'Menikah dengan kakak ipar bukanlah keinginan ku, tapi kenapa?? kenapa pandangan semua orang menjadi kian buruk hanya karena diriku menerima permintaan dari para orang tua demi bisa menyelamatkan mental keponakan ku?? aku-, diriku memang memiliki perasaan terhadap pria itu, tapi aku sama sekali tak memiliki niatan untuk merebut hati pria itu dari siapapun!! diriku bahkan telah lama mengubur perasaan ku dalam-dalam, karena-, ia adalah suami dari seorang wanita yang telah menyelamatkan kehidupan ku ...,'
'Saat langkah serta takdir kehidupan semakin terasa mencekik, kemana lagi aku harus pulang?? bayi yang ku besarkan-, apa aku mampu menyatakan semua kebenaran ini?? tapi jika diriku terus bungkam, bagaimana dengan nasib kak Wimie? wanita lemah lembut yang memungut serta menjadikan ku sebagai seorang adik perempuan yang ia banggakan!! tapi Tuan Louis?? aku-, getaran hatiku masih saja sama saat ia tiba-tiba menggenggam tanganku untuk pertama kalinya!! apa aku egois??' ~Hannah~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hingga Tiba Saatnya Nanti-, Mari Jangan Khawatirkan Apapun ...,
Kesibukan yang sama, langkah yang sama!! Hannah sama sekali tak menyadari apapun tatkala Louis dan juga kedua bocah kembar itu terus melempar pandangan ke arah gerak tubuhnya yang selalu menguasai area dapur dan berkeliling meja makan.
"Daddy-, apa kau melarang Hannah untuk duduk di meja ini bersama kita??"
"A-apa?? apa maksud mu, sayang??" gumaman lirih dari bibir Fabio seketika membuat Lulus Ferdinand mengalihkan pandangan ke wajah sendu sang putra.
"Kenapa Honig selalu terlihat sibuk menyiapkan apapun untuk kita?? bukankah ada bibi Buzaya?? apa Honig juga merupakan seorang asisten rumah tangga di rumah kita ini, daddy??" Fabio tertunduk lesu setelah meletakkan garpu yang sempat ia genggam.
Fabio-, ia bahkan mempertanyakan hal ini?? maafkan daddy sayang, ini-, mungkin memang kesalahan daddy,
"Fabio!! aku mendengar perkataan mu, wahai Tuan Muda!! asisten rumah tangga, itu bukan hal buruk kan?? ini-, hidangan penutup!! kau menginginkan puding strawberry, bukan??" Hannah yang tiba-tiba muncul dengan wajah sumringah serta mengacak rambut Fabio dihadapan nya justru membuat Louis merasakan kesakitan.
"Puding strawberry!???"
"Eeheem!!! dan ini untuk mu Leah!!"
"Bukankah kau berkata akan membuatkan puding ini lebih awal, Honig??" Leah berbicara dengan wajah datar tatkala Hannah meletakkan sepotong puding tepat di atas piring saji miliknya.
"Sebenarnya-, diriku telah menyiapkan nya dari kemarin!? tapi-, karena aku mendengar berita dari dokter perihal gigi susu mu yang mengalami sedikit masalah, aku jadi sedikit ragu untuk menyajikan nya!! maaf, ya!??"
"Hannah, duduklah terlebih dahulu, kau-, juga belum memiliki makan malam bukan??" Louis Ferdinand yang biasanya jauh lebih pendiam akhirnya turut membuka suara tatkala perutnya mulai terpuaskan oleh rasa masakan yang disajikan oleh sang istri kedua.
"Maaf daddy!! aku belum bisa duduk sekarang!! kau lihat kan-, salad buah dengan saus alpukat yang selalu kau inginkan, aku belum menyajikan nya!! maaf karena makan malam ini kali ini sedikit terlambat-, aku ...sempat melakukan kecerobohan, jadi-, beberapa hidangan pesanan kalian menjadi terbengkalai, kalian tak akan mengomel kan??"
"Honig!!? kau harus makan malam bersama kita!! ayolah!!! aku sungguh ingin bisa menikmati makan malam di meja bersamamu,"
"Baiklah!! Aku akan menyuapi mu terlebih dulu, wahai Tuan Putri!!"
"Tidak Honig-," pergerakan Hannah pun terhenti saat Leah menampik pelan suapan dari pergelangan tangannya, gadis kecil itu justru turun dari kursi meja makan dan turut berlutut di lantai bersama Hannah.
"Leah!! apa yang kau lakukan sayang?! kau bisa kedinginan!"
"Bagaimana dengan dirimu sendiri, Honig?? apa kau tidak kedinginan??"
"Aku-, menyukai cuaca dingin!! berbeda dengan mu, kau memiliki beberapa alergi yang cukup sulit kita kendalikan bukan??" Hannah kembali berbicara dengan cukup lembut saat Leah terus menatap ke arahnya.
"Honig!! kenapa?? kenapa kau bersikap seperti ini?? haruskah kita makan dikamar saja supaya kita bisa duduk bersama??"
