sana.
Jantung Victoria berdetak hebat, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, kenapa nama panggilan yang biasa untuknya, juga di miliki oleh Gracia, lalu tempat ini, kenapa Gracia ada disini, jelas ada sesuatu dengan Rahimnya bukan?
"Jangan-jangan, Tidak, itu tidak mungkin, ini hanya pikiran konyol ku saja" ucapnya lirih untuk meyakinkan dirinya sendiri.
Waktu terus berjalan, sepuluh menit kemudian, Gracia keluar, berjalan dengan bibir yang di penuhi senyuman, satu tangannya sempat membelai lembut perutnya sebelum melangkah.
Victoria sudah tak tahan lagi, dengan cepat menyusul keberadaan Gracia untuk mengklarifikasi, kenapa ada panggilan Nyonya Ricardo untuk nya.
"Tunggu!" teriak Victoria di saat menemukan tempat yang tepat, sepi dan tak ada seorangpun lewat untuk saat ini.
Gracia menoleh, terkejut sesaat, namun kemudian dengan tatapan kesombongan menyambut kedatangan Victoria.
"Oh, Rupanya kau" ucapnya.
"Iya, kebetulan sekali kita bertemu, dan telingaku menangkap panggilan aneh untuk mu, Nyonya Ricardo?" Victoria terus mendekat dengan tatapan dinginnya.
Berbeda dengan Gracia, justru saat ini malah menunjukkan senyumannya, senyum keangkuhan dan kemenangan.
"Jadi?"
"Jelaskan padaku" jawab Victoria.
"Oh baiklah, aku juga sudah lelah menyembunyikan semuanya darimu, tidak ada gunanya juga sekarang ini, dan dengar baik-baik" Ucap Gracia, memberi jeda kalimatnya dengan membalas tatapan Victoria.
"Aku hamil, dan di dalam rahimku ini ada darah Tuan Ricardo, maksudku adalah Almarhum suami mu"
BLAR
Bagai petir yang menyambar, kaki Victoria sampai harus mundur selangkah untuk menyeimbangkan tubuhnya.
"A-Apa kau bilang?, Sandiwara apa lagi yang kau mainkan?!" ucap Victoria dengan suara yang bergetar.
"Aku selalu di dampingi suamiku saat periksa di Rumah Sakit Elit ini, Ricardo juga yang mencarikan tempatnya, tidak percaya?"
Gracia memberikan semua catatan pemeriksaan, jelas di sana ada tanda tangan Ricardo saat melakukan pembayaran ataupun pendampingan pemeriksaan.
Dada Victoria terasa sesak, membuka lembar demi lembar dengan tangan yang gemetar.
"Tidak mungkin, Ricardo tak mungkin mengkhianati ku, ku bohong!" teriak Victoria pada akhirnya.
Namun bukan penyesalan ataupun permintaan maaf yang keluar dari mulut Gracia, justru tawa dan sorot mata kemenangan ditunjukan saat itu juga.
"Itulah kenyataannya Victoria, dan bahkan aku mengandung anaknya, tidak seperti mu, wanita tidak sempurna yang hanya di panggil istri karena mengasuh anak sambung"
"Diam kau!, sungguh keterlaluan, wanita serakah, apa kau lupa, siapa yang memilihmu mendapatkan pekerjaan?, dasar manusia tak tau terimakasih"
"Terserah kau mau bilang apa, yang jelas aku lebih dipandang mampu oleh mereka, hingga banyak yang mendukungku mendapatkan restoran itu, karena mereka tau, aku juga bekerja cukup keras di sana, tidak sepertimu, hanya menerima uang dari jerih payah Ricardo saja"
"Kau pikir aku mau melakukan hal itu?, aku tidak bekerja apapun karena permintaan suami ku, bukan keinginan ku, aku tidak bekerja karena seorang gadis kecil yang harus aku jaga dengan penuh kasih sayang karena menjaga diri traumanya kehilangan Mommy nya, dan aku yakin, wanita seperti mu tak akan paham dengan hal itu"
"Oh ya?, jangan lupa, aku sekarang mengandung dan akan melahirkan seorang anak, bagaimana dengan mu?"
"Kita lihat saja nanti"
"Baiklah, dan aku sekarang lega, tidak ada yang aku tutupi lagi darimu, soal hubungan ku dengan Ricardo dan juga anaknya, semua sudah kau ketahui"
"Dan jangan pikir aku bisa percaya begitu saja"
"Silahkan mencari kebenarannya versimu sendiri nyonya Victoria, dan aku pastikan, kau akan kecewa"
Victoria dengan hati yang hancur pergi dari sana, mulut wanita gila yang sudah bercerita dengan bangga akan perselingkuhannya membuat tubuhnya semakin tak kuasa menahan segalanya, hingga tiba di rumah Victoria seketika terjatuh.
Beruntung tak berapa lama, Victoria sudah sadar kembali, disana ada Grey yang sudah duduk di sampingnya.
"Bagaimana keadaan mu, kenapa melakukan perjalanan sejauh ini sendirian?"
Tak langsung menjawab, Victoria segera bangkit, menahan kepalanya yang sedikit nyeri, lalu setengah duduk mengambil posisi ternyaman saat ini.
"Aku butuh baju ganti dan sebagainya, jadi harus pulang" Victoria menjawab sambil melihat wajah Grey.
"Ada apa?" tanya Grey yang bingung dengan tatapan yang didapati nya.
"Kau mengenal sekretaris suamiku bukan?"
"Sekretaris Ricardo?" ada keterkejutan di wajah Grey, dan hal itu tertangkap oleh penglihatan Victoria.
"Sepertinya kau sudah tau"
"Vic, jelas aku kenal karena Ricardo sering bersamanya saat menemui ku, memangnya kenapa?"
"Dia mengandung anak Ricardo"
"Apa?!" Grey terkejut akan perkataan Victoria.
"Semua bukti sudah ada, bahkan tanda tangan suamiku ada di beberapa bukti pembayaran yang sudah dilakukan beberapa kali di rumah sakit saat pemeriksaan kandungannya, ya Tuhan, kenapa aku sangat bodoh" ucap Victoria berusaha menahan air mata yang berusaha keluar karena sakit hati yang dialami.
Grey masih terdiam, hanya mengamati reaksi Victoria saat ini, lalu tepukan punggung di berikan untuk menguatkan.
"Semua sudah terjadi, Ricardo juga sudah tiada, percuma jika hanya menyesali, kuatkan hatimu Vic"
Victoria mengangguk, lalu berdiri dan mengambil tissu yang tak jauh dari sana, membersihkan air matanya dan merapikan dirinya.
"Terimakasih sudah menemaniku disaat seperti ini, maaf merepotkan mu Grey, dan aku akan bersiap untuk pindah segera karena rumah ini juga sudah ada yang membeli"
"bagaimana kalau sementara tinggal di Apartemen ku?"
"Tidak, aku sudah mendapatkan tempat baru di dekat Rumah Sakit, sebuah Apartemen yang cukup nyaman untuk ditinggali saat ini"
"Oh baiklah, berarti lumayan jauh dari tempatku"
"Untuk saat ini fokusku pada kesembuhan Sella, itu saja"
"Hem, aku tau" Grey mengangguk dan memberikan senyumnya.
Jangan lupa like vote komen dan tonton iklannya.
Bersambung.