"A-apa?? Leah-, "
"Aku tidak tahu, tapi-, apa ada seseorang yang tidak menyukai jika kau duduk disini bersama kami Honig?? teman-teman ku selalu bercerita bahwa mereka memiliki suasana makan malam yang hangat dan menyenangkan!! dengan kedua orang tua yang berada di sisi mereka!! aku-, aku juga ingin merasakan hal semacam itu Honig!!! bukankah dirimu berkata bahwa kami bisa menganggap mu sebagai seorang ibu bagi kami??"
"Leah-, bukankah kita juga melakukan nya?? aku bahkan selalu ada disini,"
"Tidak!!! kau selalu memilih untuk makan seorang diri!! jika tidak-, kau akan makan lebih awal sembari berdiri di depan meja dapur!! bukan disini! kenapa Honig??? apa salahnya???"
🩵Wimie-, sampai kapanpun!! tolong jangan memasuki tempat dimana seharusnya Wimie berada, ingat Hannah!! kau-, hanya perlu menjaga dan merawat kedua putra-putriku!! kau juga harus mengetahui batasan mu!!menjadi istri kedua, bukan berarti kau akan mendapatkan perlakuan yang sama dari diriku, kau mengerti kan??
"I-itu??" kalimat Hannah pun terhenti, ada raut wajah kesedihan bercampur bingung saat ia membelai surai rambut dari Leah yang kini menampilkan wajah frustasi.
Maafkan aku Leah, maaf ...
"Honig!! aku menyayangimu!! sungguh!! aku mohon!! duduk dan makanlah bersama kami!! dirimu-, aku tak ingin kau memberikan jarak pada kami Honig!! apa sebenarnya yang kau rencanakan?? kenapa kau membuat ku takut?!!"
"Honig!! apa kau benar-benar akan meninggalkan rumah ini suatu saat?? apa kau tega meninggalkan kami?? bagaimana jika-,"
"Tuan Muda-, apa yang kau katakan?? bukankah aku telah berjanji akan menemani kalian hingga mommy Wimie kembali?? hingga saat itu tiba-, mari jangan khawatirkan apapun, hmmmm???"
"Honig,"
"Mommy Wimie-, ia sangat membutuhkan dukungan dari kalian saat ini, jadi-, tolong jangan menangis, mommy kalian, dia juga sangat menyayangi kalian Leah, Fabio!! jika pun suatu saat-, Honig harus pergi!! percayalah!! kasih sayang serta kehangatan dari mommy Wimie, pasti akan jauh membuat kalian merasa nyaman, kalian tak akan kehilangan apapun sayang!!"
"Tidak Honig!!! aku ingin kau tetap bersama kami!!!"
Leah dan juga Fabio yang merengek diiringi dengan derai air mata seketika membuat Hannah mendekap tubuh mungil sang keponakan dengan gemetar.
Apa yang telah ku rencanakan?? Leah? Fabio? maafkan aku sayang, Honig mu ini-, dia bukanlah gadis yang baik!! jika sampai diriku mengikuti kata hati dan duduk bersama kalian, maafkan aku ...
Akan ku pastikan tak ada kenangan apapun yang tertinggal tentang ku di rumah ini,
Tenggorokan Hannah tercekat!! Leah yang masih sesenggukan dalam dekapan nya membuat ia kembali berdiri tegak bersama Leah dalam gendongan serta Fabio yang mengikuti langkah sembari menggenggam jemari tangan kanan Hannah.
Hannah?? maafkan aku Hannah!! apa kau sengaja membatasi diri karena perkataan ku saat itu?? aku-, memang pria yang tak tahu diri!!
Louis turut beranjak tatkala netra biru laut miliknya perlahan terasa memanas, pria itu melangkah linglung menuju ruang kerja pribadinya.
*****
'Apa kau baik-baik saja?? tak apa-, kemarilah!! tidak akan ada yang memukul mu lagi, aku berjanji!!'
💜'Kau-, bagaimana kau tahu bahwa aku mendapatkan beberapa perlakuan kasar Nona??'
'Saat pulang sekolah aku sering melintas di tempat ini, awalnya-, aku tidak ingin terlalu ikut campur! tapi-, kenapa lelaki itu selalu memukul mu?? kau-, bahkan telah memohon ampun, aku sungguh tak bisa membayangkan jika hal ini terjadi padaku, jadi-, aku sengaja melakukan pengamatan sebelum akhirnya benar-benar melaporkan ulah lelaki itu pada pihak berwajib! aku-, namaku Wilhelmina!! kau bisa memanggil ku dengan sebutan Wimie!!!'
Senyuman tulus dari wajah Wilhelmina yang kembali terukir jelas dalam ingatan akhirnya membuat kelopak mata indah milik Hannah terbuka,
Kak Wimie, kau akan kembali pada mereka kan kak?? tolong jangan membuat mereka menunggu lebih lama lagi ...
Tuan Louis, ia sudah cukup menderita dalam beberapa tahun ini, pria itu-, dia amat merindukan mu, kak!
Hannah menghela nafas dalam, tubuhnya yang terbaring tepat di antara Leah dan juga Fabio membuat Hannah tak mampu membuat banyak pergerakan.